“ men sahang-sahang lah mulai mirah, musim mutik ge lah
mulai—banyak keluar bujang kek miak, pegi memetik sahang”
Diatas erupakan potongan bait dari lirik lagu khas Bangka.
Artinya, kalau lada sudah mulai merah, musim memetiknya pun akan dimulai,
banyak bujang dan gadis untuk keluar memtik lada.
Wah, serukan di Bangka ada lagu yang sangat menggambarkan
kegiatan para penduduknya. Lada merupakan komuditas besar di Bangka Belitung.
Harga jualnya pun fantastis Rp 140.000/kg. Kalau musim lada berhasil banyak
masyarakat yang naik haji, sekolah diluar Bangka, membangun rumah, motor, mobil
baru. Betapa sejahteranya kami di Bangka.
Itu kalau yang brehasil namun jika tidak berhasil banyak, untuk masak
tidak minta ke tetangga atau masak masih bisa pedas sahang, kata kami orang
Bangka. Sekarang bukan 10 tahun yang lalu, yang mana semua masyrakat bergantung
pada lada. Kini, Tambang timah mendominasi mata pencaharian kami akibatnya
lahan-lahan untuk menanam atau berkebun lada sudah hampir habis. Sehingga, yang
memanen lada tidak sebanyak dulu.
Liburan kali ini saya mendapat kesempatan ikut memanenkan
lada. Sangat bersyukur memanen lada punya keluarga saya sendiri. Walaupun tidak
banyak. Alhamdulillah. Melihat lada, buahnya yang hijau dan merah, rimbun
dengan daun dan batangnya yang kuat mengandung filosofi “ Kaya, berkah,
makmur”. Thats right. Nah, pada saat liburan ini saya merasa mendapat motivasi
dengan filosofi lada, kita yang merantau di Jakarta crowded city, traffic jam,
padatnya kegiatan penat pun terasa. Untuk merefreshnya saya memilih liburan
kekebun untuk ikut memanen lada. Lada biasanya panen pada bulan Mei dan
Agustus.
So, kalu kawan-kawan tertarik untuk mencoba ikut memanen
lada secara langsung merasakan bagaimana memetik tangkai lada, memanggul
keranjang khususnya, merendam, mencuci hingga menjemur lada mark your calender
dan datanglah ke Bangka, kemudian ada sistem upah memetik lada. Khusus yang
punya kebun sibuk atau panen besar.
Mereka mengajak orang lain untuk memetik dan orang tersebut mendapat
upah dengan upah Rp 80.000/hari. Lumayan kan setara dengan rasa capeknya. Tapi
menyenangkan sungguh, patut dicoba untuk mengisi liburan yang bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar