Jumat, 27 Maret 2015

PR saya sebagai Alumni SDN 17 Kimak!!!

Diposting oleh Unknown 2 komentar
image : dokumentasi pribadi
Hari ini hari jumat, saya sudah menyelesaikan beberapa to do list harian baik itu kerjaan rumah maupun kantor. Tentunya bukanlah hari libur kerja Cuma saya sudah merasakan hari libur besoknya, Sabtu. Biasa saya pengidap happy weekend penyakit yang menarik dan baru ya, hehehe. Ah, tidak benar itu hanya saya yang menyebutnya begitu.

Kali ini saya tidak curhat mengenai suasana hati yang apakah sedang galau atau berbunga-bunga, namun saya lebih tertarik untuk menulis pengalaman saya berada di SD yang  beberapa minggu lalu sempat saya kunjungi langsung ke SD nya.

Pagi-pagi jumat lalu saya ditelpon pihak kepala sekolah, dan beliau langsung to the point “Julita bisakah untuk berbagi inspirasi dengan siswa-siswi kami hari ini jam 08.00 WIB? Tanya Beliau ke saya. Dari hati memang tidak terbersit untuk menolak, seklaian sebagai alumni dari SD tersebut saya seperti berhutang pula jika menolak permintaan sekaligus tawaran bagi saya  untuk menjadi manusia yang bermanfaat .

Saya mengiyakan permintaan kepala sekolah SDN 17 Kimak, yang dulunya juga SD dimana saya menjadi sekarang ini. Hanya saja, kepala sekolahnya sudah ganti dan nama SDnya juga, dulunya SDN 42 Kimak. SD terbaik kata mereka dikampung kami yang kecil itu, hanya ada tiga SD di kampug kami. Jadilah saya merupakan salahsatu alumni dari SDN 42 Kimak.

hhmmm, berbagi inspirasi seperti apa ya, saya juga masih terus mencari inspirasi hehehe. Saya bersama busu sahabat sekaligus kakak terbaik saya menuju sekolah tersebut.

Sesampai di pintu gerbang sudah terlihat para siswa berbaris rapi menurut kelas masing-masing dengan seragam merah-putih yang rapi-rapi. Saya yang kebetulan diundang utnuk member inspirasi tersebut jadi deg-degan saja, mereka sudah siap mendengarkan apapun itu namanya inspirasi.
Ya Tuhan, saya tidak tahu lapa yang harus saya sampaikan. Otak saya berpikir keras hal apa yang harus saya sampaikan ini. Saya bersalaman dengan guru-guru yang sedang berkumpul didepan para siswa, ada beberapa guru lama yang masih disana. Guru yang sangatlah berjasa untuk saya, sebagai muridnya. Terutama guru menulis dan membaca, sungguh luar biasa.

Saya pun langsung dipersilahkan kepala sekolah untuk memebri inspirasi atau memebri motivasi kepada para siswanya, saya berada didepan semua siswa yang sudah berbaris rapi tadi. Saya memeperkenalkan diri dengan gaya santai saja, komunikatif dengan mereka, kemudian mulai saja saya menyampaikan beberapa motivasi untuk mereka dengan tema “ Bagaimana menjadi siswa berprestasi?”.
Saya memancing pertanyaan kepada mereka tentang buku,
1.      Adek-adek kalau dalam satu tahun pernah ke toko buku?  (Yang mau jawab acungkan tangan ya).

 Ada satu siswa kelas lima mengacung dan menjawab, tidak pernah dan belum pernah ke toko buku kak. Oh tuhan, sekarang dia duduk di kelas lima, bearti sudah lima tahun di sekolah dan belum pernah ke toko buku.

2.      Oke, pertanyaan lagi dari saya Siapa yang dalam satu satu hari membaca satu buku, buku apapun?
Tidak ada yang menjawab. Oke, saya masih semangat bertanya kalau yang seminggu  satu buku. Tidak ada yang menjawab. Hah, saya masih juga tidak putus asa bertanya, kalau yang satu bulan satu buku. Ternyata juga tidak ada. Ya kenyataannya memang begini kawan, miris bukan.
Buku kurang diminati, ya minat baca di SD ini sangat kurang.
Dan pertanyaan ini dapat celetukan dari siswa kelas 6 yang sebentar lagi mau ujian nasional dan lulus. Katanya, kak sehari satu satu buku bearti kita tidak pakai makan ya, baca terus kita nya.

Dua pertanyaan yang saya ajukan itu membuat saya lebih bersemangat menggebu untuk menyampaikan beberapa motivasi (eaak) untuk mereka, dan saya serius ini. Hehehe

Saya mulai dengan pertanyaan lagi ada yang mau jadi siswa yang berprestasi? Semua mengacungkan tangan dan menjawab serempak penuh semangat. Adaaaaaaaaaaaa kak!!!!

Saya berdiri didepan mereka semua, beruasaha menyusun kata biar mereka terpengaruh dan termotivasi juga. Dan itu bukanlah mudah bagi saya, yang bukanlah motivator ulung. Saya masih sangat abal-abal. Tetapi pengalaman ini pula yang jarang sekali didapatkan oleh kita, menurut saya. Sebuah kepercayaan dari suatu pihak untuk kita, merupakan sebuah penghargaan yang tidak bisa dibelikan dengan uang.

Setelah berbagi beberapa patah kata untuk tips menjadi siswa berprestasi untuk siswa-siswa , saya sebenarnya malu juga bisa berbicara idepan mereka semua. Sekali lagi ini penghargaan saya dari pihak sekolah untuk saya dan juga PR besar untuk saya agar membuat suatu gerakan siswa berpresati yang gemar membaca. Karena membaca langkah awal untu menjadi siswa yang benar-benar berprestasi.

