Rabu, 18 Februari 2015

Ngulik Manggar, Belitung Timur

Diposting oleh Unknown

Heyy,,, kawan pernah dengarkan atau emang sudah terkenal juga kan kalau manggar mendapat julukan kota seribu warung kopi. Dan ini nyata, benar. Ketika kita memasuki  kota  Manggar, di gerbangnya pun sudah terpampang Kota seribu warung kopi. 1000 warung kopi ini dibuktikan dengan sepanjang jalan di Manggar terdapat warung kopi dari mulai tradisional hingga high class juga.

Kali ini mengelilingi tempat yang sangat popular oleh Laskar Pelangi saya tidak lagi senri seperti perjalanan 2 jam tadi. Saya ditemani sahbat saya Anes, dan ini lah tujuan saya berkunjung ketempatnya. Selainnya menyampaikan dan menuntas rindu kami, saya ingin dia yang menjadi  tuorguide nya, mau gratis sih.

Bingung ya saya banyak sahabat di Belitung, ya anes adalah teman satua asrama se SMA namun dia sudah menetap lagi di Kampit dan sudah bekerja di sakahsatu Bank di Manggar. Kami sudah lama tidak berjumpa sekitar  8 bulan dengan terakhir di agenda travling keluarga kelabangsetelah lebaran tahun kemarin.

Yeee, anes jadi tour guide saya untuk mengulik keindahan dan keunikan Manggar. Kami melaju langsung menuju destinasi wisata yang sangat direkomendasikan, melewati jantung kota Manggar, pusat pasar dan terdapat taman kota yang berwarna-warni. Karena Laskar Pelangi jadilah banyak ikon kota yang berwarna pelanngi. Bagus, sangat menarik mata untuk melihatnya.


Kami melewati KMUKM Belitung, tempat bisnis pernak-pernik Belitung sebagai cindera mata bagi para wisatawan. Saya tidak membeli oleh-oleh disana, tapi saya tercengang dengan ukuran took yang tidak begitu besar tetapi meraup keuntungan sekitar 40 juta setiap bulannya, saya baru saja beberapa jam lalu membaca di berita Koran local. Keren dong. Oh, ini tempatnya gumam saya.

Kami menuju Pantai, masih mencngang juga tidak bohong juga kota 1000 warung kopi sepanjang jalan menuju pantai serdang yang kami tuju banyak warung kopi yang ada.

Tiba lah kami di pantai serdang, pantai ini beda dengan pantai di sekitaran Pantai Tanjung tinggi. Gak ada batuan granit,namun hamparan pasir putih bak salju saking halus dan lembutnya, dan terdapat ikon pantai yakni bersusun perahu sepanjang pantai, bervariasi warna seperti pelangi. Dan terdapat ikon pantai yakni replica perahu dan tarsius yang dibikin oleh mahasissw UGM dan UBB yang KKN disana.
foto: Pantai Serdang with Anes

Kata-kata apalagi yang bisa saya lontarkan kecualai KEREN!!!

Kami tidak langsung pulang dong tentunya, namanya juga mengulik manggar dalam waktu yang sesingkat-singkat nya ini, harus pintar-pintar. Anes langsung membawa saya ke tempat wisata yang tak kalah menarik juga, bukit A1 namanya, nama yang mudah diingat tapi bingung juga kenapa bukit A1, anes juga gak tahu kenapa, ya saya manggut-manggut saja. Kami naik kebukit tersebut, awal masuk melewati Rumah dinas Buoati dan Wakil Bupati Belitung timur. Unik dengan bangun lama yang masih ornament-ornamen tionghoa.

Sampai di puncak bukit, ternyata A1 itu penginapan diatas bukit, dari tas sana kita bisa menikmati kota Manggar dan  pantai lepas yang biru. Kami tak lama, dank arena hari sabtu itu pun tidak begitu ramai. Mengambil bebrapa foto sebagai ritual khas seorang traveler kami langsung melaju ke pantai lalang dan lebih dikenal juga Pantai nyiur melambai.

Tidak jauh dari bukit A1 cukup mengikuti  tanjakan menurun saja langsung pantai nyiur melambai. Pantai lagi, pantai lagi.

foto : bukit A1 Manggar

Setiap pantai di Belitung punya ciri khas dan keindahan sendiri. Dengan nama nyiur melambai, saat kita masuk dari gerbang utama langsung ada tulisan besar Nyiur melambai dan ada panggungyang dicat warna pelangi .  Di sepanjang pantai dibangun pendopo-pendopo untuk bersantai. Sepertinya pantai ini untuk keluarga bercengkrama.

Sayangnya, waktu kami disini itu gak lama. Sayang sekali kan tapi gak apa-apa semoga kedepanny ada kesempatan lagi.

Well, saya hars balik lagi ke tempat monik di Tanjung Bainga, dari Kampit lo.. sampa
Lagi-lagi saya harus melakukan perjalanan bermotor sendirian lagi. Lumayan jauh lo, tapi saya memilih jalan tengah yang katanya jalan yang lebih dekat daripada jalan saya berangkat tadi. Ternyata dekat juga,. Sekititar 40 menit saya sampai di Tanjung pandan kembali. Saya harus membalas beberapa email untuk urusan kantor dan juga bisnis saya.

Saya memilih untuk mampir dulu di teras vanilla, yang mana saya akan memanfaatkanwifi gratisnya. Di teras vanilla ini saya memesan ice capucino dan  roti slace saja. Harga nya sekitar 35 ribu. Mahal ya kawan, begitulah Belitung tapi alamanya mebayar keindahan dengan Cuma-Cuma.
Belitung , pulau yang dikelilingi laut dan masyarakatnya memilih untuk tempat tinggal di pinggir pnatai sehingga ditengah-tengah pulau ini masih hutan luas dan beberapa hutan juga rusak akibat bekas tambang.

“Perjalanan yang tak bisa saya tukar pengalamannya dengan kado berupa boneka cantik tapi jika kawan-kawan membaca tulisan saya saya lebih suka”. Heheh.

Indah itu  sudah alami tapi menikmatinya itu manusianya yang menmajhkan rasa syukurnya.:)





0 komentar:

Posting Komentar

 

Aluna Alanis's Life Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting