Selasa, 30 September 2014

TRAVELOGIE BANGKA BELITUNG “Merengkuh rindu di Pulau Lampu Belinyu”

Diposting oleh Unknown 0 komentar
TRAVELOGIE BANGKA BELITUNG
“Merengkuh rindu di Pulau Lampu Belinyu”
Menenggelamkan diri dibirunya air laut. Trip yang gak direncanakan jauh-jauh hari. Ya, trip bersama kelabang boo! (walaupun gak lengkap personelnya). Kelabang bo merupakan  nama keluarga angkatan 8 kelas unggulan SMAN 1 Pemali. Singkatan dari Keluarga angkatan delapan oke dari tahun 2007 sampai sekarang. Masih.
Beberapa kali sudah planning list tapi banyak yang tertunda dan kali ini yeeeaay, at the least, we done 10 Agustus 2014. Saya bersama beberapa personel kelabang bo! Trip to Pulau Lampu di Belinyu, masih di Bangka Belitung. Saya pikir dan memang kenyataannya sudah banyak yang menceritakan seluruh keindahan yang ada di Pulau Lampu, buka rahasia umum. Ya, memang dan saya pun bukan pengunjung pertama. Ya gak mungkin lah. Saya adalah pengunjung yang menghayati irama kekeluargaan, mengobati penat, merengkuh kerinduan diantara kami ( personel kelabang bo) sudah lama tidak bepergian bersama, dimaklumi dengan kesibukan dan jarak masing-masing personel. Well, di Pulau Lampu seakan rindu kian merengkuh. Pulau Lampu terletak di Pantai Penyusuk Belinyu, Utaranya Pulau Bangka, Bangka Belitung.
Saya dan beberapa personel kelabang bo yang ikut dalam trip ini antara lain Jamik, Murzani, Isfarina, Anes, Fajar, Bekti Yulis, Mutiara dan Yuk Eva. Semua dari kami tinggal di Bangka Induk dan Bangka Tengah, jauh dari Belinyu sehingga kami merental mobil xenia abu-abu yang bisa memuat orang sembilan orang dan empat dari kami dengan sepeda motor. Sebelum berangkat, start dari Pangkalpinang dikemudi oleh Murzani, kemudian menjemput kami di Kenanga. Aih, Gerimis pagi yang menggoda sekaligus mewarnai keberangkatan kami. Gerimis pagi jam 10, menghias cerita trip ini. Kami berangkat jam 11 am dari Sungailiat dan tak lupa juga dengan agenda bakar ikan di Pantai, ritual yang harus ada. Sebelum berangkat isfarina dan jamik sudah memebeli ikan sinkur yang begitu fresh. Setengah matang ala orang jepang . Gurih dan manis. Loh?. Belum dibakar ni, baru saja dari pasar. Lengkap dengan bahan sambel kecap asam pedasnya, snack yang lainnya juga ditambah lagi buah rambutan, manggis, dan duku dari kelekak ( kebun buah-buahan) dibeakang rumah Fajar. Perfecto.
Diperjalanan satu setengah jam yang kami tempuh, ternyata kamitidak langsung ke Pulau. Kami masih menjemput Ikhsan dirumahnya, Ikhasan salah satu personel kelabang bo juga. Rumahnya di belinyu. So, we have arrived at Belinyu dan saya sempat posting on facebook. Hahaha. Untuk ketiga kalinya saya ke Belinyu. Sampai dirumah Ikhsan, wah disambut hangat oleh keluargnya dan disuguhi makanan. Mengiingat sudah melakukan perjalanan yang cukup jauh tadi pastinyalaper. Hahha. Ada lagi dari kami mabok perjalanan, Yulis.  Pusing banget tu. Ini salah satu ciri-ciri orang Bangka karena jarang dengan mobil kemana-mana karena banyak dengan sepeda motor.
Lima belas menit sudah kami beranjak dari rumah Ikhsan dan lagi kami mendapat rejeki dikasih ikan super fresh dari Ibu nya Ikhsan untuk tamahan bakar ikan dan satu termos nasi juga. Terimakasih ya tante.heheh. Menjelang zuhur kami mulai jalan ke Pulau Lampu. Oh iya, gak gerimis, gak hujan. Cerah banget!!. Kami singgah seberntar di mesjid tertua di Belinyu untuk solat zuhur. Unik, bersejarah dengan tower yang menjulang tinggi. Setelah itu kami melanjutkan kembali perjalanan ke Pulau. Empat puluh lima menit dari kota belinyu tersebut sampailah kami di Pantai Penyusuk, dan disambut dua pulau yang tersenyum manis melambai kearah kami, menyambut kedatangan kami yaitu pulau Putri dan Pulau Lampu. Nah, tujuan kami kali ini Pulau Lampu. Pulau Putri next trip.  Aamiin. Gak cukup kalo sehari untuk untuk dua pulau langsung. Terlalu singkat. Untuk ke Pulau Lampu sudah tersedia ojek perahu dengan tarif Rp. 25.000/orang. So, cant wait kami langsung berangkat dengan perahu tersebut. Perahu tersebut memuat satu grup dari kami. Ombak mulai mengiring perjalanan kami se. Luar makin ketengah semakin goyang,  bagaimana tidak, ombaknya pun semakin besar. Luar biasa. Saya langsung ingat saja “ nikmat Tuhan mu yang mana yang kau dustakan?. Amazing. Seolah berjanji dengan diri melihat birnya air, ombak, ingin selalu menjaga kebersihannya dan menemukan kebahagiaan dengan sangat sederhana.
Lima belas menit kemudian kami tiba di Pulau Lampuyang dihiasi mercusuar menjulang, pohon nyiur melambai-lambai, batu granit tersusun rapi dan kokoh. Tap.tap. kaki-kaki kami menapak di Pulau Lampu. Yes, I do it . tanpa basa basi kami memilih tempat untuk agenda bakar ikan, menggelar tikar. Kembali kami terpana oleh indahnya pantai ini,aiirnya biru, irama ombak yang menabrak batuan ini lah yang merengkuh dan menyambut kami.
Kami pun mulai beraksi, ada yang membuat api untuk bakar ikan, membersihkan ikan dan ada juga yang sudah gak sabar menyeburkan diri dibirunya Pantai Pulau Lampu ( termasuk saya) semua dari kami nyebur, berenang, bermain-main ombak dan menenggelamkan penat yang dibawa dari kegiatan dan rutinitas sebulan terakhir.
Bau sedap, fresh, sweat sudah mengundang dendang perut ini. Ikan bakar plus sambal kecap asem pedas siap disantap. Kami pun menikmati dan melahapnya. Benar-benar hilang kata-kata, ya keringat dan sautan suara pedas masing-masing itu lah yang menciptakan kata-kata bahwa sungguh luarbiasa.  Delicious.
After that, back to beach. So, its time to the beach. Tak puas-puasnya menenggelamkan diri di air yang biru, mencoba berkelahi dengan debur ombak yang semakin besar seolah akan menang padahal gak bakalan. Damn cool, seorang teman kami berseru saking menikmati deburan ombak yang mengayun badan terombang ambing santai.
Tidak terasa sama sekali, melirik jam tangan ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 5. Sudah sore bro.  Kami berniat menunggu sunset atau sang mega merah yang pemberani  namun sepertinya sang mega masih malu dengan kami ini. Sore itu gerimis, dan menunggu sunset pun sepertinya tidak berhasil tapi tak apalah. Tak membuat kami kecewa juga, karena telah banyak keindahan yang disuguhi untuk kami hari itu.
Masing-masing sudah berbilas  badan dengan air tawar biar setelah berendam, mencebur di air laut tadi badan tidak lengket. Air tawarnya berada di sebelah towertinggi dan rumah tua  yang unik dan terawat.  Kami juga sempat berkeliling melihat nilai-nilai sejarah yang ada di pulau kecil ini. Terdapat juga makam tua seorang nelayan, yang terdapat tugu berslogan “mati satu, datang seribu” namun, sejarah ini masih rancu, apakah nelayan atau penunggu aslinya. Tak lupa juga kami selalu mengabadikan momen ini dengan selfie dan many taking pictures .


Melihat langit sudah mulai gelap dan gelombang semakin besar  dan ojek perahunya pun dengan setia sudah datang menjemput kami. Yah, kami harus kembali ke pantai Penyusuk dan pulang kerumah pastinya. Kami pun harus rela berpisah dengan pulau kecil ini yang ramah, indah dan merengkuhkan kerinduan diantara kami ( personel kelabang bo). Kami berpamitan dengan pak dayat, beliau adalah petugas yang memantau dan merawat pulau tersebut dari Dinas perhubungan Bangka Induk.
Senyum dari abang –abang ojek perahu yang menjemput kami, kami langsung naik ke perahu. Subhanallah, Tuhan menghadiahkan kami “ supermoon” sempurna gak ada sunset supermoon nan indah. I dont know what want I to say? Awesome, beatifull. Supermoon ini terjadi dengan keadan bulan muncul dengan bulat penuh dan terang seperti bulan purnama namun terlihat lebih besar. Tak lupa juga kami mengambil foto.
Gelombang semakin besar, berasa perahu kami mengikuti irama gelombang, dan ada dari kami yang sedikit mual. Sampailah kami di pinggir pantai penyusuk. Melambaikan tangan meninggalkan kenangan di pulau lampu.
Trip, holiday is done!! Guys, we will do next trip.
Kami beranjak dari pantai menyusuk menuju rumah masing-masing. Nice experience, nice trip, nice family Kelabang bo. Ya, begitulah cerita kami dari trip to to Pulau Lampu. See you in other travelogie Bangka Belitung.









Aseli Backpacker : Backpacking Trip To Mentok

Diposting oleh Unknown 0 komentar
Good Morning Mentok. Saya seolah tak percaya bahwa bangun pagi ini saya berada di Mentok. Lebay deh. Gak juga.hahha.Masih bersama rombongan backpacking kami, kami bangun pagi-pagi dan sarapan juga. Terimakasih rizki, sudah menyiapkan kami sarapan. Padahal kalau backpacker gak usah disipkan segala, carai sendiri. Tapi kebaikan hati kamu, menambah semangat kami. Berdasarkan planing hari ini kami akan berkeliling Mentok. Sayangnya, rizki dan teman-teman baru kami tidak bisa ikut. Mereka punya kesibukan, agenda dan tugas masing-masing.  Beranjak dari kontrakan rizki, kami pamitan dan mengucapkan banyak terimakasih. Perpisahan yang tidak diinginkan. Beginilah ada pertemuan ada perpisahan. Sampai ketemu lagi rizki dan teman-teman baru kami.we will miss you.

Kami memulai trip kami dari simpang RSUD Mentok. Kami mulai berjalan, yang awalnya kami menunggu angkutan umum untuk kepusat kota. Agak lama menunggu belum kunjung datang, kami memutuskan untuk berjalan kaki sesampai ada angkutan umum lewat. Baru beberapa langkah, bebrapa dari kami memilih kepinggir jalan untuk memtik buah karaduduk. Hitam-hitam manis. dan melanjutkan lagi perjalanan kaki kami. 

Kemudian terlintas ide saya untuk menumpang mobil pickup yang lewat, tak berapa lama ada mobil pickup yang lewat dan kami menyetopnya. Mobil pickup tersebut berhenti dan langsung bertanya kepada sopirnya. Apakah mobil ini lewat pusat kota?kemudian abang sopirnya mengatakan bahwa dia akan pergi ke tanjung kalian. Wow. Ini lah yang menjadi tujuan kami, tanjung kalian. Beliau mengiyakan kami menumpang mobilnya. Naik lah kami penuh semangat. Mobil pickup yang berisikan mesin penuh oli dan kami menyelip dibelakangnya.  Kami tertawa dan bergurau sepanjang perjalanan ke tanjung kalian. Ini baru backpacker aseli salahsatu dari kami berseru. Terasa puas rasanya bisa menikmati udara kota Mentok. Jalan menuju tanjung kalian sangat ektrim, tikungannya tajam-tajam dan menanjak. 

Kami menikmati perjalanan ini.Sekitar 30 menit kami tiba di tanjung kalian, tepatnya masuk diarea pelabuhan karena mobil yang kami tumpangi merupakan milik pengelola pelabuhan. Kami turun dari mobil dan bersalaman dan mengucapkan terimaksih kepada pak sopir untuk tumpangannya. Berkat beliau kami sampai ditanjung kalian dengan gratis.haha.Kami mulai beraksi menjadi wisatawan, asyik.. kami menuju pantai, namun tak sekedar jalan-jalan dan tidak sah kalu tidak mengambil foto-foto baik itu selfie maupun closeup.hehehe. ya, kaki kami menginjak tanah pantai tanjung kalian yang berhias batuan, mercusuar nan tinggi kokoh, dan ada beberapa kerangka kapal perang  padasaat perang dunia II dulu. Pantai ini penuh dengan sejarah perjuangan untuk kmerdekaan RI. Terlihat beberapa kerangka kapal yang tersisa sudah sangat karat. Kami juga melihat orang berlalulalang menuju kapal tujuan palembang dan lampung. Pelabuhan ini sangat ramai.Kami menyusuri pantai tanjung kalian kemudian pantai asrama yang mungil. Dan kami berniat untuk naik kemercusuar. Kami dikenakan tiket masuk Rp 5.000/orang untuk naik ke mercusuar. 

Ternyata bukan hanya rombongan kami yang masuk, masih banyak lagi rombongan yang lain. Seratus lebih anak tangga, kerasa kaki kami pegal-pegal dan nafas sedikit ngos-ngosan. Semua tu terbayar ketika kami sudah sampai ditas puncak mercusuar. Alam yang indah, kami melihat kota Mentok yang sesunguhnya. Amboi. Angin kencang membawa pobia ketinggian saya hilang. Kami sedang berada diujung barat nya Bangka Belitung. Terimakasih Tuhan, saya bisa berada disini. Sudah puas menyaksikan Mentok dari atas sana, kami pun turun bersama dan istirahat di teras rumah petugas disana. Sekitar setengah jam kami istirahat dan sholat zuhur. Setelah itu kami akan melanjtukan trip kembali. Kami sudah makan dan memang membawa bekal. Setelah memulihkan tenaga dan semangat kami melanjutkan trip ke arah kanannya pantai tanjung kalian. Kami menyusuri pantai batu berakit, terdapat perahu-perahu nelayan yang berwarna-warni. Kalau kami terasa letih kami berhenti sejenak untuk sekedar makan dan minum. Kami bermaksud menyusuri sepanjang  pantai tanjung kalian sampai pelabuhan. Melihat dari jauh memang terlihat dekat padahal kaki kami mulai terasa pegal-pegal. 

Jika benar-benar diukur kami telah berjalan sesudut dari pulau Bangka. Kami melewati rumah-rumah nelayan. Kami juga beristirahat dan membeli es di rumah penduduk sembari melanjutkan perjalanan sampailah kami di depan rumah mayor cina tua, namun masih terawat. Setelah mengambil beberapa foto kami menuju terminal ermaksud menanyakan bis kepangkalpinang yang terakhir. Setelah bertanya, ternyata itu bis terakhir yang akan berangkat jam 16.00 WIB. Pudar lah keinginan kami untuk kemenumbing karena waktunya sudah tidak mungkin lagi. Jadi, tripkemenumbing kami undur untuk trip selanjutnya. Setelah membeli tiket, kami jalan-jalan dulu ke taman kota Mentok dan museum timah. 

Di taman Kota Mentok, kami  naik tugu Soekarno, tugu proklamasi dan taman khas dan lambang kota Mentok. Dan kami juga mengunjungi Museum timah yang baru satu tahun diresmikan. Suasananya seperti kota tua nya Jakarta, malam juga begitu. Disana kami melihat banyak sejarah timah, perang dunia II, dan sejarah kemerdekaan RI. Didepan stasiun pun banyak pameran fotografi oleh pemuda Mentok. Setelah puas berkeliling museum kami menunggu bis untuk pulang. Ya, kami harus meninggalkan kota Mentok yang penuh sejarah ini. Lain kali kalau ada waktu kami berkunjung kembali, karena menumbing masing menunggu kehadiran kami. Kami naik bis, dan kami mendapat tempat duduk semua, semua bisa beristirahat. 

Bye Kota Mentok, embun yang menyelimuti menumbing tersenyum dan melambai agar kami singgah namun apadaya waktu sudah sore kami harus pulang. Backpacking trip to mentok pertama kami ini sangat ebrhasil, berkesan dan penuh cerita, penuh cinta. 

So, do you want to join our next trip? Wait for it!!

Untuk melakukan taveling, trip, backpacker saya terinspirasi dari banyak travelwriter, teman dan tulisan sederhana abang kami yang bernama suryandaru ini.

“Saya selalu menyarankan ini, jika kalian masih muda, punya banyak waktu luang, tidak memiliki terlalu banyak keterbatasan, maka berkelilinglah melihat dunia. Bawa satu ransel dipundak, berpindah-pindah dari satu kota kekota lain, dari satu desa kedesa lain, dari satu lembah kelembah lain, pantai, gunung, hutan, padang rumput, dan sebagainya. Menyatu dengan kebiasan setempat, naik turun angkutan umum, menumpang menginap dirumah-rumah, selasar mesjid, penginapan murah meriah, nongkrong dipasar, ngobrol dengan banyak orang, menikmati setiap detik proses tersebut. Maka, semoga pemahaman yang lebih bernilai dibandingkan pendidikan formal akan datang. Dunia ini bukan sekedar duduk didepan laptop atau HP, lantas terkoneksi dengan jaringan sosial yang sebenarnya semu. Bertemu dengan banyak orang, kebiasaan, akan membuka simpul pengertian yang lebih besar. Karena sejatinya, kebahagiaan, pemahaman, prinsip-prinsip hidup itu ada dalam hati kita. Kitlah yang tahu persis apakah kita nyaman, tenteram dengan semua itu. Nah, kalau kalian punya keterbatasan, lakukanlah dalam sekala kecil, jarak lebih dekat, dengan pertimbangan keamanan lebih prioritas. Itu sama saja. Lihatlah Dunia, pergilah berpetualangan, perintah itu ada dalam setiap ajaran luhur.”

Begitu kena dan menginspirasikan. Jangan tunggu lam-lama lagi kawan. Selamanya kita tidak muda.:)

Malam di Mentok : Kekompakan

Diposting oleh Unknown 0 komentar

Nana juga masih dalam perjalanan. Kami pun menuju musola dekat terminal, menunaikan solat magrib yang sudah hampir lewat.  Musola yang terlihat jarang sekali digunakan. Terpikir dari kami akan menginap dimusola namu sudah jelas tulisan yang dtempel didinding musola “ tidak boleh tidur di Musola”. Yaa, kami sedikit kecewa. Sembari menunggu Nana tiba, kami bermaksud Kemesjid Jami’ Mentok yang katanya bersebelahan dengan Kelenteng. Kami berjalan kaki, beberapa kali ditawari ojek namun kami menolaknya. Kami menyusuri pasar Mentok yang masih cukup ramai berbeda dengan Sungailiat, malam tidak ada pasar yang buka.

Sampai juga kami dimesjid Jami’ dan bersebelahan dengan kelenteng tersebut. Mejid ini sudah ada sejak zaman Belanda dan bangunannya memang bangunan tua yang terawat, kental dengan ciri-ciri adat melayunya. Mesjid megah dengan menara yang menjulang. Kelentengnya pun tak mau kalah dengan warna merah dan lilin yang menyala dengan bau gaharu yang khas cukup menyengat.

Saat berada di bis saya sempat SMS Sahabat saya rizki yang sedang bertugas di Mentok.  Dia lolosPNS tahun 2013 dan ditempatkan di Mentok. Dia menawarkan kami untuk menginap di kontrakannya. Saya mengiyakan. Dia dan teman-teman siap menjamu kami. Tak berapa lama setelah kami selesai sholat isya mereka datang. Saya pun terkesima, mereka benar-benar memang siap menjamu kami. Karena dimalam hari disini tidak ada angkutan umum. Jadi, mereka menyiapkan sepeda motor dan akan mengajak kami berkeliling dikota metok untuk malam itu.

Kami pun berkenalan dengan teman-teman yang memnag kami belum pernah ketemu sebelumnya, sambutan yang hangat. Kami pun bercerita panjang lebar sembari menunggu Nana tiba. Dari pejaga mesji kami ditawari untuk naik kemenara mesjid Jami’. Naiklah kami dengan ngos-ngosan menaiki anak tangga yang agak seram posisinya. Dari lantai paling atas kami bisa melihat Kota mentok yang cantik terlihat kelap kelip mercusuar tanjung kalian, lampu-lampu kapal dipelabuhan, jalanan malam minggu di Mentok. Sungguh cantik nian.

Ada dari rombongan kami bertanya ke penjaga mesjid, boleh tidaknya menginap dimesjid ini. Tapi, ternyata tidak bisa untuk cewek. Yah, yang cowok pun dari rombongan kami memutuskan untuk tetap bersama kami tidak menginap dimesjid.

Sahabat saya rizki, sudah menawarkan dan kami memutuskan untuk menginap di kontrakannya. Tak lama, nana pun sudah tiba. Istirahat sejenak untuk memulihkan nafas backpacker kami. Kemudian kami membagi siapa yang bonceng membonceng untuk jalan-jalan di Taman Kota Mentok.
Kami sangat beruntung, hari ini bertepatan dengan HUT Kota Mentokyang banyak dimeriahkan acara-acara dari elemen pemda dan pemuda-pemudanya. Ada bazar malam, festival menumbing dan final pemilihan bujang dayang Bangka Barat.  Berangkatlah kami kepusat kota mentok tersebut. Dan luarbiasa, sangat meriah kami rombongan dan sahabat saya rizki dan teman-teman baru kamiitu juga masuk ketengah-tengah keramaian ikut menyaksikan malam final pemilihan bujang dayang Bangka Barat. Kemudian, karena ada beberapa teman baru kmi itu mau makan dan punya acara lain, saya dan rombongan memisah dari mereka untuk melihat festival menumbing. Ya, datang kesetiap stand yang ada, mereka memamerkan dan menjual barang-barang khas mentok. Dan ada yang lebih unik yakni festival seribu kue. Mereka memamerkan berbagai macam kue-kue khas Mentok. Kami terbawa suasana perayaan HUT  Kota Mentok. Sudah terasa capek berkeliling melihat festival ini kami ingin memenuhi permintaan masing-masing perut kami. Cari makanan. Pastinya beli makanan. Karena sudah agak malam banyak makanan yang sudah habis, jadi kami memilih lesehan digardu tua dengan memsan indomie dan pempek yang warna hitam, ya saya baru kali ini melihat dan makan pempek yang warna nya hitam seperti itu.

Setelah selesai makan, kami beranjak ke kontrakan sahabat saya rizki. Sesuai dengan boncengan tadi, kami bersiap-siap melaju. Ternyata, saya harus bertukar boncengan dengan oka. Jadi saya sekarang boncengan dengan bang Franky, salah satu teman baru kami tersebut. Selama perjalanan menuju kontarakan rizki, saya berkenalan lebih lanjut kepada bang franky. Ternyata alasan saya bertukar boncengan adalah bang franky ingin mengungkapkan kesan dan keluhan dia terhadap rombongan kami. Saya mendengarkannya. Cukup mendengarkannya. Ya, ini pelajaran bagi rombongan kami. Rombongan kami masih kurang ramah dan merka memandang kami sombong. Saya membela rombongan kami , bisa jadi karena kami baru datang kita pun baru berkenalan dengan mereka. Iya, akhirnya kami sama-sama minta maaf dan semoga ini jadi pelajaran untuk kedepannya. Biar tambah ramah dan selalu senyum ikhlas. Saya tidak tersinggung sama sekali, malah saya sangat berterimakasih dengan bang franky  yang sangat bijak dan dewasa. Nice to meet you, bang.hehe.

Tibalah kami di kotrakan riki, kami sangat berterimaksih kepada rizki dan teman-teman baru kami yang telah ikhlas mengantar kami jalan-jalan dan memberi tumpangan menginap. Untuk malam ini istirahat dulu memandang kota Mentoknya. Kami beristirahat, ada yang langsng tidur, mandi,bersih-bersih dulu dan mengobrol.


Luar biasa untuk awal trip kami ini, kami banyak mendapat pelajar berharga salahsatunya kekompakan. Karena ketika kami kompak semua akan ada energi untuk bersemangat.  See you di aseli backpackeran.

On Bus : keberanian dan Kayakinan

Diposting oleh Unknown 0 komentar
Ini tulisan kelanjutan dari undangan backpacking trip to Mentok. Hari H pun tiba, ya hari sabtu tanggal 06 September 2014. Hari ini sesuai dengan undangan yang saya dan nana posting di media sosial adalah hari dimana kami melakukan backpacking ke mentok.  Sudah ada delapan orang yang mendaftar pada saya dan fix ikut. Saya, nana, oka, agus, zalika, amalia, obet,  dan gina. Ini lah rombongan kami yang akan backpacking trip to mentok. Kerenkan bahasanya. Ini juga menambah semangat kami. Berdasarkan kesepakatankami berangkat dari simpang 3 sempan. Ternyata, dari simpang 3 sempan bis untuk kementok yang paling sore sudah lewat . rencana kami pun batal. Eits, bukan trip to mentoknya yang bata. Hanya saja batal naik bis dari simpang 3 sempan. Saya dan rombongan naik bis dari Puding Besar. Alhamdullah langsung ada dan berangkatlah kami menuju Mentok selama 3 jam diperjalanan. Begitu juga dengan Nana, dia naik bis dari Pangkalpinang, kami sepakat akan bertemu diterminal Mentok. Oke. Lets goo..

Naik bis, kami tidak kebagian tempat duduk. Mengenaskan mengenang akan menempuh 3 jam perjalanan dengan berdiri bisa-bisa betis kami bengkak. Ada 2 orang dari kami yang kebagian tempat duduk. Hari ini rupanya bis kementok itu selalu ramai, karena banyak pegawai asal mentok yang bekerja di Pangkalpinang pulang kementok. Iya lah hari libur. Bis pun penuh dengan penumpang dan barang-barang. Kami harus menerima keadaan. Kami berdiri.

Tapi hal ini tidak menyurutkan semangat kami untuk melakukan backpacking. Harusnya backpacker itu merasakan keadaan ini. Ini lah backpacker sejati. Hahaha. Usaha menyemangatkan diri.
Setengah perjalanan bis ini berhenti di Simpang Belinyu, ini merupakan tempat istirahat sejenak bagi supir, kernet dan penumpang. Untuk makan, karena sudah tersedia warung nasi dan juga untuk solat, tepat disimpang belinyu tersebut ada mesjid tua yang menarik dengan menaranya berwarna merah putih. Sebagian dari kami pun menuju mesji untuk menunaikan solat ashar dan aa pula yang istirahat. Sekitar 15 menit, setelah itu perjalanan dilanjutkan kembali. Alhmadulillahnya, ada yang turun jadi beberapa dari kami sudah ada yang mendapat tempat duduk. Dan pertemuan yang tak disangka juga, ada alumni kami. Oh ia rombongan kami  enam orang ini dari SMA 1 Pemali kelas unggulan, dan saya alumninya. Kalau nana bukan. Nah, ternyata dalam bis tersebut ada alumni kami yang juga bisa jadi saya bilang dia mentor saya. Dia adalah mentor yang cukup keras pemikirannya dan bergelimangan ide. Kami akrab memanggilnya kak ikhsan. Pertemuan yang tak disangka juga. Kami tidak banyak mengobrol dalam bis dengan beliau. Kami bercanda dengan rombongan kami saja.

Perjalanan yang cukup jauh untuk kmentok, hari sudah gelap kami baru masuk Kota Mentok. Dan penumpang semakin sedikit, kami ditanyai oleh kernet mau turun dimana. Kami bilang turun diterminal terakhir. Ada juga Ibu-Ibu yang ingin mengobrol dengan kami dan bertanya kegiatan apa. Salah satu dari kami, amalia menceritakan kegiatan kami ini dan beliau salut. Mendapat pujian itu kami semakin bersemangat dan berani.

Perjalanan Nana masih berada dibis jauh dibelakang kami.  Sudah memasuki Kota Mentok tak sadar tinggal rombongan kami dan alumni kami itu, kak Ikhsan dan 3 penumpang lainnya. Di sudah bersiap-siap turun kayaknya rumahnya sudah dekat . dan sangat miris dengan alumni kami yang satu ini, beliau hanya mangajak kami singgah tapi tidak dengan nada yang serius dan memaksa. Maunya. Padahal beliau sudah bertanya, mau kemana dan kami menginap dimana. Sudah kami kami jawab juga kami tidak tahu mau kemana. Hehe. Modal nekat sih. Iya sih, tapi ini baru namanya backpacker. Tapi respon beliau biasa saja dan hanya merespon telpon saja ya nanti. Oh iya terimakasih kakak. Alumni yang sangat cuek pikir saya, bagaimana jika kami memang benar-benar tidak tahu menginap dimana. Teganya. Mungkin beliau kecapean juga jadinya tidak bisa mnjamu kami ini.hahhaa. seolah kami tamu. Wajarlah karena sebelumnya kami tidak membuat janji apapun.

Setelah tepat disimpang rumahnya, beliau pun turun dan pamita pada kami. Kami mengucapkan terimakasih atas tawaran menelponnya.  Sebenarnya juga kami tak ingin merepotkan beliau karena beliau juga plang kementok untuk libur bersama keluarganya. Tambah repotlah beliau jika kami berada dirumahnya. Dan esensi backpacking kami pun terkikis jika harus menginap dirumahnya.
Bis di Kota Mentok ini memiliki gaya sendiri, dan jarang dilakukan bis-bis umum dikota lain. Bis ini mengantarkan penumpangnya sampai depan rumah jika jalannya memungkinkan. Terasalah kami dibawa keliling kota mentok malam itu, masuk kejaln-jalan kecil. Karena malam, kami tidak terlalu mengamati jalan-jalan yang dilalui. Terakhir tiba diterminal dan benar sekali penumpang yng tersisa hanya rombongan kami bertujuh.


Kami menginjakkan kakidi Kota Mentok. Yeayy, Mentok I am here I said. Sudah lama rencana ke Mentok baru ini tereleasisasi. Bukan hanya saya saja yang baru pertama kali ke Mentok beberapa dari kami pun sama hanya Oka yang untuk ke-3 nya tapi itupun sekedar mengunjungi. Beda momen. Disini kami belajar bahwa keberanian akan selalu mendukung kita untuk mecapai sesuatu yang kita inginkan. Ya, perjalanan yang cukup bersemangat. Trip to Mentok. Ayyeey

Undangan : Backpacking Trip to Mentok

Diposting oleh Unknown 0 komentar

Setelah menggelarkan diri ( saya dan nana) sebagai miak natak. Kali ini kami mempunyai ide untuk mengadakan Backpacking ala Backpacker beneran. Ide yang sedikit mengundang kontroversial juga. Karena 3hari sebelum backpacking. Saya memposting berupa undangan kekawan-kawan semu yang tertarik dengan bacpacking bisa daftar dan ikut kami. Dan kira-kira begini lah yang saya posting.

#1st Girls & Backpacker
Backpacking trip to Mentok.
Siapa berani backpacking mesti diluar daerah, apalagi diluar negri?
Kalau dalam daerah,So what?
Nana and I interest to do taraveling ala backpacker ke Mentok, Bangka Barat, Bangka Belitung.
Wah, yang mau join gak mesti cewek lho. Hehe. Jangan-jangan udah liat judulnya. Kecewa. Ternyata event cewek. Tenang!! Kami mengajak semua pemuda/i Bangka Belitungnyang tertarik backpackeran.
Terus, why must trip to Mentok?
Mentok is legend city in Bangka. Gak hanya pantai-pantainya, tapi bisajelajh history, ragam budaya Bangka yang kental, kehidupan masyarakat yang menarik.
Kapan nih?
06-07 September 2014, Sabtu jam 15.00 WIB mulai Jalan ( naek bis S. Liat-Mentok) dari simpang 3 Sempan. Bawa perlengkapan masing-masing yang menurut mu penting kalo lagi backpacing.
So, how to join usa??
Contact me or nanaJ

Begitulah undangan untuk backpacking trip to mentok yang saya posting di facebook maupun twitter. Ada alasannya juga kenapa judul kegiatannnya 1st Girls & Backpacker ini karena kami adala cewek sejati  yang akan backpacking dan sangat jarang cewek-cewek di Bangka yang tertarik untuk Backpaking. Mereka lebih memilih berwisata seperti biasa saja. Setelah 1 menit posting banyak yang ngelike dan comment juga inngin ikut. Dan lebih tak menyangka ada yang inbox menawakan jasa tourguide secara gratis bo. Wow. Keren kan. Saya dan nana pun tidak mengira, ide iseng ini banyak di like sama teman-teman. Untuk edisi ini saya akan menulisnya dan membagi judul masing-masing sesuai dengan insight yang kami dapatkan. So, jangan berhenti disini dulu ya baca nya. Baca lagi pengalaman kami setelah trip. trims


Liburan : memanen lada

Diposting oleh Unknown 0 komentar

“ men sahang-sahang lah mulai mirah, musim mutik ge lah mulai—banyak keluar bujang kek miak, pegi memetik sahang”



Diatas erupakan potongan bait dari lirik lagu khas Bangka. Artinya, kalau lada sudah mulai merah, musim memetiknya pun akan dimulai, banyak bujang dan gadis untuk keluar memtik lada.
Wah, serukan di Bangka ada lagu yang sangat menggambarkan kegiatan para penduduknya. Lada merupakan komuditas besar di Bangka Belitung. Harga jualnya pun fantastis Rp 140.000/kg. Kalau musim lada berhasil banyak masyarakat yang naik haji, sekolah diluar Bangka, membangun rumah, motor, mobil baru. Betapa sejahteranya kami di Bangka.  Itu kalau yang brehasil namun jika tidak berhasil banyak, untuk masak tidak minta ke tetangga atau masak masih bisa pedas sahang, kata kami orang Bangka. Sekarang bukan 10 tahun yang lalu, yang mana semua masyrakat bergantung pada lada. Kini, Tambang timah mendominasi mata pencaharian kami akibatnya lahan-lahan untuk menanam atau berkebun lada sudah hampir habis. Sehingga, yang memanen lada tidak sebanyak dulu.



Liburan kali ini saya mendapat kesempatan ikut memanenkan lada. Sangat bersyukur memanen lada punya keluarga saya sendiri. Walaupun tidak banyak. Alhamdulillah. Melihat lada, buahnya yang hijau dan merah, rimbun dengan daun dan batangnya yang kuat mengandung filosofi “ Kaya, berkah, makmur”. Thats right. Nah, pada saat liburan ini saya merasa mendapat motivasi dengan filosofi lada, kita yang merantau di Jakarta crowded city, traffic jam, padatnya kegiatan penat pun terasa. Untuk merefreshnya saya memilih liburan kekebun untuk ikut memanen lada. Lada biasanya panen pada bulan Mei dan Agustus.


So, kalu kawan-kawan tertarik untuk mencoba ikut memanen lada secara langsung merasakan bagaimana memetik tangkai lada, memanggul keranjang khususnya, merendam, mencuci hingga menjemur lada mark your calender dan datanglah ke Bangka, kemudian ada sistem upah memetik lada. Khusus yang punya kebun sibuk atau panen besar.  Mereka mengajak orang lain untuk memetik dan orang tersebut mendapat upah dengan upah Rp 80.000/hari. Lumayan kan setara dengan rasa capeknya. Tapi menyenangkan sungguh, patut dicoba untuk mengisi liburan yang bermanfaat.

Berpetualang di Camui

Diposting oleh Unknown 0 komentar
Bangka, Agustus 2014

Akhir-akhir ini saya lebih tertarik berteman dengan alam sekitarnya.
Hari ini saya berkunjung ketempat tambang timah yang dekat dengan kampung saya.  Lahan tambang ini legal punya keluarga saya, surat-surat nya lengkap, izin dari kepala desa  juga sudah tetapi masih sering razia dari aparat yang menganut Undang-undang minerba terbaruya –tidak saya ahas disini. Tujuan saya berkunjung ini, ingin sekali melihat secara langsung tata tambang masyarakat nya. Saya pun pagi-pagi  sudah berangkat kesana, sepanjang jalan saya melewati  perkebunan lada, sawit, dan karet milik masyarakat setempat. Tiba lah saya di lokasi tambang. Melihat lahan bekas tambang memang sangat prihatin karena sebagian besar setelah aktivitas tambang selesai dan pindah lokasi masyarakat meninggalkan lahan bekas tambang begitu saja. Andai saja direklamasi dan revitalisasi maka lahan dapat menjadi  hijau kembali atau bermanfaat lagi.

Namun, saya juga bukan bermaksud menyalahkan masyarakat yang menambang dilahan legal tersebut karena lahan itu milik mereka dan mereka punya hak. Tetapi, alangkah bagusnya jika penghijaukan dilakukan kembali karena ini menyangkut bumi Bangka Belitung yang semakin gersang.  Mereka yang menambang ini masyarakat kampung setempat, terbilang dari mereka adalah orang awam bukan sarjana, praktisi, dan ahli yang mengerti langkah-langka menambang seperti teori yang dipelajari oleh sarjana teknik tambang atau praktisi-praktisi nya.  Mereka menambang dengan langkah-langkah yang sederhana, namun mirisnya dari para yang punya ilmu jarang sekali memberi sedikit ilmunya. Ya, kebanyakan yang punya ilmunya malah menjebak para masyarakat awam ini dengan razia yang memang masyarakat tidak menegrti pangkal dari razia itu. Saya bukan bermaksud mencela hanya ingin mengetuk naluri kita masing-masing.


Saya ingin berbagi atau mensosialisasikan hal-hal mengenai menambang timah dengan para penambang. Nah, ini juga menjadi tujuan saya langsung turun kelokasi. Dilokasi saya mengikuti dan melihat sendiri pekerjaan ini. Semuanya tergantng dengan tenaga dan ketika mesinnya rusak mereka harus menjadi teknisi juga. Salut.

Saya melihat dari jarak dekat, saya mengambil beberapa foto dan saya mencoa sendiri untuk melimbang timah dibawah sakannya atau dalam bahasa Bangkanya Mutek Tailing. Petualanagan ini melunturkan pandangan kita yang kebanyakan menyalahkan para penambang yang menghancurkan bumi Bangka Belitung. Sesungguhnya, mereka perlu diberi arahan atau bahasa kerennya sosialisasi , wawasan bagaimana tata tambang yang sebenar-benarnya.



Hari ini gak sebatas berpetualangan tetapi saya bisa lebih akrab dengan bumi Bangka Belitung.

Iseng trip to Sepenggal timur Bangka

Diposting oleh Unknown 0 komentar
Bangka, 31 Agustus 2014

Iseng , wah ini ada-ada saja. Trip kok iseng gitu. Kata salah satu teman saya yang melihat postingn foto saya difacebook. Saya beri hastag #isengtrip. Kenyataannya memang iseng kok.
Hari minggu tetap jadi hari libur. Sebelum subuh saya sudah bersiap-siap dari Asrama ISBA Jaya dimana merupakan tempat tinggal saya di Jakarta, pagi ini saya akan terbang kembali keBangka. Saya satu minggu di Jakarta dan bermaksud pagi minggu ini balik lagi ke Bangka karena masih ada pekerjaan di Bangka.  Sesampai di bandara sembari menunggu boarding saya mengeluarkan pena dan kertas kosong. Ini lah saya, jika momem menunggu dari pada bosan lebih baik coret-coret walaupun hanya beberapa kata. Itu bisa jadi puisi, workplan, atau curahan hati saja.

Panggilan untuk boarding pun terdengar dan saya beserta rombongan penumpang rute Jakarta-Pangkalpinang naik kepesawat. Hanya dengan 45 menit kami sudah mendarat di Bandara Depati Amir Pangkalpinang.  Saya tidak langsung kerumah, namun saya sudah punya janji dan undangan di sekitar Pangkalpinang. Hari minggu ini menjadi hari bahagia salah seoarang senior saya dari ISBA Jaya yang akrab kami memanggilnya Bang Beno. Beliau adalah Ketua ISBA JAYA periode 2010-2011. Hari ini adalah hari pernikahannya. Selamat ya Bang semoga menjadi keluarga yang SAMAWA. Kami diundangnya keacara resepsi nya jam 11 siang. Saya sudah membuat janji dengan Nana untuk pergi bersama-sama.

Setiba di Bandara, saya menunggu nana menjemput saya, dan nana pn tiba. Kami menuju rumah  untuk berganti baju kondnagan nana di Desa Air Mesu yang tidak jauh dari bandara. Ya, hari ini kami kondangan keacara resepsi pernikahana Bang Beno.

Jam 11 kami sudah tiba ditempat resepsi tersebut, resepsi pernikahan diadakan di Grand Melinium Hotel Pangkalpinang  dan menggunakan adat Bangka, Bajunya pun begitu, ada tarian Bangka, dan prasmanan khas Bangka juga. Hanya doa yang menjadi kado terindah dari kami untuk Bang Beno dan keluarga. Selamat menempuh hidup baru.
Acara resepsi selesai, saya dan nana kembali kerumah nana, namun kami singgah dulu di rumah sahabat saya yang sudah berkeluarga yaitu akrab nya saya panggil dia Iput. Sahabat yang saya kenal sejak SD, sekarang dia sudah berkeluarga dan suaminya orang air mesu, maka sekarang dia tinggal di Desa Air Mesu cukup jauh dari desa kami yaitu desa Kimak. Saya disajikan empek-empek lagi dirumahnya. Delicious.

Sebelumnya saya dan nana tidak membuat planning untuk jalan-jalan atau bepergian kemana, yang ada nana sdah janji akan mengantar saya sampai dirumah, jadi saya tidak perlu repot menunggu bis jurusan Pangkalpinag-Sungailiat.  Alhamdulillah.

Menjelang sore, saya dan nana bersiap-siap menuju rumah saya. Dan berangkatlah kami dengan sepeda motor milik nana yang sudah setia kira-kira 5 tahun terakhir ini. Didalam perjalanan, tepatnya di Selindung kami mengambil jalan lintas timur yang masih baru resmi menjadi jalan lintas timur.  Melintasi jembatan baru itu, menikmati bentangan sungai Pangkal Balam- Baturusa. Banyak remaja yang sekedar nongkrong dipinggir jembatan. Adapula yang memancing udang galah dan ikan sungai, dan ada juga keluarga yang berekreasi disana. Kami hanya melintasinya saja. Kemudian dari kejauhan terlihat bangungan, corong pabrik karet dan PLTU Air Anyir.



Sepanjang perjalanan, mata saya dan nana selalu penasaran dengan pemandangan yang kami lihat. Kami melihat banyak orang keluar masuk dari jalan tanah kuning.  Dan kami pun bermaksud menuju jalan tersebut. Ternyata itu adalah jalan menuju pantai Koala.  Dan kami pun belum pernah ke Pantai Koala. Jadi lah ini pertamakalinya kami kepantai tersebut. Yang ada dibayangan saya bisa jadi nana juga. Pantai Koala pantai baru yang masih biasa saja, ternyata salah. Pantai koala sudah lama ada namu tidak terawat, dulunya tempat prostitusi sehingga banyak pondok-pondok tua yang tak terawat. Padahal pemandangannya sangat indah dekat dengan pelabuhan pangkalnbalam yang menjadi lintas kapal untuk menepi. Airnya dangkal dan ombaknya sangat tenang. Hari itu juga banyak pengunjung , rata-rata orangtua bersama anak-anaknya. Ada yang bakar-bakar ikan, mandi, berenang dilaut, dan ada juga yang mecari ikan.


Kami tak lama-lama disana, setelah mengambil foto-foto dengan view yang bagus kami bergegas pulang. Kemudian, penasaran masih, sehingga nana menjuluki kami dengan miak natak yang artinya gadis yang suka jalan-jalan.  Kami masuk kepantai mudel yang masih deretan dari pantai koala tadi, lanjut lagi ke pantai Air Anyir dan kami melanjutkan kembali perjalanan menuju rumah saya. Saya bilang ini sangat iseng, ya iseng trip.

Kami melewati perkampungan masyrakat konghucu. Masih terlihat rumah-rumah tua orang cina dahulu. Unik dan bersejarah. Sepanjang jalan tersebut, saya mengajak nana untuk melihat tumpukan tanah merah yang menulang seperti tembok tanah. Saya penasaran dengan tembok tanah tersebut. Dari pinggir jalan sekitar 50 meter lagi, kami menuju kesana melewati perkuburan cina yang megah-megah. Alau di Bangka disebut pendam cin. Rasa penasaran kami, membuat rasa letih kami hilang begitu saja. Tembok tanah merah tersebut sduah semakin dekat.

Sampailah kami di tembok tanah merah tersebut. Wooow. Dari tembok tanah merah yang tingginya sekitar 20 meter tersebut kami bisa menimakti panorama disekeliling. Kemudian nana mulai berkeliling dan saya masih mengambil foto-foto disekeliling.



Tak lama terdengar suara teriak dari nana. Dan saya langsung menyusulnya dengan panik. Saya kira ada ular atau terperosok dilubang. Namun bukan itu. Nana terkejut melihat danau hijau ditengah-tengah tembok tanah merah tersebut. Dan saya pun terkesima. Takjub. Tanpa suara. Tak terasa air mata kami mengalir begitu saja. Kami bukan sedang sedih tapi saking takjubnya. Ada kawah yang sangat mirip di irland tersebut berada di depan mata kami. Subhanallah. Just it I can say. Nothing more.

Kami mengambil beberapa foto. Dan siap untuk membagi ke kawan-kawan yang lainnya.tembok tanah merah tersebut merupakan bekas galian tambang timah dengan mesin besar dan dikeruk dengan alat berat. Siapa yang menyangka, jika dilihat dari jalan hanya onggokan tanah merah yang membentuk seperti tembok. Sangat disayangkan jika ini tidak kita tumbuhkan menjadi potensi pariwisata.  Kami menamainya dengan kawah redland, keren bukan?. Yup, ini lah yang memutuskan saya dan nana menamakan agenda hari ini dengan hastag #isengtrip. Bagaimana? Aneh bukan.



Ya, tersenyum dan takjub itu tak semahal kita berwisata ke greendland dikota. isengtrip have done!

Bukak Puasa Nam di Desa Jada Bahrin

Diposting oleh Unknown 1 komentar

“ Saya, Kamu, Dia, Kalian adalah Keluarga”
Pada 2014 ini merupakan menjadi pengalaman pertama saya ikut serta merayakan adat “ Bukak Puasa Nam” di Desa Jada Bahrin yang mana jatuh pada tanggal 24 Agustus 2014.
Lho, adat apa lagi ni? Saking banyaknya adat, perayaan, pesta kampung yang ada di Bangka Belitung. Ya, bukak Puasa Nam merupakan pesta kampung yang merayakan berbuka puasa 6 syawal. Itu tandanya puasa 6 syawal sudah selesai dilaksanakan yang setiap tahun dilaksanakan. Pesta kampung ini dlaksanakan oleh masyarakat  desa Jada Bahrin yang sudah terkenal sebagai ikon desa tersebut.

Desa Jada Bahrin bertetangga dengan kampung kelahiran  saya juga. Keluarga saya tinggal di Desa Kimak, hanya sungai bahrin yang membatasi kampung kami. Dan kebanyakan pun penduduk Desa Jada Bahrin adalah sanak family dari Desa Kimak. Bahasanya pun hampir sama, hanya saja ada beberapa dialek yang berbeda. 

Kesempatan ini, tidak saya sia-siakan. Saya pergi bersama keluarga dengan sepeda  motor kami yang setia.pagi-pagi kami sudah tiba di Desa Jada Bahrin dan masyarakat disana pun sudah siap sedia menyambut, menjamu tamu-tamu dan keluarga yang datang.  Bukak Puasa Nam,  masyarakat menggelar kegiatan nganggung yakni membawa makanan dengan dulang ke mesjid bersama-sama, setiap rumah satu dulang. Nganggung ini juga merupakan adat khas di Bangka Belitung, nganggung mempunyai arti dan tujuan yakni  membawa makanan yang seadanya ke mesjid kemudian makan bersama-sama untuk meningkatkan silaturahmi masyarakat. Dulang yang digunakan pun begitu unik dengan warna emas dan dilengkapi tudung saji yang berwarna-warni. Berbondong-bondong para bapak-bapak dan remaja laki-laki membawa dulang dengan diangkat keatas  dengan tangan atau dijunjung.

Setelah acara nganggung, tahlilan, shalawatan di mesjid selesai  dilanjutkan lagi pawai dan marching band yang mengelilingi sepanjang jalan kampung. Semua masyarakat dan tamu-tamu menikmatinya termasuk saya.

Masing-masing rumah masyarakat, mereka menyiapkan dan menyajikan makanan khas Bangka antara lain makanan berat degan ketupat, lepat dan lauk-pauk, dan snack nya ada tekwan, empek-empek, bakso kemudian juga berbagai minuman. Dan yang sangat khas  itu adalah udang galah dan lempah ikan sungai yang menjadi ikon makanan yang ditunggu-tunggu para tamu. Disetiap rumah, jika kalian datang pasti disajikan dengan udang galah dan lempah ikan sungai yang enak, mani, asam, pedas pastinya gurih. Luar biasakan?

Nah, yang lebih menarinya saya banyak bertemu dengan sanak keluarga dan itu pun baru tahu kalau banyak keluarga disini. Ya,bukak puasa Nam tidak hanya acara pesta kampung namun menjadi ajang silahturami. Sungguh unik, Bangka Belitung dengan beragam adat istiadat.


Matahari hampir terbenam, kampung pun tidak seramai tadi pagi dan siang. Para tamu-tamu beranjak pulang begitu pun dengan saya. Bukak puasa nam, membuka pikiran saya arti dari dari kebersamaan diantara sanak family. Semoga bisa mengikuti Bukak Puasa Nam 2015. Bersamaan dengan pesta kampung ini juga ada pesta kampung “ seribu dodol” di Desa Kundi, Bangka Barat.

Trip to Sepanjang Lintas Timur, Bangka Induk

Diposting oleh Unknown 0 komentar
Bangka, 13 Agustus 2014

Bulan Agustus tahun 2014, masih dalam suasana liburan, tentunya saya masih berada di Bangka. Dan banyak postingan, update status, timeline para mahasiswa Bangka yang merantau di Jakarta dan sekitarnya seperti ini “ I am in Bangka, Bangka I caming, dan banyak lagi yang lainnya. Barangkali, kami yang perantau ini sangat merindukan Bumi Bangka. Ya, memang benar begitu. Sangat merindukan.

Nah, kali ini saya berbagi pengalaman tentang petualangan dua kakak beradik yaitu saya dan adik saya sela. Petualangan yang saya anggap iseng juga. Berawal dari kami akan pergi ke kantor polsek kecamatan Merawang untuk mengurus SKCK sela untuk salahsatu berkas persyaratan masuk kuliahnya. Tiba di kantor polsek tersebut, ternyata mati lampu sehingga urus mengurus pun ditunda. Sudah mnejelang siang, agenda kami pun masih tidak terencana. Oke, kami memutuskan untuk berpetualangan di Sepanjang lintas timur dan bersemangat untuk mengambil foto-foto yang bagus. Tidak menuggu-nunggu lagi,  tancap gaslah kami dengan sepeda motor vega merah kami yang selalu setia. Tepat  Kantor polsek Merawang yang terletak di Batusrusa, kami langsung menuju Pantai Air Anyir. Sebentar saja disini, kami mengambil foto-foto yang menarik. Terhampar ilalang dengan bunganya yang menguning begitu menyejukkan mata kami.


Tak berapa lama, sudah puas memanjakan mata dengan hamparan ilalang kami melaju menuju Pantai Tikus yang tidak jauh dari Pantai Air Anyir, karena sejumlah pantai berderetan di Sepanjang Listas Timur Bangka Induk ini. Kami harus melewati tebing Batu Ampar yang cukup menanjak, terlihat bentangan hijau dari perkebunan sawit. Sepanjang perjalanan menuju Pantai Tikus,  mata kami tertarik oleh kebiruan genangan air di pinggir jalan tersebut. Saya sangat takjub melihatnya, nyata biru seperti langit atau air laut. Tetapi genangan air yang biru itu bukan laut, kami belum sampai di Pantai Tikusnya.


 Saya juga seakan tidak percaya bahwa genangan air yang biru itu adalah air kolong atau camui yakni kubangan bekas tambang timah. Kawan-kawan barangkali sudah pernah atau sering mendengar hancurnya Bangka Belitung oleh tambang timah yaitu terdapat kubangan-kubangan bekas tambang timah atau dibangka disebut dengan bekas camui. Kenyataannya memang begitu. Menyedihkan. Namun jangan terlalu larut dalam kesedihan kawan. Bukan berarti kita acuh tapi semua ada jalan dan solusi jika kita mau melakukan dan sadar. Oh iya, yang lebih membuat saya gedek juga ada yang menggelarkan Bangka Belitung pulau seribu Kubangan. Ini mengenaskan. Yang tadinya gelarnya pulau timah hingga timah yang memulau di Pulau Bangka.


Nah, kembali lagi dengan genangan air yang biru tadi. Ya. Airnya yang biru mengajak kami berhenti dan menghampirinya. Wow. Sungguh menakjubkan. Tak lupa juga kami mengambil foto.  Sungguh ironi, diantara seribu kubangan kami menemukan kubangan yang indah. Ah saya tidak pandai merangkai kata-kata lagi. Puas di kebiruannya kami melanjutkan kembali perjalanan kepantai tikus.
Lima belas menit tiba lah kami di Pantai Tikus. Wah, tak disangka saya merasa seperti berada di Thailand. Lebay deh. Ah gak kok ada juga seperti di Taman Mini Indonesia Indah. Sering saya dilihat dipostingan beberapa teman di facebook atau twitter,  ternyata ini tempatnya. Saya pikir berada diluar Bangka kenyataannya bukan. Ya, terdapat Pagoda atau klenteng yang megah  dan mirip sekali seperti di Thailand. Walaupun saya belum pernah kethailand saya melihat dari postingan teman-teman. Kelenteng ini merupakan tempat beribadah masyarakat konghucu di Bangka. Dari atas kelenteng tersebut, kami bisa melihat bentangan laut lepas yang biru dan pantai tikus yang indah menawan. Salah satu ciri khas pantai-pantai di Bangka Belitung yakni bebatuan yang tertata alami oleh alam sangat cantik. Kami mulai menyususi pantai tikus dan kami memetik buah endemik Bangka Belitung yang tumbuh sendiri. Sekarang sudah mulai langka karena sudah banyak hutan dibabat, dan tidak seperti dulu lagi, buah ini jarang dipetik oleh anak-anak seumuran SD karena perkembangan zaman, mereka jarang bermain diarea hutan. Karena sesuai dengan fakta, anak-anak sekarang lebih suka di rumah menonton tv, bermain psp atau gadget lainnya.  Kami menamakan buah tersebut adalah buah karaduduk dan saya juga belum menemukan nama ilmiah dari buah karaduduk ini. Buahnya seperti buah anggur namun tidak berbuah ditangkai yang sama. Hitam jika sudah matang,hijau muda jika masih mentah dan muda.  Rasanya manis, ada juga yang masih hijau kami makan untuk obat saki perut. Bermanfaat kan.


Tidak terasa letih dan waktu pun sudah menjelang sore kami beranjak pulang. Setelah pantai tikus ada juga pantai gita, pantai kalo’, yang tak kalah menawannya. Menikmati angin segar dari laut dan bukit hijau Rebo, seolah penat ini terbawa angin dan menjauh dari badan kami. Lega. Saya seakan ingin berteriak sekuat-kuatnya.  Sebelum memutuskan pulang kerumah, kembali lagi mata kami tertari oleh genangan air yang hijau pekat.  Ya, masih sama seperti genangan air yang bru tadi. Kubangan bekas timah yang satu ini airnya berwarna hijau pekat dari kejauhan dan airnya sangat jernih.  Menakjubkan lagi.  So, what waiting for? Take a picture. Olala. 

Nah, kembali lagi dengan 1000 kubangan bekas tambang timah di Bangka, sudah dua warna yang sangat menarik. Ini bukan suatu bekas yang bermanfaat saja namun bisa disulap menjadi tempat memanjakan maata, rekreasi bersama sahabat atau pun turis dalam negri maupun luar negri hal ini hanya ada di Bangka Belitung lo. So, Come hereJ. Tidak hanya biru dan hijau, masih banyak warna yang lain yang belum saya explore. Baiklah, diantara 1000 kubangan yang mengenaskan Tuhan masih menyajikan beberapa keindahan darinya. Tinggal bagaimana kami dan kita manusianya yang mengembangkan keindahan tersebut sehingga menjadi potensi pariwisata, eco-tourism dan menjadi peluang untuk meningkatkan ekonomi kita.


