Selasa, 30 September 2014

Trip to Sepanjang Lintas Timur, Bangka Induk

Diposting oleh Unknown
Bangka, 13 Agustus 2014

Bulan Agustus tahun 2014, masih dalam suasana liburan, tentunya saya masih berada di Bangka. Dan banyak postingan, update status, timeline para mahasiswa Bangka yang merantau di Jakarta dan sekitarnya seperti ini “ I am in Bangka, Bangka I caming, dan banyak lagi yang lainnya. Barangkali, kami yang perantau ini sangat merindukan Bumi Bangka. Ya, memang benar begitu. Sangat merindukan.

Nah, kali ini saya berbagi pengalaman tentang petualangan dua kakak beradik yaitu saya dan adik saya sela. Petualangan yang saya anggap iseng juga. Berawal dari kami akan pergi ke kantor polsek kecamatan Merawang untuk mengurus SKCK sela untuk salahsatu berkas persyaratan masuk kuliahnya. Tiba di kantor polsek tersebut, ternyata mati lampu sehingga urus mengurus pun ditunda. Sudah mnejelang siang, agenda kami pun masih tidak terencana. Oke, kami memutuskan untuk berpetualangan di Sepanjang lintas timur dan bersemangat untuk mengambil foto-foto yang bagus. Tidak menuggu-nunggu lagi,  tancap gaslah kami dengan sepeda motor vega merah kami yang selalu setia. Tepat  Kantor polsek Merawang yang terletak di Batusrusa, kami langsung menuju Pantai Air Anyir. Sebentar saja disini, kami mengambil foto-foto yang menarik. Terhampar ilalang dengan bunganya yang menguning begitu menyejukkan mata kami.


Tak berapa lama, sudah puas memanjakan mata dengan hamparan ilalang kami melaju menuju Pantai Tikus yang tidak jauh dari Pantai Air Anyir, karena sejumlah pantai berderetan di Sepanjang Listas Timur Bangka Induk ini. Kami harus melewati tebing Batu Ampar yang cukup menanjak, terlihat bentangan hijau dari perkebunan sawit. Sepanjang perjalanan menuju Pantai Tikus,  mata kami tertarik oleh kebiruan genangan air di pinggir jalan tersebut. Saya sangat takjub melihatnya, nyata biru seperti langit atau air laut. Tetapi genangan air yang biru itu bukan laut, kami belum sampai di Pantai Tikusnya.


 Saya juga seakan tidak percaya bahwa genangan air yang biru itu adalah air kolong atau camui yakni kubangan bekas tambang timah. Kawan-kawan barangkali sudah pernah atau sering mendengar hancurnya Bangka Belitung oleh tambang timah yaitu terdapat kubangan-kubangan bekas tambang timah atau dibangka disebut dengan bekas camui. Kenyataannya memang begitu. Menyedihkan. Namun jangan terlalu larut dalam kesedihan kawan. Bukan berarti kita acuh tapi semua ada jalan dan solusi jika kita mau melakukan dan sadar. Oh iya, yang lebih membuat saya gedek juga ada yang menggelarkan Bangka Belitung pulau seribu Kubangan. Ini mengenaskan. Yang tadinya gelarnya pulau timah hingga timah yang memulau di Pulau Bangka.


Nah, kembali lagi dengan genangan air yang biru tadi. Ya. Airnya yang biru mengajak kami berhenti dan menghampirinya. Wow. Sungguh menakjubkan. Tak lupa juga kami mengambil foto.  Sungguh ironi, diantara seribu kubangan kami menemukan kubangan yang indah. Ah saya tidak pandai merangkai kata-kata lagi. Puas di kebiruannya kami melanjutkan kembali perjalanan kepantai tikus.
Lima belas menit tiba lah kami di Pantai Tikus. Wah, tak disangka saya merasa seperti berada di Thailand. Lebay deh. Ah gak kok ada juga seperti di Taman Mini Indonesia Indah. Sering saya dilihat dipostingan beberapa teman di facebook atau twitter,  ternyata ini tempatnya. Saya pikir berada diluar Bangka kenyataannya bukan. Ya, terdapat Pagoda atau klenteng yang megah  dan mirip sekali seperti di Thailand. Walaupun saya belum pernah kethailand saya melihat dari postingan teman-teman. Kelenteng ini merupakan tempat beribadah masyarakat konghucu di Bangka. Dari atas kelenteng tersebut, kami bisa melihat bentangan laut lepas yang biru dan pantai tikus yang indah menawan. Salah satu ciri khas pantai-pantai di Bangka Belitung yakni bebatuan yang tertata alami oleh alam sangat cantik. Kami mulai menyususi pantai tikus dan kami memetik buah endemik Bangka Belitung yang tumbuh sendiri. Sekarang sudah mulai langka karena sudah banyak hutan dibabat, dan tidak seperti dulu lagi, buah ini jarang dipetik oleh anak-anak seumuran SD karena perkembangan zaman, mereka jarang bermain diarea hutan. Karena sesuai dengan fakta, anak-anak sekarang lebih suka di rumah menonton tv, bermain psp atau gadget lainnya.  Kami menamakan buah tersebut adalah buah karaduduk dan saya juga belum menemukan nama ilmiah dari buah karaduduk ini. Buahnya seperti buah anggur namun tidak berbuah ditangkai yang sama. Hitam jika sudah matang,hijau muda jika masih mentah dan muda.  Rasanya manis, ada juga yang masih hijau kami makan untuk obat saki perut. Bermanfaat kan.


Tidak terasa letih dan waktu pun sudah menjelang sore kami beranjak pulang. Setelah pantai tikus ada juga pantai gita, pantai kalo’, yang tak kalah menawannya. Menikmati angin segar dari laut dan bukit hijau Rebo, seolah penat ini terbawa angin dan menjauh dari badan kami. Lega. Saya seakan ingin berteriak sekuat-kuatnya.  Sebelum memutuskan pulang kerumah, kembali lagi mata kami tertari oleh genangan air yang hijau pekat.  Ya, masih sama seperti genangan air yang bru tadi. Kubangan bekas timah yang satu ini airnya berwarna hijau pekat dari kejauhan dan airnya sangat jernih.  Menakjubkan lagi.  So, what waiting for? Take a picture. Olala. 

Nah, kembali lagi dengan 1000 kubangan bekas tambang timah di Bangka, sudah dua warna yang sangat menarik. Ini bukan suatu bekas yang bermanfaat saja namun bisa disulap menjadi tempat memanjakan maata, rekreasi bersama sahabat atau pun turis dalam negri maupun luar negri hal ini hanya ada di Bangka Belitung lo. So, Come hereJ. Tidak hanya biru dan hijau, masih banyak warna yang lain yang belum saya explore. Baiklah, diantara 1000 kubangan yang mengenaskan Tuhan masih menyajikan beberapa keindahan darinya. Tinggal bagaimana kami dan kita manusianya yang mengembangkan keindahan tersebut sehingga menjadi potensi pariwisata, eco-tourism dan menjadi peluang untuk meningkatkan ekonomi kita.


Well, semua yang bekas gak semuanya mengenaskan. Dan, tanpa malu-malu cacing yang berada diperut kami berdendang itu tandanya lapar dan kami pun melaju pulang. Ini lah keindahan di sepanjang lintas timur Bangka Induk. 

0 komentar:

Posting Komentar

 

Aluna Alanis's Life Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting