Tuh kan kawan, gak ada habisnya ntuk diceritakan apa yang
saya rasakan, lakukan dan pelajaran saat
melakukan single traveling plus work a job juga
ke Belitung. Saya memang dudah
sering melihat pasngan lansi yang melakukan traeling baik itu ketempat-tempat
wisata, daki gunung, mungkin juga surfing. Namun, kesempatan untuk ngobrol
secara langsung belum juga menghampiri. Kesempatan itu sangat saya tunggu.
Menunggu bukan lagi kegiatan yang bikin saya bosan saat di
bandara, karena terakses dengan internet saya bisa posting-posting tulisan blog
, menonton video-video kesukaan di yuotube, download apa yang ingin
didownload.lumayan cepat. Jadi menunggu bukan masalah.
Tetapi, kali ini saya tidak beruntung untung akses internet,
di bandara hanandjoedin Belitung tida ada jarinan internet gratis yang bisa
diakses. Padahal saya sudah mengeluarkan laptop dan siap going online, saking
tidak puasnya saya bertanya sama beberapa petugas bandara. Tetaplah tidak bisa.
Eiits, bukan hanya saya ternyata yang sering memanfaatkan jaringan internet
gratis di ruang tunggu bandara ini, tapi didepan saya duduk ada sepasang nenek
dan kakek yang sepertinya baru saja menikmati liburan di Belitung ini.
Nenek itu juga bertanya kepada saya, apakah ada jaringan
internet gratis yang bisa dipakai.Kakek dan nenek ini bukan orang Indonesia
tetapi bisa berbahasa Indonesia sangat fasih.
Kemudian saya masih penasaran juga, sepasang nenek dan kakek
ini membawa dua koper besar, tas gendong belakang dan juga terlihat nenek
memgang 2 paspor merah dan tiketnya.
Saya memberanikan diri untuk berkenalan, dan mereka
menyambut perkenalan dari saya dengan ramah.
Nenek dan Kakek ini berasal dari Jerman , mereka sedang
berliburan mengelilingi Indonesia. Menakjubkan, setelah ini mereka akan ke
Bangka bersamaan dengan saya ini. Wah, saya sangat antusias untuk
bertanya-tanya tentang Jerman kepada mereka.
Saya mulai bercerita bahwa saya akan berangkat ke Jerman
pada bulan Oktober nanti untuk melanjutkan pendidikan master di Cotbuss. Saya
berbicara dalam bahasa Jerman dengan mereka sehingga beberapa orang yang juga
lagi menunggu disekitar kami, mereka meilhat kearah kami.
Mr. Dieter dan Mrs.
Schon lah nama dari kakek dan nenek tersebut. Mrs. Schon sangat antusias memperlihatkan
foto-foto rumah mereka, kegiatan mereka di Jerman, anak-anaknya, dan
cucu-cucunya. Beberapa foto-foto pemandangan disekitar rumah mereka dari
ipadnya.
Saya sangat senang dan rasanya gak sabar pengen berangkat ke
Jerman. MR. Schon mengundang saya untuk pas sudah di Jerman nanti untuk
berkunjung kerumah mereka. Dia menuliskan alamat dan nomor telpon rumah mereka
di Jerman.
Karena waktu menunggu amsih lumayan lama, kami
bercerita-cerita banyak mulai dari Indonesia sampai ke Jerman. Mrs. Schon member
ebebrapa tips untuk saya ketika saya berada di Jerman nanti. Tentang pakaian
yang harus dikenakan di Jerman ketika musim dingin dan cuaca disaa itu
terkadang tidak teratur dingin tiba-tiba juga sering. Jadi siapkan coat yang
tebal, sweater yang nyaman dan baju-baju hangat lainnya, kaos kaki, sarung
tangan. Kemudian dia memberitahu saya dimana harus membeli baju-baju murah yang
bagus di Jerman. Perempuan ya, gak jauh dari dunia shoping.hehehe
Ya, kalau untuk membeli baju kata Mrs. Schon lebih baik
menunggu cuci gudang akhir tahun- awal tahun, banyak yang bazaar murah di
berbagai pusat berbelanjaan di sana.
Kemudian kalau saja mau jalan-jalan yang murah, untuk
mendapat tiket kereta yang murah, bis yang murah banyak sekali kita bisa
membeli via online.
Mrs. Schon juga sering masak-masakan Indonesia, jadi datang
kerumahnya nanti kita bisa masa-masak katanya.
Bukan hanya informasi tentang Jerman yang saya dapatkan dari
mereka, namun sebuah inspirasi dari prinsip hidup mereka berdua. Mrs. Schon
senag bercerita sampai ia pun bercerita kisah cinta mereka, anank-anak mereka,
dan masa tua mereka.
Cinta mereka berlabuh dari hobi yang sama, yaitu traveling.
Ah, saya suka traveling loh. Akan saya mendapatkan pendamping hidup ketika
sedang traveling??heheh
Dari mereka menikah, mereka hidup di Jerman pusat di
Frunkfurt dan menetap disana hingga kedua anak mereka sudah bekerja dan
menikah. Setelah itu, mereka
memutuskan untuk ke pedesaan Stugart
untuk mengahabiskan masa tua, karena anak-anak mereka tidak serumah lagi hanya
tinggal mereka berdua saja.
Dari tahun 2008, mereka memutuskan untuk melakukan traveling
sepanjang tahun, dimulai dari eropa, Amerika, Negara-negara kecil, dan 2015
mereka mendarat di Indonesia. Dimulai dari Raja Ampat dan bertemu saya
diBelitung, dan sebentar lagi ke Bangka. Luar biasa.
Mereka akan mengahbiskan masa tua mereka denagn traveling
dari tempat ini ketempat yang lainnya. Dan Mr, Dieter memberi Quotes perjalanan
mereka kepada saya kira-kira beginilah kata-katanya:
“ Perjalanan hidup itu dilihat pada saat masa tuanya, apakah kita bisa menikmati atau tidak. Dengan melakukan hobi kami ini, kami menikmati masa tua kami, untuk masalah mati kami tidak tau tempat kami akan mati, jadi perjalanan lah yang mennunjukkan tempat itu”.
Begitulah, mungkin para kawan mendapat sebuah inspirasi atau
infromasi barangkali dari tulisan saya kali ini. Traveling itu menyenagkan.
0 komentar:
Posting Komentar