 Terimakasih SDN 17 Kimak yang sangat saya banggakan dan para guru yang begitu berjasa dalam kehidupan saya sampai sekarang ini.



Selasa, 24 Maret 2015

Catatan Abang [part 8]

Diposting oleh Unknown 0 komentar

Kamu sepertinya kak tidak merelakan kesempatan ketemuan kita ini kak
Kamu sepertinya meghibur ku
Kita tetap ketemuan, aku sudah terlanjur di bandara walapun harus menunggu berjam-jam nantinya
Kamu masih diperjalanan kak
Terus aku mulai memaki kebosanan menunggu dan juga mengeluh ini pada mu
Dengan bahasa mu, tunggu kamu bentar lagi sampai tenang saja
Aku kak, seperti anak kecil yang sedang nangis sejadi-jadi dikasih balon
Bahagia banget kak Ak pengen teriak aku lah yang paling bahagia saat ini
Ya kamu muncul dihadapan ku dengan penampilan yang begitu necis
Aku suka kak, kaos hitam celana jeans hitam dan tas ransel hitam
Sungguh pria misterius memang, dan perfeksionis kak
Aku kok jadi deg-degan si kak, Aku malu
Aku didepan mu sekarang, aku lupa semua kata-kata
Jadi lah kamu seperti memwancarai ku
2 jam kita bertatap muka, kita bercerita
Itu masih kurang kak, Cuma 2 jam
Aku ingin selalu mejadi perhatian mu kak
Tapi ragu kamu nya gimana kak, adakah perempuan lain yang kamu tunggu
Ah, sudah lah kak tak usah kamu menuggu yang lain
Aku sudah didepan mu, mata mu kak,
Hati ku tak mampu lagi bagaimana menerjemahkan perasaan ini kak
Aku lah kak yang mencintaimu

Dengan doa dan dengan segenap pendekatan kita denga cerita-cerita.

Catatan Abang [part 7]

Diposting oleh Unknown 0 komentar


Pagi ini aku sangatlah simple dengan satu bawaan tas belakang saja
Tidak ada packing-packingan, habis mandi dan rapi aku diantar busu ke bandara kak
Kita belum saling menyapa kak
Aku pikir kamu juga sibuk terlebih paket internet ku habis
Tapi dilayar ponselku tertera satu panggilan tidak terjawab
Itu kamu kak, aku kegirangan karena baru pertama kali kamu menelpon ku
Cemas juga pakah memang benar penerbangan dialihkan dan kamu batal sepesawat dengan ku
Sirna dong khayalan ku semalam sedih kak
Lalu aku  memberanikan menelpon balik kak
Suara mu kak, aku merindukan kan suara mu kak yang sebelumnya aku sudah lupa suara mu bagaimana
Hati bergetar kak kegirangan tiada tara
Kemudian baru whatsapp ku aktif kita berbalas pesan saja kak
Kamu memberitahu ku kak posisi mu sudah dimana
Ternyata dari pihak penerbangan ya kita tidak satu penerbangan kak
Aku dialihkan ke jam sore dan kamu jam 12 tetap
Aku lemas, kecewa dan pengen nangis kak
Bagi ku bertemu itu kesempatan yang mahal kak karena baru seklai kita ketemu langsung
Selebihnya hanya kata-kata, bahasa mu tadi pertamakali suara mu belum wajah mu
Iya saking aku ngin memastikan wajah mu ku ambil foto mu di akun social media mu

Aku pasang di wallpaper ponsel ku dan itu membuat rinduku berkurang sedikit

Catatan Abang [part 6]

Diposting oleh Unknown 0 komentar

Kita tidak merencanakan bertemu, sama sekali tidak kak
Ajakan dari ku sudah tapi kamu belum
Itu yang membuat ku takt untuk jauh jatuh hati pada mu
Ujung-ujungnya cerita cinta ku tak pernah kelar kak seperti dulu
Aku capek, sekarang aku memutuskan menjadi wanita dewasa ingin punya suami
Bahasanya frontal banget ya kak
Aku sudah gak tau lagi bagaimana mengkiaskannya
Mencintai mu kak suatu rejeki dari Nya yang gak mau aku tukar dengan mata uang
Besok itu kak aku juga balik lagi keperantauan ku kita beda pulau lagi kak
Ternyata kamu juga kak, dan kebetulan kak penerbangan kita sama
Aku sangat bersemangat, mengkhayal menunggu diruang tunggu sama-sama
Dan terlebih didalam peswat bisa bersebelahan dengan kamu kak
Dari bahasa pesan mu di ponselku sepertinya kamu juga mengharapkan itu kak
tak ingin tidur rasanya mala mini, ingin cepat pagi hari

Catatan Abang [part 5]

Diposting oleh Unknown 0 komentar

Kemarin bersama busu ku kami berhenti berteduh dimesjid
Disaat perjalanan pulang hujan lebat, rencana berenang dilaut pun hanya sebentar
Busu melaksanakan solat dan aku bersila dan berdoa
Kamu masih saja mebalas pesan-pesan ku
Kita masih berdiskusi kak, kamu itu lelaki pintar yang membuat ku jatuh cinta
Tak lupa kak seikhlas mungkin aku berdoa
Ya, aku meminta lagi kepada Nya kamu akan menjadi pendamping hidup ku kak
Dengan jelas aku menyebutkan pada Nya aku ingin kamu menajdi suami ku kak
Yakin aku kak dengan skenario Nya mempertemukan kita dengan sederhana untu kita berjodoh kak

Yakin kalau kamu yakin gak kak?

Catatan Abang [part 4]

Diposting oleh Unknown 0 komentar

Minggu ini kita dipulau yang sama kak
Tapi adakah kebetulan mempertemukan kita
Wih, komunikasi kita kak sangatlah bagus kak
Malah kamu mengkhawatirkan ku, mendoakan ku
Tapi aku ketakutan kak jiwa ku ingin kamu lebih kak
Masa’ malam-malam aku berusaha memimpikan mu kan geli kak
Aku ingin sekali emndengar suaramu
Walaupun pesan-pesanmu pun aku sangatlah bersyukur
Saat hujan kesempatan yang berharga bagi ku kak
Aku berdoa meminta kepada yang punya cinta Nya
Kamu mencintai ku kak, kamu pun berencana meminta ku kak
Jelasnya aku ingin menjadi bagian hidup mu kak
Terlalu beranikah aku mebesarkan rasa ini,
Tapi aku hanya ingin menjadi perempuan yang jujur saja
Tapi kemisteriusan yang kamu pertahankan itu membuatku ini selalu saja menjadi ragu
Bukan keraguan aku yang tidak inginkan tentang mu
Tapi kamu menganggap aku ini siapa
Teman, adik tingkat atau sekedar teman chatting sebelum kamu menemukan yang sesungguhnya
Ku pikir bebrapa bulan ini sangat pantas jika komunikasi kita itu PDKT

Tapi tak ingin terlalu sakit nantinya aku hanya bisa berdoa itu iya

Catatan Abang [part 3]

Diposting oleh Unknown 0 komentar

Kita terpisah jarak ya kak, tidak jauh amat sebenarnya
Cuma lagi-lagi harus pisah
Kecanggihanteknologi sangat lah membantu komunikasi kita ya kak
Kamu juga tak lupa menyapa dulu dan terkdang aku pura-pura jengkel sendiri
Padahal pagi cepat-cepat membuka ponsel apa ada pesan dari mu
Tapi etrkadang nihil, dan terkadang juga ku beranikan diri menyapa mu terlebih dahulu
Diksusi kita kak gak hanya itu-itu saja tapi sangatlah jauh
Mulai dari kepribadian masing-masing, keluarga  jauh pula kekebijakan Negara
Sangatlah bermanfaat setiap diskusi kita kak bagi ku
Ada beberapa pesanmu, gelagat mu akhir-akhir ini kak
Membuka aku untuk jauh meneruskan rasa aku jatuh hati pada mu kak
Disela-sela itu aku msih ragu dengan keadaanmu kak
Tapi tidak bisa kah kamu baca gelagat ku bahasa ku
Atau kamu pura-pura lagi
Aku malu terkadang malu sendiri mencintaimu
karena tanpa deklarasi dari kamu yang mana menjadi panah untuk kaum kami ini kak
tapi aku jatuh hati pada mu kak
hari-hari masih berlanjut dan komunikasi juga begitu malah tambah intens
bahasa-bahasamu semakin membuat ku jatuh hati kak
saking aku takut ini sebelah tangan ku selalu berdoa ditiap ujung 5 waktu ku
nama mu ku sebut begitu ikhlas kak

ah, kamu yang pria misterius membuatku jatuh hati tidak untuk seminggu atau dua minggu

Catatan Abang [part 2]

Diposting oleh Unknown 0 komentar
Sebulan yang lalu aku merangkum pertemuan kita hingga kita masih berkomunikasi juga
Mulai bercerita satu sama lain, dan mulai pula oh jiwa ku seperti ingin selalu disisi mu
Hari-hari ku mulai tidak lengkap rasanya jika tanpa kamu
Walau kamu tidak didepan ku yang sesungguhnya
Via whatsapp kita berbalas-balas pesan
Terkadang bingung juga aku menanggapi nya bagaimana kak
Takut aku nantinya jadi punya rasa sebelah pihak
Jangan tambahkan lagi dengan rindu yang tak pernah tuntas
Dan akhirnya beginikah caramu merelakan ku
Dan aku merasa jadi perempuan yang tak beruntung lagi
Tetapi, kehadiranmu aku lebih banyak belajar dengan wawasan mu
Yang luas, pemikiran yang bijak dan juga perhatianmu yang menggantungkanku
Bagaimana bukan menggantung, aku sudah mulai jatuh cinta pada mu

Tapi aku tidak tahu kamu bagaimana dengan ku?

Catatan Abang [part 1]

Diposting oleh Unknown 0 komentar
Bukan ini kali pertama menulis tentang mu
Walaupun sekedar beberapa kalimat
Tapi ingin saja aku menumpahkan seluruhnya dalam catatan sederhana ku
Abang bukan lelaki baru yang datang
Sudah ku catat pada catatan sebelumnya ‘catatan seseorang’ hingga bagian 5
Lelaki yang mengakui dirinya misterius yang ingin ku akrabkan dengan panggilan Abang
Tapi panggilan ini begitu canggung karena telah terlanjur dengan panggilan kakak
Kebetulan pula yang mempertemukan tidak pula seperti FTV di tv
Sangat sederhana di Bandara kita bertemu sebelumnya juga sudah ku catat
Wah, aku begitu bersemangat ingin mencatat seluruh momen tentang mu Kak, eh Bang
Ya sudah tak elok kalo kakak, Abang lebih seperti terdengar sastra
Namun panggilan sayang ku tetap kakak.hahaha
Tuh kan, kelihatan aku begitu kasmaran
Mengungkapkannya membuatku lebih tenang walaupun bukan didepan mu

Jumat, 13 Maret 2015

Hujan Bahagia

Diposting oleh Unknown 0 komentar
Hujan menjelang malam selalu saja mengundang rasa saya untuk menulis. Saat ini saya ingin menulis se jadi-jadi bukan malah menagis sejadi-jadinya. Karena bersama hujan ini saya ingin menumpakan seluruh lara yang sedang berpangku dalam diri ini.  Hujan tak memiliki senyum hingga saya punya teman untuk tersenyum. Namun, hujan membawa seluruh senyuman mereka yang tersenyum disebrang.