Well, semua yang bekas gak semuanya mengenaskan. Dan, tanpa malu-malu cacing yang berada diperut kami berdendang itu tandanya lapar dan kami pun melaju pulang. Ini lah keindahan di sepanjang lintas timur Bangka Induk. 

I Found Ideas—at Perpustakaan Nasional, Jakarta

Diposting oleh Unknown 0 komentar

Halooha, maaf ni  komitmen untuk menulis setiap minggu masih terhambat berbagai alasan. Sebenarnya banyak hal yang ingin saya bagikan keteman-teman blogger tercinta. Kali ini disiang yang terik nan cerah, saya sedang mendapat mandat dari pekerjaan untuk membaca beberapa buku referensi di Perpustakaan Nasional . Buku referensi tentang Analisis Ekonomi dan Bisnis. Ini membuat saya bosan tentunya. Setelah mendapatkan buku tersebut, belum mood baca tetapi suasana di Aula Perpustakaan ini membangunkan hati, otak dan jari-jari saya untuk menulis. Ide pun bermunculan tak beraturan dan seakan beradu apa diantara ide tersebut yang bakal saya tulis. Tak sabar juga saya, saya selalu didatang sekawanan ide ketika bosan pada sesuatu dan suasan yang mendukung. Saya memilih duduk dikursi pojok dan meja nya pun lumayan nyaman tidak tinggi dan tidak kerendahan juga. Mengeluarkan laptop dan cus menghidupkannya.
Dasar ide yang tidak bertanggungjawab!!, saya sudah siap mengeluarkan mereka dari kurungan otak saya malah pergi menghilang begitu saja.  Terlanjur sudah mengeluarkan semangat dan laptop saya pun harus menulis setidaknya satu lembar saja. Dan menulis saya sembari mencari kembali kawanan ide tersebut. Ide itu harus cepat-cepat kita tuangkan dan kebiasaan saya, menuliskan ide-ide di buku atau note kecil saya agar ide itu tak menghilang begitu saja.
Memang sudah lama tidak menulis padahal cita-cita ingin jadi penulis sebgitu besarnya. Besarnya cita-cita itu saya beberapa kali membuat blog yang tak kunjung terarah dan begitu saja saya meninggalkannya, sudah ada tiga blog namun yang aktif yang satu ini saja, ya wadah saya memposting tulisan ini. Sebenarnya, saya juga bingung dalam blog ini saya harus menulis dalam genre apa, informasi sejenis apa yang saya bagikan. Namun, saya sudah berkomitment walapun belums se-konsisten para penulis terkenal.
Saya ingin membagikan apapun yang ada dalam pikiran saya tentang hal yang positif sehingga dapat membagi hal positif juga kepada para teman-teman yang smepat membaca ini.
Tak terasa sudah lebih dari 200 kata yang saya tulis, tuh kan menulis itu tak usah ragu dengan ide pada waktu berpikir dan cus menulis bakal mengalir saja kosakata, kalimat yang memang belum sebagus para penulis bestseller.
Wah, dari pada menceritakan  abstrak diatas saya bermaksud membagi cerita tentang Perpustakaan  Nasional yang terletak di Jalan Salemba, Jakarta Pusat seblahnya Kemensos RI ini. Gedung yang megah ini merupakan tempat  kumpulan ilmu yang terbukukan. Perpustakaan Pusat, bearti Perpustakaan ini lah yang menjadi poros Perpustakaan lainnya. Peprustakaan ini sangat memnujung tinggi administrasi dan birokrasi yang menurut saya lumayan ribet. Harus daftar keanggotaan, kemudian ke lantai 2 untuk mengambil katalog dan seterusnya. Saya pun awalnya mengeluh namun beberapa kali kesini saya sudah mulai terbiasa. Cukup nyaman. Tepatnya, saya datang kesini ada pameran karikatur Indonesia jaman dahulu. Menarik penuh dengan nilai-nilai seni masing-masing.

Sayangnya, beberapa komputer publiknya rusak. Kurang maintanance dari pihak perpustakaan ini. Pengunjungnya ramai, mulai dari mahasiswa, peneliti, hingga para CEO perusahaan besar. Pelayanan di perpustakaan ini sudah mendekati baik, saya belum bertemu dengan petugas yang jutek jadi saya pikir ini sudah baik, terlebih tidak ada yang sibuk dengan gadget saat bekerja.  Perpustakaan ini buka dari jam 09.00 am-06.00 pm, waktu buka ini juga menarik minat para pegawai yang pulang kerja jam 04.00 am untu datang keperpustakaan untuk membaca adapun sekedar untuk wifi gratisan sembari menunggu magrib dan macet nya Jakarta saat jam pulang kerja. Perpustakaan ini sangat strategis pula letaknya, saya saja cukup dengan naek bis dengan 10 menit dari kantor saya di sebrang HI. Kalaupun dari rumah tante saya di Matraman, saya berjalan kaki sekita 10 menit juga. Di Perpustakaan ide untuk menulis berdatangan dan kosakata mengalir seolah mengajak menjadi kawan akrab. Nah, kawan-kawan kalau memang ada waktu yuk berkunjung keperpustakaan pusat Nasional  kita ini.  Untuk lebih detai tentang perpustakaan Nasional RI baca-baca di www.pnri.go.id Semoga bermanfaat.

Prosa Cinta Musim ini

Diposting oleh Unknown 0 komentar

www.deviantart.com
Tak ada kata yang lebih indah dari kata cinta dengan segala keromantisannya. Mengenang untuk membesarkan perasaan yang menjadikan seolah ratu. Tak mengenal lagi dengan kesedihan tadi pagi, menyergap segala kegundahan oleh sinar mentari pagi.hilang tak berpamitan. Musim tak usah kau tunggu kapan waktu berganti, apalagi hari-hari yang perlu jua kau tunggu. Sekalipun jam dinding di cafe kita bertemu memaksa aku untuk mematikannya hingga kau pikir waktu akan berhenti. Tidak, semua omong kosong kalaupu itu terjadi. Semua kata sudah ku kerahkan untuk merangkai keindahan setiap larik dari sajak romansa yang kau minta. Aku masih saja berusaha.

 Tapi, bunga sakura di depan rumah ku mekar pertanda musim sudah beralih. Serasa mimpi ku alami kemarin malam yang ku lupa alur dan akhirnya. Menendangkan irama-irama rindu kepada mu tak ku ambil makna nya, tak butuh ketersiratan yang mengena. Disini menunggu hanya melihat paras mu yang selalu membuat ku bertentang dengan perasaan ini.

Tak ada kerjaan ku dibuat untuk membayangkan wajah kejakaan mu dalam menjalani percintaan, itu kata mereka yang sedang bersenang-senang dengan nada cinta. Aku, duduk ingin bersila namun tak sopan rasanya karena banyak perasaan yang berlalu lalang menatap ku kejam terhadap penantian ku ini. Menyerah saja bisik beberapa kawanan putus asa yang mendekati ku dengan rayuannya. Aku mentah-mentah menolak merajai hati ku pilihan ku ada pada ku. Tak ingin ku mengenal para perayu untum meninggalkan perasaan dan taktik penantian yang buta ini.

Kesadaran ku menghilang, mulai mencari-cari jalan dipersimpangan sebelah hati mana. Terkelebat masih saja paras mu mendatangi ku dengan sopan dan mengajak ku berteman damai. Lalu, bagaimana cara-cara kemarin bermaksud melupa aku terlalui. Diri mu saja begini.


Semusim saja melupa anugrah cinta yang dihadiahkan  untuk ku yang menyendiri ini. Bukan tak kuingat lagi sudah jenuh menghitung musim mencatat prosa cinta yang tak berujung terang akan cinta yang sesungguhnya.

Letter to Mr. Ry (2th Edition)

Diposting oleh Unknown 0 komentar
Selamat malam, wahai penaut rindu

Sampai saat ini masih menjadi sebuah rasa penasaran ku
Lama tidak mendengar kabar mu. Berharap selalu ada kabar baik yang bisa kita dengar satu sama lain. Saling mendoakan kebaikan. Bertanya kabar buan basa-basi ku namun dengan percaya diri aku memang besar hati ingin tahu kabar mu yang sesungguhnya. Hati ku selalu mengatakan yang terbaik untuk menghibur rasa kerinduan yang kian menyeruak. Belum sampai ditengah-tengah isi surat sudah terbaca sudah inti dari dari surat ku ini. Tapi bukan sekedar kerinduan saja, aku ingin sekali membagi banyak cerita dengan mu.

Beberapa bulan lalu ku sampaikan kerinduan ku banyak melalui tulisan ku baik di buku harian ku dan juga timeline di beberapa akun sosial media punya ku. Ku tak mengusik mu menyebut nama mu hanya saja terkadang pengandaianku terbaca oleh bebarapa teman-teman ku yang sempat membaca nya. Terkadang juga aku mencoba menyelidikmu melalui sisial media mu yang memang kita sudah tidak berteman lagi karena emosi sesaat tak mengerti juga ku mem-blok akun mu. Ini masalah hati yang kurang sabar. Tidak menyalahkan mu dan juga aku.

Sesungguhnya, jarak kita nyata tak ada jalan yang dekat untuk saling menjenguk. Tak menyalahi kita tak pernah berniat untuk bertemu satu sama lain. Karena perasaan juga menghitung jarak agar dia tergoda. Memang daratan masih terpijak oleh kaki kita namun itu bukan usaha yang mesti kita lakukan. Terlalu memaksa saja. Bersabar mungkin saja cukup.

Tak terdengar kabar mu, niat ku mengirimi berbagai curahan kerinduan ku melalui angin-angin malam yang  akhir-akhir ini selalu menemani ku menulis sampai azan subuh. Kayaknya aku terserang insomnia, tapi semata bukan karena diri mu. Pola tidur ku kembali ke masa tahun kemarin cukup satu jam saja cukup untuk aku pejamkan mata mu sehingga memimpikan mu sangat terbatas. Tapi, tidak juga sempat beberapa kali aku tetap memimpikan mu. Aku menulis apa saja yang ingin aku tulis, tak hanya tentang dirimu. Sepertinya bulan-bulan ini aku banyak menulis surat untuk Tuhan, shabat-sahabat, dan juga diri mu. Bukan aku tak punya teman bercerita tapi  ini lebih baik. Teman-teman ku layaknya aku punya kesibukan masing-masing. Kami saling mengerti tidak ada salah paham. Ku rasa dirmu juga ingin memahamiku dan aku juga begitu.

Bukan setahun kita tidak berkabar namun sifat burukmu yang membuat rasa kesal ku belum berubah juga. Menghilang begitu saja, datang pun sama. Tak diantar pulangnya, datang pun tak dijemput. Terkadang hati kum membuang jauh memikirkan segala tentang mu. Tapi, aku lelah jika membohongi diri sendiri terlebih aku mebenci kebohongan untuk diri sendiri. Aku belum cukup mengerti keadaanmu, apalagi sifat mu yang terbilang aneh juga. Menghilang, datang dengan seenaknya. Aku ini masih manusia tak punya kekuatan dengan menebak saja tentang mu. Perasaan mu, perasaan ku buka lah satu. Jadi, aku sendiri kamu pun sendiri. Pengakuan ku, melebih sifat agresif namun ku membatah hal itu, ku bilang emansipasi tapi kau diam tak bergeming. Kau pikir aku tak merasa gamang?

Banyak ku baca buku, mendengar lagu, dan pepatah-pepatah cinta bertepuk sebelah tangan. Ku membantah, karena aku membaca tentang mu tak bisa kau sembunyi dengan mudah tentang perasaan mu. Mungkin disaat ku merindu, kau pun begitu hanya saja jarak dan ke-ego-an mu merajai diri mu. Sudah kamu kalah dan diam. Tak sekali, tak sebentar membaca ku coba membaca keadaan, menebak perasaan, meyakini kau menaruh ahrap pada ku. Percaya diri ku sekarang lebih meratui daripada logika ku. Aku mempercayai percaya diri punya kekuatan sendiri.
Sudahlah membahas tentang perasaanmu. Aku disini membagi cerita keberadaan namamu, bayangan mu dihati ku.

Sekarang, sepertinya kau sibuk dengan berbagai kegiatan semoga saja kegiatan yang bermanfaat pastinya. Kalau aku sendiri, menyibukkan diri dengan setumpuk pekerjaan kantor yang kini menjadi bagian besar dari hari-hari ku. Aku menemukan keluarga baru dari rekan-rekan kerja ku ini, baru kenal memang dan kami dari berbagai latar belakang yang berbeda-beda. Aku disana bisa jadi yang paling muda, karena baru tiga minggu disana. Aku menimati suasana kerjanya. Aku tak betah memang jika mesti duduk seharian dikantor. Sesuai dengan posisi ku disana, aku sering keluar kantor untuk berbagai pertemuan-pertemuan penting yang diadakan oleh kantor kami. Aku bertemu banyaka orang-orang baru. Terkadang aku pun sedikit kurang percaya diri tapi ku selalu menambah rasa percaya diri dengan membaca buku pengembangan diri dan mendengar petuah-petuah mentor-mentor terbaik ku.

Tak hanya menyibukkan diri pada pekerjaan dikantor, aku mengambil les bahasa Jerman yang membuat kepala berdenyut dengan penyebutan kosa kata yang agak sulit lidah ku ucapkan, aku juga menyempatkan diri untuk menulis karena salahsatu tobe list tahun ini ingin menerbitkan satu buku dengan genre apapun. Aku juga mulai banyak mengikuti workshop kepenulisan,  bertemu komunitas penulis, hingga penulis-penulis best seller. Banyak belajar dari mereka, kenyataannya aku belum memmpunyai apap-apa tentang menulis. Semangat ku besar sehingga keberanian menulis begitu besar. Sudah bebera bab namun masih jauh dari selesai. Butuh perjuangan besar.

Tahun ini aku belum wisuda untuk gelar sarjana teknik ku yang selalu aku dambakan, karena beasiswa ku untuk semester ini tidak diadakan kampus. Bukan aku menyrah, namun kenyatannya aku harus berjuang untuk mebayar sendiri dengan bekerja dahulu untuk satu semester ini. Disela-sela menunggu aku berangkat melanjutkan master ku di Jerman tahun 2015. Semua jalan Tuhan yang mengatur tinggal kita melewati jalan yang mana.

Akhir pekan aku mengikuti berbagai seminar, event dari komunitas khusunya berhubungan dengan kepemudaan dan isu lingkungan. Masih bertemu dengan teman-teman dari berbagai komunitas. Aku masih aktif di penguyuban tercinta yaitu ISBA JAYA. Kami banyak program terakhir pendirian pondok mimpi. Oh iya, kemarin juga dengan hobi baru ku backpacking. Aku dan Nana berhasil backpacking ke Mentok kemudian Nana juga berhasil backpacking edisi ke-2 kembali. Itu lah hobi baru kami yang semoga selalu menginpirasi. Aku banyak bercerita, bagaimana dengan mu?
Sampai saat ini, hati ku pun belum berlabuh kemana pun. Aku masih berteman dengan teman-teman laki-laki ku. Kami bersahabat, bercerita juga namun sepertinya mereka juga sibuk layaknya kau. Sering mendapat pertanyaan tentang keberadaan mu, aku tak menjawab yang aneh-aneh cukup dengan sesungging senyum ku ynag ikhlas. Mereka diam setelah itu. Bukan aku menghindar namun takut saja jawaban ku melebih-lebih.

Malam kemarin, sempat mengirimkan SMS pada Ratna kami merencanakan ke Jogja, ah ku pikir ke Jogja. Jogja yang penuh menyimpan rahasia mu. Kota jogja yang penuh kerinduan, mungkin saja Tuhan menciptakan kota itu penuh dengan kerinduan hingga ia menjadi kota romantis yang sudah ku kujungi. Berbahagialah kamu yang setiap ahri menghirup udara kerinduan itu. Tapi, begitu lama kau menyadari kerinduan itu. Ya, kami merencakan kesana bukan untuk menyumbang kegalauan setelah pulang dari jogja untuk Jakarta ini. Tapi mencari udara penaut-penaut rindu di Kota itu. Kami ingin menumpah rindu pada lorong-lorong jalan malioboro yangtemaram saat malam minggu. Dan masih banyak tempat di Kota ini yang pebuh inspirasi dan cocok untuk menumpahkan kepenatan kami dari Jakarta ini. Masih rencana.

Sudah hampir tiga lembar, bukan surat cinta apalagi surat tuntutan atau permohonan. Ini berisi curahan kerinduan ku akan bercerita pada mu yang sudah lama tidak kita lakukan dikarenakan berbagai alasan. Wah, saya harus pulang kerumah tidak terasa malam sudah larut dan dicafe ini sudah mulai sepi untuk pengunjung seumuran saya. Nanti saya dipandang aneh lagi sama mereka yang berdatangan ini sudah jam malam memang terlebih aku ini perempuan. Perempuan yang baik menyimpan kerinduannya.

Ya sudahlah, nanti saja kita bercerita banyak Tuhan akan memberi waktu dan tempat untuk kita. Berharap sifat mu menjadi lebih baik tidak lagi menyebalkan datang dan pergi. Punya keberanian untuk pengakuan mu, jangan dengarkan bisikan-bisikan nyata yang mengahalangi niat baik kita. Aku tak bermaksud mengadu domba mu lebih tapi kenyataan itu ada didepan mata kita bukan mata orang lain. Jalani saja asal tidak mengusik hakhak orang lain. Kita yang menjalani, menyemangati, memberanikan, menyatakan nya pun kita bukan orang lain.oke.

Di akhir cerita ku malam ini, membaynagkan kita akan menikmati temaram lampu cafe sekedar untuk meneguk capucinno kesukaan ku dan black expresso kesukaan mu. Dan kau menceritakan skor-skor realmadrid tim kesukaanmu walaupun aku hanya bisa tertawa dan mengangguk tnda memahami kemenangannya. Aku tak hobi denga football tapi tak juga tak hobi mendengar cerita tentang kesukaanmu. Karena kau pun belum tentu menyukai buku-buku yang hobi ku baca. Perbedaan kita  bukan lah masalah besar yang harus diperdebatkan.yang diperdebatkan ini perasaan kita yang tak ingin menepi dalam kepastian. Ya ini lah kenyataannya. Terkadang aku mulai meracau menanya apaka ini cinta? Dan haruskan ku yang menunggu mu dan mesti ku simpan saja seperti ini atau pertanyaan-pertanyaan lain yang membuat ku jenuh seakan kau mengabaikan masing-masing perasaan ini.
Malam sudah, aku harus pulang kerumah. Jika Tuhan menunjukkan kau membaca ini selamat membaca, jika pun belum ya sudah ini melatih ku bercerita dan menulis.

Merindu mu, Aku berani
Jakarta yang berjarak dengan Jogja


 

Aluna Alanis's Life Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting