Good Morning Mentok. Saya seolah
tak percaya bahwa bangun pagi ini saya berada di Mentok. Lebay deh. Gak
juga.hahha.Masih bersama rombongan
backpacking kami, kami bangun pagi-pagi dan sarapan juga. Terimakasih rizki,
sudah menyiapkan kami sarapan. Padahal kalau backpacker gak usah disipkan
segala, carai sendiri. Tapi kebaikan hati kamu, menambah semangat kami.
Berdasarkan planing hari ini kami akan berkeliling Mentok. Sayangnya, rizki dan
teman-teman baru kami tidak bisa ikut. Mereka punya kesibukan, agenda dan tugas
masing-masing. Beranjak dari kontrakan
rizki, kami pamitan dan mengucapkan banyak terimakasih. Perpisahan yang tidak
diinginkan. Beginilah ada pertemuan ada perpisahan. Sampai ketemu lagi rizki
dan teman-teman baru kami.we will miss you.
Kami memulai trip kami dari
simpang RSUD Mentok. Kami mulai berjalan, yang awalnya kami menunggu angkutan
umum untuk kepusat kota. Agak lama menunggu belum kunjung datang, kami
memutuskan untuk berjalan kaki sesampai ada angkutan umum lewat. Baru beberapa
langkah, bebrapa dari kami memilih kepinggir jalan untuk memtik buah karaduduk.
Hitam-hitam manis. dan melanjutkan lagi perjalanan kaki kami.
Kemudian
terlintas ide saya untuk menumpang mobil pickup yang lewat, tak berapa lama ada
mobil pickup yang lewat dan kami menyetopnya. Mobil pickup tersebut berhenti
dan langsung bertanya kepada sopirnya. Apakah mobil ini lewat pusat
kota?kemudian abang sopirnya mengatakan bahwa dia akan pergi ke tanjung kalian.
Wow. Ini lah yang menjadi tujuan kami, tanjung kalian. Beliau mengiyakan kami
menumpang mobilnya. Naik lah kami penuh semangat. Mobil pickup yang berisikan
mesin penuh oli dan kami menyelip dibelakangnya. Kami tertawa dan bergurau sepanjang
perjalanan ke tanjung kalian. Ini baru backpacker aseli salahsatu dari kami
berseru. Terasa puas rasanya bisa menikmati udara kota Mentok. Jalan menuju
tanjung kalian sangat ektrim, tikungannya tajam-tajam dan menanjak.
Kami
menikmati perjalanan ini.Sekitar 30 menit kami tiba di
tanjung kalian, tepatnya masuk diarea pelabuhan karena mobil yang kami tumpangi
merupakan milik pengelola pelabuhan. Kami turun dari mobil dan bersalaman dan
mengucapkan terimaksih kepada pak sopir untuk tumpangannya. Berkat beliau kami
sampai ditanjung kalian dengan gratis.haha.Kami mulai beraksi menjadi
wisatawan, asyik.. kami menuju pantai, namun tak sekedar jalan-jalan dan tidak
sah kalu tidak mengambil foto-foto baik itu selfie maupun closeup.hehehe. ya,
kaki kami menginjak tanah pantai tanjung kalian yang berhias batuan, mercusuar
nan tinggi kokoh, dan ada beberapa kerangka kapal perang padasaat perang dunia II dulu. Pantai ini
penuh dengan sejarah perjuangan untuk kmerdekaan RI. Terlihat beberapa kerangka
kapal yang tersisa sudah sangat karat. Kami juga melihat orang berlalulalang
menuju kapal tujuan palembang dan lampung. Pelabuhan ini sangat ramai.Kami menyusuri pantai tanjung
kalian kemudian pantai asrama yang mungil. Dan kami berniat untuk naik
kemercusuar. Kami dikenakan tiket masuk Rp 5.000/orang untuk naik ke mercusuar.
Ternyata bukan hanya rombongan kami yang masuk, masih banyak lagi rombongan
yang lain. Seratus lebih anak tangga, kerasa kaki kami pegal-pegal dan nafas
sedikit ngos-ngosan. Semua tu terbayar ketika kami sudah sampai ditas puncak
mercusuar. Alam yang indah, kami melihat kota Mentok yang sesunguhnya. Amboi.