Kala hujan pun, gemuruh kian membisik saya cara bahagia yang sangat sederhana. Bukan saya diajak bermain air hujan, basah-basahan. Bukan anak kecil lagi. Memang orang dewasa tidak boleh lagi? Mngkin boleh saja hanya malu dengan tetangga. Perasaan saya sudah beberaopa kali menulis begini. Ah, tidak juga.


Cara bahagia paling sederhana adalah tersenyumJ

Dalam lingkaran kalian aku tersesat

Diposting oleh Unknown 0 komentar
Saya bukan lah pejalan yang selalu patuh dengan kompas yang ia bawa
 Berjalan dengan jiwa yang merasakan akulah raja saat berjalan itu
Aku harus berhenti melangkah bukan balik arah menyerah
Tetapi menyisip waktu untuk berpikir tenang
Tentu beberapa menit dan tetiba buyar
Bukan saya lagi yang berjalan
Bukan jalan ini lagi
Tak tersedia tempat istirahat
Tak ada lagi sang menyemangati
Dia sepertinya tertidur pulas
menangis bukan pilihan yang cerdas
meraung bukanlah betina macan sedang lapar
tida. Tapi semua jalan tetrtutup kelam
arah mana arah tanya saya pada kalian
tapi, tak menjawab sama sekali

saya kesal,, saya lah yang tersesat ini dalam lingkaran kalian

Malam Minggu

Diposting oleh Unknown 0 komentar
Tadi sore harap-harap hujan malam ini
Kata ku hujan itu romantis
Mengisyaratkan kealiman bumi ini
Magrib pun berkumandang dengan damai
Ada-ada saja yang mengirimkan pesan untuk ku sehabis magrib
Malam minggu ini lo kok sepi
Aku tidak tanggap juga sebab cacing perut beryanyi ria
Aku berjanji ada pesta untuk mereka malam ini
Terngiang sambil menuang kecap asin kedalam nasi
Malam minggu??
Ya, kenapa dengan malam minggu?
Kata para pujangga, dan pula mereka
Malam yang lebih romantis dari hujan yang selalu ku tunggu
Apa iya? Tidak percaya
Iya karena tidak ada yang buat hal romatis

O ya benar benar

Persahabatan dan laut

Diposting oleh Unknown 0 komentar
Persahabatan yang indah , terlihat dua perempuan yang anggun
 berada dipondok-pondok pantai yang cantik pula
gamis hijau dan bunga-bunga yang mereka kenakan
cantik luar dalam terasa
dengan tas belakang yang sedikit berisi tersandang dipunggungnya
kemudian mengeluarkan barang dari tas itu
Maha suci Allah al quran lah yang ia keluarkan dan dibacanay mengahadap bentangan laut
Sore yang sedikit mendung ini menentramkan jiwa yang sempat terusik hal dunia
Tiadalah kesejukan diluar sana kecuali selalu bersyukur
Laut pun menyambut dengan bunyi obak-ombak
Seakan berdiskusi juga dengan bacaan ayat suci ini
Keagungan yang hanya punya Nya
Persahabatan yang elok
Hanya dengan saling menyayangi
Persahabatan ini tercipta

Tak ingin

Diposting oleh Unknown 0 komentar


Tak ingin saya jadi pembawa mahkota seperti ini
Lantas apa yang mesti bertahta
Tak ingin  saya jadi penabur inti sari ini
Lantas apa yang mesti berbunga
Tak ingin saya jadi seuntai berlian
Lantas apa yang mesti berkilau
Tak ingin jadi pelaku lakon ini
Lantas siapa yang mestinya

?????

Jumat, 06 Maret 2015

Adakah salah yang benar??

Diposting oleh Unknown 0 komentar
Bicara dengan daun-daun itu sama saja bodohkan
Apalagi tersenyum pada tanah gilakan
Menghitung pasir-pasir pantai sungguhlah terlalu kurang kerjaankan
Apalagi menatap langit mata terpejam apagunanya
Meratap pada semut, tak mungkinkah ia dengar
Diskusi pada burung camar mungkinkah ia bersenandung
Bagaimana pada mu?

Adakah salah yang benar?

Doa pagi

Diposting oleh Unknown 0 komentar

Hari jumat yang selalu berkah
Keberkahan adalah milik Nya
hal keberkahan yang ku harapkan
Ibadah, umur,perkataan, usaha dan doa
Sebenarnya masih banyak lagi tapi semua sudah ku utarakan
Dalam sujud subuh ku pagi ini
Ya Allah dengan mengharap pengabulan Mu
Pertama yang ku minta adalah tutup aib hamba Mu ini dunia akhirat
Ya Allah dengan mengharapkan kasihsayang Mu
Kedua yang ku mohon adalah mudahkan hamba membayar hutangpiutang dunia akhirat
Ya Allah dengan segala keridhoan Mu
Ketiga yang lagi ku mohon Bahagiakanlah kedua Orangtua ku dan pula adik-adikku
Hanya kepada Mu hamba memohon dan berserah

Aamiin Ya Rabbalalamin

Menyimpan luka

Diposting oleh Unknown 0 komentar
Pernah ditanya orang gitu,
Pernah terjatuh?
Saya harus jawab apa ini
Pernah menangis?
Pernah dititik minus?
Pernah tersesat?
Pernah diam sediam-diamnya?
Pernah tak menangis lagi?
Pernah berdarah luka-selukanya?
Pernah mungkin mati?


Saya harus jawab apa????
Hanya mengangguk lemah dan tersenyum
Cara ku menyimpan luka
Sepertinya

Masih pula tersenyum

Kamis, 05 Maret 2015

Catatan Hujan [ Bag.4]

Diposting oleh Unknown 0 komentar

Kamar saya lumayan rapi hari ini Tuan
Ada wewangian tadi saya semprotan juga
Lagi ditambah bebauan daun-daun setelah hujan
Sudah reda hujan, sebentar
Jiwa-jiwa kembali ingin berpangku Tuan
Selimut ini baru saja dari jemuran dan dikasih pewangi tadi
Harum, menyemangati untuk esok hari barangkali
Semoga ya Tuan
Embun-embun berembuk untuk besok pagi yang cerah
Bisa jadi pula hujan ingin lewat lagi
Biarlah, saya sahabatnya
Rindu itu ada pada hujan
Bukan kesalahan saya tadi, kemarin mungkin juga nantinya
Tuan, mengizinkan hujan bukan salah
Hanya sedang hobi saja lewat  malam-malam
Katanya sendu penuh cinta
Melelapkan kantuk-kantuk hingga mimpi datang
Hujan bukan tumpahkan marahkan Tuan?
Tapi melarutkan malam ini saja
Sudah bisa menerimakan,  saya bisa Tuan
Tetaplah memberi senyum kepada gelap ini
Karena mereka adalah sahabat saya mungkin juga sahabat mereka-mereka



Catatan Hujan [Bag.3]

Diposting oleh Unknown 0 komentar

Saya tak melihat rerintikan
Saya juga tak mengejanya Tuan
Salah dengan mata atau kejiwaan
Tanya-tanya tak ingin juga jawaban
Kemarin saya mendapat cerita begini Tuan
Langit itu mendung, katanya tidak pula janjikan hujan
Apalagi kau harapkan pelangi saya mendongak saja Tua
Sudah gelap rupanya malam selasa malam ini
Hidupkan lampu ruangan-ruangan
Menarik kursi kearah jendela berkaca
Bukan melamun saja atau mengkhayal Tuan
Saya berkisah malam dengan hujan akan datang
Kung-kung begitulah sekira bunyi katak-katak tadi
Tidak mengganggu saya, azan magrib berkumandang
Ada mushola depan rumah, kecil juga sepi
Bapak-bapak berkopiah kira terkunci hujan
Saya ingin pinjamkan paying saja Tuan
Kursi pojok ini belum ku pindahkan Tuan
Menahan saya untuk  berdiam disana
Sinar lampu menyinari bulir-bulir hujan
Kemilau, indah dan ini yang romatis Tuan
Begitu penuh harapan mala mini
Terbawa suasana tak menentu ingin meloncat-loncat girang
Bisa tanpa kata, dan tersenyum saja


Catatan Hujan [Bag.2]

Diposting oleh Unknown 0 komentar

Saya bukan anak kecil lagi Tuan
Basah-basahan berlumuran lumpur warna coklat
Ada asap mengepul didapur
Rebus bisa sekedar memanas pun boleh
Saya bikinkan teh panas saja Tuan
Biar kehangatan ini pasti
Kala hujan masih semangat diluar sana
Rintik diatas atap rumah, saya dengar Tuan
Rumah saya tidak jadi bocor, sediakan baskom dibawahnya
Kolam-kolam belakang  sana sudah meluap
Bukan menyayang tapi tak ada lagi wadah
Anak tetangga main-main air
Katanya Tuan air masa kecil memang itu
Bearti tak lagi jadi jatah saya Tuan
Saya ambilkan buku, menemati mata
Biar tetap menyaksikan guyuran hujan disamping rumah
Mana ada yang menebar kesayangan
Romatis katanya Tuan
Sepucuk surat ingin saya tulis
Tapi alamat mana menerima hujan-hujan begini
Dingin dingin hawa saya jalan berpayung
Kaki menari-nari diatas air yang mengalir
Bukan di got, hanya begitu terlihat keruh
Rerumputan tak lagi rapih dengan batangnya
Kemarin saya rapikan, hujan hari Tuan
Membantu juga  rupanya
Katanya biar lebih semakin rapi
Tak ada salahnya ya Tuan
Katak-katak berbisik
Mereka ingin bernyanyi, adakah yang terganggu
Saya tidak Tuan, suara itu leburkan kesedihan
Itu pikir saya
Saya tak berlama-lama, nanti katanya kedinginan saya
Cipratan dari mobil itu
Kesal saya ulah nya, tapi katak-katak sudah biasa
Membiasakan saya itu bukan mengotori
Menyapa saya dengan sedemikian cara

Dari hujan, di tengah jalan

Catatan Hujan [Bag.1]

Diposting oleh Unknown 0 komentar

Menunggu hujan reda hari ini bukanlah yang menarik
Bergurau pun tak mememberi manfaat
Seolah jiwa berjalan menengadah dengan merentang tangan
Menikmati hujan
Tapi bukan saya itu Tuan
Saya duduk terpaku, kitab kecil dipangkuan
Sebatang lilin menyala tertiup angin lalu mati
Saya tidaklah sendiri Tuan
Namun keyakinan saya menyendiri
Lupa tadi sudah menjahit kain yang robek
Ingin pulang ingin menyimpain kain itu
Masih tertahan dengan tumpahan keberkahan kali ini
Saya beringsut kearah sebelah pintu luar
Dingin semilir angin menususk ke tulang saya
Masuk saja, masih basah
Bau tanah setelah hujan membujuk saya untuk menguliknya
Tidak lah, tangan saya kotor Tuan
Masih mencatat aliran air di selokan depan
Menghanyut semua sampah kemarin
Tidak tahu saya dimana bermuaranya
Enggan pula menyusurinya, basah dan dingin
Jiwa saya kembali, dalam tarikan selimut
Sore hari sepertinya tengah malam yang tersesat
Baju tebal pun saya ambil dari lemari

Untuk dipakai memulihkan jiwa yang bepergian tak cerita-cerita Tuan.

Catatan Pagi [Bag.5]

Diposting oleh Unknown 0 komentar

Ingatan masa kecil siapapun takkan ingin melupakannya
Sekarang tapi bukan masa kecil saya
Saya diberi Tuhan menyaksikan masa kecil itu
Ada satu kelas anak sekolah dasar disekitar taman kota
Bersama gurunya sedang belajar
Pelajaran olahraga dari baju dan juga materinya
Mereka melakukan latihan secara langsung
Melakukan permainan demi permainan
Saya sembari mengetik-tik mengamati juga mereka
Senyum dan tawa anak-anak kelas dua SD
Mereka berlari, bermain sesuka hati
Saya melihat gurunya, kurang kata saya
Kurang perhatian dan bukan pengajaran yang baik
Menurut saya, bukan menurut mereka
Tapi guru  seorang yang berjasa, bagi saya
Mungkin saya juga begitu dulunya
Masa kecil, tanpa beban dan bahagia


Catatan Pagi [Bag.4]

Diposting oleh Unknown 0 komentar

Pas-pasan dengan mentor saya sepagi ini
Dia lagi lari-lari gerakan sehat pagi ini
Saya jadi malu, saya sudah rapi begini
Kami berbeda ritual pagi
Saya tertarik dengan suasana pagi yang hijau
Dijantung kota ini ada taman yang asri
Hijau, punya pohon besar sekitar tujuh puluh tahun umurnya
Segar udara yang bersih
Loh, bisa ngapain disini?
Saya duduk dibawah pohon besar
Ambil netbook, dan menarilah jari-jari
Menarik inspirasi pagi ini

Merangkai kata-kata untuk catatan pagi

Catatan Pagi [Bag.3]

Diposting oleh Unknown 0 komentar

Aneh rasanya jam segini pagi sudah ditaman
Karena saya sudah berpakaian rapi
Hari ini ada pertemuan kecil saya
Dengan beberapa kolega di kota ini
Ada  yang lari-larian jogging katanya
Saya menyusuri jalan khusus pejalan kaki
Tersenyum juga lagi pas-an
Ingin menyapa tapi saya tidak kenal
Mungkin saja mereka bingung
Wah, mereka menikmati pagi dengan olahraga
Saya pun bisa dikatakan begitu, toh jalan kaki

Ditengah jantung kota ini, ramai dan bersahabat

Catatan pagi [Bag.2]

Diposting oleh Unknown 0 komentar

Niat selalu jadi awalan yang bagus
Mengawali pun pastinya begitu
Kalau rutinitas menulis pagi-pagi
Kenapa tidak, karena otak saya masih segar berpikir
Berimaginasi dengan kata-kata
Terkadang bosan dengan kata-kata saya
Itu-itu saja, bosan pokoknya
Pagi-pagi naik angkutan umum
Bukanlah kepasar tujuan saya
Tapi saya ingin menghirup udara segar dari angkutan
Jalan kaki, disini jarang sekali mereka jalan kaki
Jalan sendiri bukan pilihan yang tepat
Padahal pagi, udara bersih dan sejuk
Membersihkan rongga-rongga bernafas kita
Sayangkan,,


Catatan pagi [Bag.1]

Diposting oleh Unknown 0 komentar

Suara azan begitu langsung membangunkan saya pagi ini
Lagi tidak solat ,wanita si saya hanya menikmati angin subuh
Bersyukur masih mendapatkan pagi ini, hari selasa
Beranjak dari tempat berselimut
Menarik semangat dan menggulung seluruh kemalasan
Wahai pagi perkenalkan saya lah perempuan yang beruntung
Karena tak sedikit pun ngilu kedinginan terasa oleh tulang saya
Diatas meja sudah ada kepulan asap kecil dari cangkir
Oo kopi kesukaan secangkir capucino panas
Memberi semangat pagi
Sayang kalau tidak diminum secepatnya
Pernah dengar,
Kopi itu enaknya  diminum saat masih panas
Kalau sudah dingin tak begitu nikmat lagi
Begitu pula dengan cinta
Pagi dengan secangkir kopi kita diskusi cinta
Sungguh menarik atau klasik
Saya masih mengucel mata berat rasanya
Bukan kantuk  tapi belum menyapa mentari
Saya buka jendela, langsung saja mentari menyapa
Dengan sinar penuh inspirasi katanya
Menembus celah jendela juga tadi tapi masih malu-malu
Selamat pagi mentari, pengantar siang setia
Wajah saya terkena pancaran cerah nya
Sedikit terasa panas, tapi masih panasan kopi tadi
Yang sekarang tersisa cangkir dan sedikit sisa kopi
Saya menikmati pagi ini dengan harapan cerah
Kesedihan sudah terhapus oleh mimpi semalam
Tentang dia penaut rindu tentunya


Catatan seseorang [Bag.5]

Diposting oleh Unknown 0 komentar

Pesan demi pesan buakan sekedar obrolan Tuan
Tapi terkadang menyirat kekaguman diantara kami
Maksud saya untuk saling memahami
Mendengar cerita-cerita keluarga masing-masing
Ibunya penjahit yang hebat, lihat anaknya dia itu Tuan
Katanya Ibunya menjahitkan baju yang rapih untuk dia
Kemeja khusus untuk dia pergi kekondangan
Rapi jahitannya kata dia
Saya sih belum melihat langsung
Kemarin kami bercerita itu di sore hari sebelum dia kerja
Begitu pun saya Tuan bercerita juga
Oh iya dia pendengar yang baik dan hangat
Saya bercerita bapak saya banyak berkebun
Bapak saya seorang yang rajin, dan selalu tersenyum
Kata teman saya, bapak saya punya cirri khas
Yaitu senyumannya, pemikat hati istri tercinta dan anak-anaknya
Itu sosok bapak saya
Dia, dia masih asyik bercerita
Kata dia Tuan kepo yang positif
Saya agak susah memulai cerita dia yang memulai
Introvert atau tidak jadi bingung saya Tuan
Dia banyak bertanya tentang saya dan sekitar saya
Kadang-kadang jadi menceritakan sendiri dari masing-masing


Catatan Seseorang [Bag.4]

Diposting oleh Unknown 0 komentar

Pernah saya baca beberapa buku tetang kepribadian
Lupa judul bukunya, tapi asyik dibaca
Bikin saya penasaran, pernah membayangkan bakal jadi psikolog
Membaca pikiran orang, atau membaca sifat orang
Terlihat begitu pintar tapi mesti rajin belajar tentunya Tuan
Bukan pilihan saya untuk jadi seorang psikolog
Tidak pernah bermimpi juga
Saya bercerita tentang kepribadian juga Tuan dengan dia
Saya dimintanya menilainya
Akrab dari bulan lalu lewat pesan-pesan singkat dari ponsel
Mungkin juga terlalu cepat Tuan ya kan
Saya pun kebingungan , saya beri nilai sebisanya
Dia introvert, pemalu, dan menutup diri
Begitu kira-kira hasil analisis dari yang pernah saya baca teorinya
Saya melihat dari cara dia mengungkapkan pemikiran-pemikirannya
Wawasannya luas dan seorang yang pembelajar
Walaupun katanya dia sangat malas untuk belajar
Pengakuan didepan saya saja itu
Toh, dia menikmati bacaannya setiap hari dari internet
Diskusi-diskusi kami pun beragam
Dan jujur dia punya wawasan yang luas
Saya bukan lah apa-apa


Catatan seseorang [Bag.3]

Diposting oleh Unknown 0 komentar

Tidak ada waktu yang ingin saya sia-siakan
Untuk tidak membalas pesannya
Jika zaman masih pada kertas merah jambu
Berhari-hari saya tuliskan surat untuknya Tuan
Bukan lebai kata mereka sekarang tapi begitulah
Pertemanan yang kami jalani
Saya mengambil mangkuk unutk menuang susu dan sereal
Untuk pembuka semangat pagi ini
Wah seperti diluar negri saja, padahal nasi goreng mungkin lebih enak
Tapi tidak ah itu sudah cukup
Segelas susu, terbayang  dia menyukai susu dan begitu juga Ibunya
Dapat cerita darinya ya begitu Tuan
Saling bercerita berarti  mulai membangun pondasi-pondasi rindu
Kata saya sih itu tuan
Sehari tanpa dia mengirimkan saya pesan saya linglung
Seperti tanaman kangkung mama diempang sebelah kiri rumah
Layu karena airnya dikuras oleh bang ijal yang biasa membersihkan kebun
Kangkung ini ketergantungan juga pikir saya
Dan sama halnya saya juga Tuan
Kok bisa jadi begini? Cuma sekedar tanya
Ada jus sirsak diatas meja, tidak tau punya siapa
Tanpa bertanya saya minum Tuan
Asem-asem tapi ketagihan juga, ingin menghabiskan segelas nya
Rupanya punya adik kecil saya Tuan
Teringat dia Tuan gak suka yang asem-asem
Tuh kan begitu pemilih makanan
Dia membantah lagi Tuan, katanya selera beda-beda

Benar juga ya, saya bukan pemaksa juga loh

Catatan seseorang [Bag.2]

Diposting oleh Unknown 0 komentar

Tidak lain jika saya menyebutkan suka itu rasa
Garam didapur pun begitu
Kemarin mama saya menngoreng jagung tepung
Garam dirumah habis, baru beli jadinya diwarung sebelah rumah
Kata mama tambah sedikit saja biar tidak rempong
Tambahkan airkan nantinya jadi bubur Tuan
Kedengaran  ponsel berdering saya  menuju kamar
Dari sana bunyi nya, pesan chatting masuk
Dia Tuan yang mengirm pesan
Menanyakan kabar, entah sekedar atau bagaimana
Tapi saya antusias ini bukan sekedar, dia ingin tau tentang kabar saya
Barangkali lebih dari kabar, kami bisa bercerita
Ya Tuan dugaan sekalian harapan saya  benar
Saya punya rasa segan, siap pula ini seperti sahabat lama
Tapi kami baru berkenalan, belum berkawan
Malam ini kami memutuskan untuk berkawan
Berkawan, berkisah seperti siang tadi
Saya melihat burung-burung gereja dua rombongan dari arah yang berbeda
Mereka sepertinya saling sapa dan memberi salam
Dan iya Tuan mereka menjadi kawan

Begitu juga dengan saya dan dia Tuan

Catatan seseorang [Bag.1]

Diposting oleh Unknown 0 komentar

Baru-baru ini mengenalinya, kebetulan sih
Bukan akan berkawan pula sekedar saya kenal
Sudah saya cerita pada hujan sampi pagi
Kelilipan mata ada laron terbang mengitari  lampu
Menjaga saya dari nyamuk –nyamuk
Baru melihat betapa laron teman sejati
Iya, kan baru berteman
Rupanya malam ini ingin makan coklat saya
Toko  kelontongan sudah sepi juga
Mereka sekarang cepat tutup took
Katanya tidak aman akhir-akhir ini
Cerita apalagi ini menakuti mereka
Ya Tuan saya bercerita juga pada lembaran buku harian
Saya tak malu, pada Tuan juga tidak
Pertemuan saya dengan dia, kebetulan
Saya ulangi lagi, kebetulan
Namun kebetulan itu tersimpan harapan
Makan mala mini sungguh sederhana Tuan
Sepiring nasi dengan lauknya ikan goreng
Sedikit sambal terasi untuk membuat keringat
Teringat  pula dia tidak suka terasi
Sungguhlah pemilih makan dia Tuan
Katanya itu bukan gaya hidup
Benar juga, tidak ada yang salah masalah selera
Terkadang saya tersenyum-senyum
Kenal dengan dia menjelma saya jadi pemaham orang lain
Baiklah, itu alamat saya menjadi orang baik pula
Tak sempat Tuan kami bertatap satu sama lain
Saya kira sekilas raut wajahnya
Matanya sipit dan kulitnya putih
Tinggi pun standar dan sederhana
Kami terikat hubungan pertemanan Tuan
Dari tempat lama yang berjasa bagi kami
Dia bukan orang lain yang asing bagi saya
Pendidik yang sama, perangai kami pun hampir sama
Kertas didepan saya ini berwarna warni
Kalau saya gambarkan suasana hati

Barangkali bersahabat sesahabat saya dengan dia

Pelarian

Diposting oleh Unknown 0 komentar


Sebenarnya ini hanya kamuflase dari waktu
Setiap kali ingin melakukan apapun tertunda
Itu hanya bukan waktunya saja
Sejak kemarin saya menunda-nunda
Dan hari ini kebingungan saya mau ngapain
Ketika butuh ruang sendiri dan waktu yang lebih lama
Hanya bisa memaksa  pemikiran
Memberi sugesti sendiri, bukan tidak kesakitan
Sakit tapi enggan merasakannya
Lelah dengan keadaan, butuh hal baru tapi mengasyikkan
Dimana menemukannya ?
Katanya jangan mencari  atau menunggu
Baiklah, bagusnya lakukan saja
Sesukamu, semaumu, dan se- mengembirakan hatimu
 

Bercerita pada malam [part 2]

Diposting oleh Unknown 0 komentar

(Menyendiri)

sendiri menyepi
 tenggelam dalam renungan
Ada apa akau seakan ku jauh dari ketenangan
Perlahan ku cari, mengapa diri ku hampa
Mungkin ada salah, mungkin ku tersesat
Mungkin, dan mungkin lagi…..

Sebait lagu dari edcoustic yang menjadi inspirasi menulis saya malam ini, melanjutkan bercerita pada malam. Konspirasi hati dan pikiran seakan lagi semerawut. Mungkin dengan menulis ada pencerahan yang dinantikan. Malam ini malam ke- sekian malam dalam satu bulan ini saya menghabiskan waktu malam di pesantren ilzamun maju bahrin. Saya bukan lagi mengikuti pesantren kilat ataupun sengaja menjadi santri pesantren tersebut.

Jadwal dinas kerja saya yang bulan ini amburadul membuat saya memilih untuk lebih banyak menyendiri dan jauh dari keramaian. Saya pusing dengan keadaan saya sekarang, masalah berbagai masalah menghampiri. Belum juga yang sana selesai sini sudah meraung-raung minta diselesaikan.
Saya  ikut bibi saya yang seumuran dengan saya, kami masih saudara dekat. Keluarganya mempunyai pesantren dan saya bisa masuk tanpa persyaratan ke dalam pesantren dan menginap di sana. Bibi saya ini juga sahabat saya, dia tinggal dirumah dalam pesantren tersebut sendiri.  Tidak tinggal dirumah ayahnya yaitu kakek saya.

Beberapa minggu di Bangka, saya menginap di pesantren. Bukan tidak betah dirumah sendiri namun di sini saya merasakan hal yang beda.

Masalah bukan untuk saya hindari, namun untuk saya selesaikan. Kelemahan saya adalah masalah tersebut juga belum terselesai-selesaikan. Semuanya bergantung pada saya selesai atu tidaknya.

Malam ini saya sendiri dirumah bibi saya ini. Dia lagi ada rapat di kantor pesantren. Saya membuka notebook kemudian menulis apa yang ingin saya tulis khususnya bercerita pada malam.

Menyendiri itu nikmat. Mengapa nikmat? Karena saya sendiri yang manusianya seperti permaisuri  bagi sekelilingnya.  Dan malam pun teman sejati untuk menyendiri. Saya lega bisa bercerita pada malam yang saya tidak mendengar ia setuju atau tidak.

Malam yang gelap, menerima semua kesah yang terkadang keegoisan saya sendiri, meresap semua kekecewaan, menghisap semua masalah, penetral kegalauan tiada berarti dan mengajarkan keihklasan yang sesungguhnya.

Menyendiri itu lega. Bernafaslah sepuas-puasnya, jikalau pun airmata yang ingin saya keluarkan maka saya akan menangis sejadi-jadinya tanpa keraguan dan plong.

Menyendiri itu mencurahkan kepada malam seluruh penat yang terasa dipundakkita. Tumpahkan dalam bentuk kata cerita yang  dirangkai dengan hati-hati dan rela.

Menyendiri itu merelakan seluruh cerita saya didengarkan oleh malam, dibawanya kepada matahari besok hari.

Menyendiri  itu penetral jiwa yang penuh dosa, salah arah dan juga penuh dengan ketamakan yang mematikan hati-hati manusia.

Menyendiri itu pengakuan saya terhadap malam atas seluruh apa yang dirasakan jiwa mengalami kebuntuan.


Dibalik malam ini Nya mendengar saya sebagai sang hamba yang tersesat oleh hati-hati yang kotor ini, langkah-langkah yang mnyesatkan jiwa dan suara-suara yang tak didengarkan sendiri.
 

Aluna Alanis's Life Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting