image : dokumentasi pribadi
Hari ini hari jumat, saya sudah menyelesaikan beberapa to do list harian baik itu kerjaan rumah
maupun kantor. Tentunya bukanlah hari libur kerja Cuma saya sudah merasakan
hari libur besoknya, Sabtu. Biasa saya pengidap happy weekend penyakit yang menarik dan baru ya, hehehe. Ah, tidak
benar itu hanya saya yang menyebutnya begitu.
Kali ini saya tidak curhat mengenai suasana hati yang apakah
sedang galau atau berbunga-bunga, namun saya lebih tertarik untuk menulis
pengalaman saya berada di SD yang
beberapa minggu lalu sempat saya kunjungi langsung ke SD nya.
Pagi-pagi jumat lalu saya ditelpon pihak kepala sekolah, dan
beliau langsung to the point “Julita
bisakah untuk berbagi inspirasi dengan siswa-siswi kami hari ini jam 08.00 WIB?
Tanya Beliau ke saya. Dari hati memang tidak terbersit untuk menolak, seklaian
sebagai alumni dari SD tersebut saya seperti berhutang pula jika menolak
permintaan sekaligus tawaran bagi saya
untuk menjadi manusia yang bermanfaat .
Saya mengiyakan permintaan kepala sekolah SDN 17 Kimak, yang
dulunya juga SD dimana saya menjadi sekarang ini. Hanya saja, kepala sekolahnya
sudah ganti dan nama SDnya juga, dulunya SDN 42 Kimak. SD terbaik kata mereka
dikampung kami yang kecil itu, hanya ada tiga SD di kampug kami. Jadilah saya
merupakan salahsatu alumni dari SDN 42 Kimak.
hhmmm, berbagi inspirasi seperti apa ya, saya juga masih
terus mencari inspirasi hehehe. Saya bersama busu sahabat sekaligus kakak
terbaik saya menuju sekolah tersebut.
Sesampai di pintu gerbang sudah terlihat para siswa berbaris
rapi menurut kelas masing-masing dengan seragam merah-putih yang rapi-rapi.
Saya yang kebetulan diundang utnuk member inspirasi tersebut jadi deg-degan
saja, mereka sudah siap mendengarkan apapun itu namanya inspirasi.
Ya Tuhan, saya tidak tahu lapa yang harus saya sampaikan.
Otak saya berpikir keras hal apa yang harus saya sampaikan ini. Saya bersalaman
dengan guru-guru yang sedang berkumpul didepan para siswa, ada beberapa guru
lama yang masih disana. Guru yang sangatlah berjasa untuk saya, sebagai
muridnya. Terutama guru menulis dan membaca, sungguh luar biasa.
Saya pun langsung dipersilahkan kepala sekolah untuk memebri
inspirasi atau memebri motivasi kepada para siswanya, saya berada didepan semua
siswa yang sudah berbaris rapi tadi. Saya memeperkenalkan diri dengan gaya
santai saja, komunikatif dengan mereka, kemudian mulai saja saya menyampaikan
beberapa motivasi untuk mereka dengan tema “ Bagaimana menjadi siswa
berprestasi?”.
Saya memancing pertanyaan kepada mereka tentang buku,
1.
Adek-adek
kalau dalam satu tahun pernah ke toko buku? (Yang mau jawab acungkan tangan ya).
Ada satu siswa kelas lima mengacung dan
menjawab, tidak pernah dan belum pernah ke toko buku kak. Oh tuhan, sekarang
dia duduk di kelas lima, bearti sudah lima tahun di sekolah dan belum pernah ke
toko buku.
2.
Oke,
pertanyaan lagi dari saya Siapa yang dalam satu satu hari membaca satu buku,
buku apapun?
Tidak ada yang menjawab. Oke, saya
masih semangat bertanya kalau yang seminggu
satu buku. Tidak ada yang menjawab. Hah, saya masih juga tidak putus asa
bertanya, kalau yang satu bulan satu buku. Ternyata juga tidak ada. Ya
kenyataannya memang begini kawan, miris bukan.
Buku kurang diminati, ya minat baca
di SD ini sangat kurang.
Dan pertanyaan ini dapat celetukan dari siswa kelas 6 yang
sebentar lagi mau ujian nasional dan lulus. Katanya, kak sehari satu satu buku
bearti kita tidak pakai makan ya, baca terus kita nya.
Dua pertanyaan yang saya ajukan itu membuat saya lebih bersemangat
menggebu untuk menyampaikan beberapa motivasi (eaak) untuk mereka, dan saya
serius ini. Hehehe
Saya mulai dengan pertanyaan lagi ada yang mau jadi siswa
yang berprestasi? Semua mengacungkan tangan dan menjawab serempak penuh
semangat. Adaaaaaaaaaaaa kak!!!!
Saya berdiri didepan mereka semua, beruasaha menyusun kata
biar mereka terpengaruh dan termotivasi juga. Dan itu bukanlah mudah bagi saya,
yang bukanlah motivator ulung. Saya masih sangat abal-abal. Tetapi pengalaman
ini pula yang jarang sekali didapatkan oleh kita, menurut saya. Sebuah
kepercayaan dari suatu pihak untuk kita, merupakan sebuah penghargaan yang
tidak bisa dibelikan dengan uang.
Setelah berbagi beberapa patah kata untuk tips menjadi siswa
berprestasi untuk siswa-siswa , saya sebenarnya malu juga bisa berbicara idepan
mereka semua. Sekali lagi ini penghargaan saya dari pihak sekolah untuk saya
dan juga PR besar untuk saya agar membuat suatu gerakan siswa berpresati yang
gemar membaca. Karena membaca langkah awal untu menjadi siswa yang benar-benar
berprestasi.
Terimakasih SDN 17
Kimak yang sangat saya banggakan dan para guru yang begitu berjasa dalam
kehidupan saya sampai sekarang ini.