Angin kencang membawa pobia ketinggian saya hilang. Kami sedang berada diujung
barat nya Bangka Belitung. Terimakasih Tuhan, saya bisa berada disini. Sudah
puas menyaksikan Mentok dari atas sana, kami pun turun bersama dan istirahat di
teras rumah petugas disana. Sekitar setengah jam kami istirahat dan sholat
zuhur. Setelah itu kami akan melanjtukan trip kembali. Kami sudah makan dan
memang membawa bekal. Setelah memulihkan tenaga dan
semangat kami melanjutkan trip ke arah kanannya pantai tanjung kalian. Kami
menyusuri pantai batu berakit, terdapat perahu-perahu nelayan yang
berwarna-warni. Kalau kami terasa letih kami berhenti sejenak untuk sekedar
makan dan minum. Kami bermaksud menyusuri sepanjang pantai tanjung kalian sampai pelabuhan.
Melihat dari jauh memang terlihat dekat padahal kaki kami mulai terasa
pegal-pegal.
Jika benar-benar diukur kami telah berjalan sesudut dari pulau
Bangka. Kami melewati rumah-rumah nelayan. Kami juga beristirahat dan membeli
es di rumah penduduk sembari melanjutkan perjalanan sampailah kami di depan
rumah mayor cina tua, namun masih terawat. Setelah mengambil beberapa foto kami
menuju terminal ermaksud menanyakan bis kepangkalpinang yang terakhir. Setelah
bertanya, ternyata itu bis terakhir yang akan berangkat jam 16.00 WIB. Pudar
lah keinginan kami untuk kemenumbing karena waktunya sudah tidak mungkin lagi.
Jadi, tripkemenumbing kami undur untuk trip selanjutnya. Setelah membeli tiket,
kami jalan-jalan dulu ke taman kota Mentok dan museum timah.
Di taman Kota
Mentok, kami naik tugu Soekarno, tugu
proklamasi dan taman khas dan lambang kota Mentok. Dan kami juga mengunjungi
Museum timah yang baru satu tahun diresmikan. Suasananya seperti kota tua nya
Jakarta, malam juga begitu. Disana kami melihat banyak sejarah timah, perang
dunia II, dan sejarah kemerdekaan RI. Didepan stasiun pun banyak pameran
fotografi oleh pemuda Mentok. Setelah puas berkeliling museum kami menunggu bis
untuk pulang. Ya, kami harus meninggalkan kota Mentok yang penuh sejarah ini.
Lain kali kalau ada waktu kami berkunjung kembali, karena menumbing masing
menunggu kehadiran kami. Kami naik bis, dan kami mendapat tempat duduk semua,
semua bisa beristirahat.
Bye Kota Mentok, embun yang menyelimuti menumbing
tersenyum dan melambai agar kami singgah namun apadaya waktu sudah sore kami
harus pulang. Backpacking trip to mentok pertama kami ini sangat ebrhasil,
berkesan dan penuh cerita, penuh cinta.
So, do you want to join our next trip?
Wait for it!!
Untuk melakukan taveling, trip,
backpacker saya terinspirasi dari banyak travelwriter, teman dan tulisan
sederhana abang kami yang bernama suryandaru ini.
“Saya selalu menyarankan ini, jika kalian masih muda, punya banyak waktu luang, tidak memiliki terlalu banyak keterbatasan, maka berkelilinglah melihat dunia. Bawa satu ransel dipundak, berpindah-pindah dari satu kota kekota lain, dari satu desa kedesa lain, dari satu lembah kelembah lain, pantai, gunung, hutan, padang rumput, dan sebagainya. Menyatu dengan kebiasan setempat, naik turun angkutan umum, menumpang menginap dirumah-rumah, selasar mesjid, penginapan murah meriah, nongkrong dipasar, ngobrol dengan banyak orang, menikmati setiap detik proses tersebut. Maka, semoga pemahaman yang lebih bernilai dibandingkan pendidikan formal akan datang. Dunia ini bukan sekedar duduk didepan laptop atau HP, lantas terkoneksi dengan jaringan sosial yang sebenarnya semu. Bertemu dengan banyak orang, kebiasaan, akan membuka simpul pengertian yang lebih besar. Karena sejatinya, kebahagiaan, pemahaman, prinsip-prinsip hidup itu ada dalam hati kita. Kitlah yang tahu persis apakah kita nyaman, tenteram dengan semua itu. Nah, kalau kalian punya keterbatasan, lakukanlah dalam sekala kecil, jarak lebih dekat, dengan pertimbangan keamanan lebih prioritas. Itu sama saja. Lihatlah Dunia, pergilah berpetualangan, perintah itu ada dalam setiap ajaran luhur.”
Begitu kena dan menginspirasikan. Jangan tunggu lam-lama lagi kawan. Selamanya kita tidak muda.:)
0 komentar:
Posting Komentar