Bangka, 31 Agustus 2014
Iseng , wah ini ada-ada saja.
Trip kok iseng gitu. Kata salah satu teman saya yang melihat postingn foto saya
difacebook. Saya beri hastag #isengtrip. Kenyataannya memang iseng kok.
Hari minggu tetap jadi hari
libur. Sebelum subuh saya sudah bersiap-siap dari Asrama ISBA Jaya dimana
merupakan tempat tinggal saya di Jakarta, pagi ini saya akan terbang kembali
keBangka. Saya satu minggu di Jakarta dan bermaksud pagi minggu ini balik lagi
ke Bangka karena masih ada pekerjaan di Bangka.
Sesampai di bandara sembari menunggu boarding saya mengeluarkan pena dan
kertas kosong. Ini lah saya, jika momem menunggu dari pada bosan lebih baik
coret-coret walaupun hanya beberapa kata. Itu bisa jadi puisi, workplan, atau
curahan hati saja.
Panggilan untuk boarding pun
terdengar dan saya beserta rombongan penumpang rute Jakarta-Pangkalpinang naik
kepesawat. Hanya dengan 45 menit kami sudah mendarat di Bandara Depati Amir
Pangkalpinang. Saya tidak langsung
kerumah, namun saya sudah punya janji dan undangan di sekitar Pangkalpinang.
Hari minggu ini menjadi hari bahagia salah seoarang senior saya dari ISBA Jaya
yang akrab kami memanggilnya Bang Beno. Beliau adalah Ketua ISBA JAYA periode
2010-2011. Hari ini adalah hari pernikahannya. Selamat ya Bang semoga menjadi
keluarga yang SAMAWA. Kami diundangnya keacara resepsi nya jam 11 siang. Saya
sudah membuat janji dengan Nana untuk pergi bersama-sama.
Setiba di Bandara, saya menunggu
nana menjemput saya, dan nana pn tiba. Kami menuju rumah untuk berganti baju kondnagan nana di Desa
Air Mesu yang tidak jauh dari bandara. Ya, hari ini kami kondangan keacara
resepsi pernikahana Bang Beno.
Jam 11 kami sudah tiba ditempat
resepsi tersebut, resepsi pernikahan diadakan di Grand Melinium Hotel
Pangkalpinang dan menggunakan adat
Bangka, Bajunya pun begitu, ada tarian Bangka, dan prasmanan khas Bangka juga.
Hanya doa yang menjadi kado terindah dari kami untuk Bang Beno dan keluarga.
Selamat menempuh hidup baru.
Acara resepsi selesai, saya dan
nana kembali kerumah nana, namun kami singgah dulu di rumah sahabat saya yang
sudah berkeluarga yaitu akrab nya saya panggil dia Iput. Sahabat yang saya
kenal sejak SD, sekarang dia sudah berkeluarga dan suaminya orang air mesu,
maka sekarang dia tinggal di Desa Air Mesu cukup jauh dari desa kami yaitu desa
Kimak. Saya disajikan empek-empek lagi dirumahnya. Delicious.
Sebelumnya saya dan nana tidak
membuat planning untuk jalan-jalan atau bepergian kemana, yang ada nana sdah
janji akan mengantar saya sampai dirumah, jadi saya tidak perlu repot menunggu
bis jurusan Pangkalpinag-Sungailiat.
Alhamdulillah.
Menjelang sore, saya dan nana
bersiap-siap menuju rumah saya. Dan berangkatlah kami dengan sepeda motor milik
nana yang sudah setia kira-kira 5 tahun terakhir ini. Didalam perjalanan,
tepatnya di Selindung kami mengambil jalan lintas timur yang masih baru resmi
menjadi jalan lintas timur. Melintasi
jembatan baru itu, menikmati bentangan sungai Pangkal Balam- Baturusa. Banyak
remaja yang sekedar nongkrong dipinggir jembatan. Adapula yang memancing udang
galah dan ikan sungai, dan ada juga keluarga yang berekreasi disana. Kami hanya
melintasinya saja. Kemudian dari kejauhan terlihat bangungan, corong pabrik
karet dan PLTU Air Anyir.
Sepanjang perjalanan, mata saya
dan nana selalu penasaran dengan pemandangan yang kami lihat. Kami melihat
banyak orang keluar masuk dari jalan tanah kuning. Dan kami pun bermaksud menuju jalan tersebut.
Ternyata itu adalah jalan menuju pantai Koala.
Dan kami pun belum pernah ke Pantai Koala. Jadi lah ini pertamakalinya
kami kepantai tersebut. Yang ada dibayangan saya bisa jadi nana juga. Pantai
Koala pantai baru yang masih biasa saja, ternyata salah. Pantai koala sudah
lama ada namu tidak terawat, dulunya tempat prostitusi sehingga banyak
pondok-pondok tua yang tak terawat. Padahal pemandangannya sangat indah dekat
dengan pelabuhan pangkalnbalam yang menjadi lintas kapal untuk menepi. Airnya
dangkal dan ombaknya sangat tenang. Hari itu juga banyak pengunjung , rata-rata
orangtua bersama anak-anaknya. Ada yang bakar-bakar ikan, mandi, berenang
dilaut, dan ada juga yang mecari ikan.
Kami tak lama-lama disana,
setelah mengambil foto-foto dengan view yang bagus kami bergegas pulang.
Kemudian, penasaran masih, sehingga nana menjuluki kami dengan miak natak yang
artinya gadis yang suka jalan-jalan.
Kami masuk kepantai mudel yang masih deretan dari pantai koala tadi,
lanjut lagi ke pantai Air Anyir dan kami melanjutkan kembali perjalanan menuju
rumah saya. Saya bilang ini sangat iseng, ya iseng trip.
Kami melewati perkampungan
masyrakat konghucu. Masih terlihat rumah-rumah tua orang cina dahulu. Unik dan
bersejarah. Sepanjang jalan tersebut, saya mengajak nana untuk melihat tumpukan
tanah merah yang menulang seperti tembok tanah. Saya penasaran dengan tembok
tanah tersebut. Dari pinggir jalan sekitar 50 meter lagi, kami menuju kesana
melewati perkuburan cina yang megah-megah. Alau di Bangka disebut pendam cin.
Rasa penasaran kami, membuat rasa letih kami hilang begitu saja. Tembok tanah
merah tersebut sduah semakin dekat.
Sampailah kami di tembok tanah
merah tersebut. Wooow. Dari tembok tanah merah yang tingginya sekitar 20 meter
tersebut kami bisa menimakti panorama disekeliling. Kemudian nana mulai
berkeliling dan saya masih mengambil foto-foto disekeliling.
Tak lama terdengar suara teriak
dari nana. Dan saya langsung menyusulnya dengan panik. Saya kira ada ular atau
terperosok dilubang. Namun bukan itu. Nana terkejut melihat danau hijau
ditengah-tengah tembok tanah merah tersebut. Dan saya pun terkesima. Takjub.
Tanpa suara. Tak terasa air mata kami mengalir begitu saja. Kami bukan sedang
sedih tapi saking takjubnya. Ada kawah yang sangat mirip di irland tersebut
berada di depan mata kami. Subhanallah. Just it I can say. Nothing more.
Kami mengambil beberapa foto. Dan
siap untuk membagi ke kawan-kawan yang lainnya.tembok tanah merah tersebut
merupakan bekas galian tambang timah dengan mesin besar dan dikeruk dengan alat
berat. Siapa yang menyangka, jika dilihat dari jalan hanya onggokan tanah merah
yang membentuk seperti tembok. Sangat disayangkan jika ini tidak kita tumbuhkan
menjadi potensi pariwisata. Kami
menamainya dengan kawah redland, keren bukan?. Yup, ini lah yang memutuskan
saya dan nana menamakan agenda hari ini dengan hastag #isengtrip. Bagaimana?
Aneh bukan.
Ya, tersenyum dan takjub itu tak
semahal kita berwisata ke greendland dikota. isengtrip have done!
0 komentar:
Posting Komentar