Minggu, 28 Desember 2014

Benar-benar Penghujung Tahun

Diposting oleh Unknown 0 komentar
Sapa bilang waktu gak kerasa? itu hanya kamuflase biar kita tidak terburu-buru saja. Akhir tahun sudah didepan mata tinggal hitungan hari saja sudah berganti tahun masehi kita kawan. so, apa hubungan nya dengan kita? apa pentingnya saya menulis ini?

Akhir tahun tak ada lebih ramainya dengan perayaan, liburan, dan juga menyusun kembali resolusi sekalian evaluasi tahun kemarin baik itu pribadi maupun perusahaan.

Status di berbagai sosiao media pun banjir dengan bahasan ini, bisa jadi trend topik nya.
suatu perubahan itu kita yang merasa dan dilihat juga terkadang oleh orang lain. pergantian tahun pun kita selalu ingin ada perubahan, namun gak bisa menunggu faktor lain kecuali kita sendiri. Ya kan?. oh iya saat menulis ini saya sedang menunggu keberangkatan pesawat untuk penerbangan saya hari ini ke Pangkalpinang karena ada urusan dias pekerjaan dari kantor sekaligus liburan bersama orangtua di kampung. 

Untuk tahun 2015 saya akan menyusun resolusi di rumah, semoga resolusi-resolusi terbaik yang akan menjadi tangga mencapai kesuksesan yang ingin saya capaikan. begitu juga kawan-kawan.

menunggu hari-hari pergantian tahun 2014 ke 2015.

waiting for your resolution guys :)

Rabu, 10 Desember 2014

Letters to Mr. Ry (end)

Diposting oleh Unknown 0 komentar

Gutten Tag, Mr. Ry

Apa kabar mu sekarang? Ini surat ku yang kesekian kalinya dalam menunggu mu yang semakin tak member  kejelasan. Disini ku ingin surat ini lah akhir dari menunggu ku kepada mu dalam penantian semu ini. Tidak ada pertanyaan yang bagus kecuali menanyai kabarmu, dan memang basi seperti surat-surat terdahulu.  Aku sudah mulai lancar dengan bahasa jerman sekarang, aku mencoba menyapa mu dengan sapaan orang jerman ya. Hehe.

Baru bulan kemarin aku menyempatkan menulis surat yang tak ku harap kau baca, hanya saja itu curahan hati ku. Kita tidak kehilangan komunikasi, namun dalam komunikasi kita masih banyak yang tersirat dan perlu tersurat.

Kita masih saling menyapa via social media, sesekali tak aku atau kau pun yang merespon satu sama lain. Jujur, terkadang aku sudah jenuh dengan ketidakjelasan yang dibuat kau itu.

Beberapa postingan diblog ku, aku menulis semua tentang perasaan ku sekarang-sekarang ini. Aku sudah mengungkapkannya semua. Dan ini jalan terbaik untuk aku melangsungkan hidup sebgai perempuan yang kuat. Ketika menyudahi drama yang berujung aku harus menjadi pembawa seserahan saat pernikahan kakak kelas yang sempat membuat aku tersanjung dengan kedekatan kami. Tapi pupus sudah, ia sudah menikah dan aku sangat mengikhlaskannya. Tak ada kesedihan yag harus berhari-hari ku ratap.  Malah kesedihan itu, datang dari sikap mu  itu dalam menyikapi hubungan kita yang katanya saling menyayangi.

Kita memang belum memiliki status hubungan yang sudah melewati upacara sacral tapi kita mengenal dan memahami artian perasaan dalam ranah hubungan antar manusia, tak sekedar pertemanan biasa. Ya, saling mencintai. Persiapan saja kita belum siap, apalagi melaksanakan kesakralan itu. Masih jauh jika kita berdiskusi tentang pernikahan. Karena jelas untuk mengikat hubungan pertemanan kita yang tak biasa adalah pernikahan.

Malu juga jika memahami peraturan Tuhan tentang pendampingg hidup bagaimana aku harus bersikap dan menantinya. Kau bukan lah jawabannya untuk sekarang, tidak tahu juga nanti.
Malam itu, kau kira aku tak deg-degan untuk menelpon mu untuk mengungkapakan apa yang aku perbuat selama ini. Seolah jantung ku berdetak cepat seperti kecapean setelah lari pagi. Aku tidak mau lagi menunda, menunggu karena semakin lama ini semakin larut.

Aku meminta maaf malam itu untuk kesalahan terbesar ku selalu menunggu mu, mengatasnamakan mu setiap dari kesedihan dan kegalauan ku, dan selalu memberimu kabar-kabar ku yang tak penting bagi mu. Kupikir kau jauh tak kan memaafkan mu. Aku bersyukur kau begitu pemaaf.  Terimakasih banyak.

Menyayangimu adalah kesempatan yang luarbiasa dari Nya untuk ku,. Tentang perasaan itu masing-masing kita saja yang merasa da menerjemahkannya. Tentang sayang dan cinta, tak mesti aku harus menjadi milik dan pendampingmu. Toh, kita memang berteman selama ini. Tentang keinginan akan keromantisan yang aku khayalkan sudah ku rekam dan menjadi memori disetiap sudut masa lalu kita masih saling menyayangi dan mengharapkan satu sama lain. Tentang keluarga mu yang sangat menyabut ku barangkali, nanti kau kenalkan saja aku sebagai sahabat mu. Tentang teman-teman yang  berempati dengan hubungan kita ini, mereka sangat bijaksana mememahaminya. Sayang  dan cinta kita yang sempat mengisi hari-hari kita tak mesti ahkirnya aku menjadi pendamping mu, tapi aku sahabat mu.

Aku perempuan biasa saja, tidak ada kelebihan yang kau damba-dambakan. Sebenarnya bukan kelebihan, bukan kecocokan bukan pula kesukaan yang harus kita tuntut dalam sebuah hubungan tetapi melengakapi. Itu yang ingin kau lakukan bersama mu. Tapi itu sudah mimpi lama, kini aku sudah ingin menyudahinya saja. Tidak ada sesal. Jika saja kedepannya kita di beri kesempatan kembali oleh Nya. Mudah saja, kembali lagi kita saling memperbaiki diri dan menerapkan saling melengkapi.

Dan ini pula akhir dari surat pertama dan kedua.

Semoga suatu saat ada kejelasan dari mu yang membuat aku tersenyum.

Lets be my friend Mr. Ry J


Berakhir berualangkali : ini yang terakhir

Diposting oleh Unknown 0 komentar


Tidak ada lagi yang ku drama kan. Tidak ada lagi kekhawatiran, kecemasan dan kepedulian semu.

Sudah ku ungkapkan, kepada para mereka yang pernah menjadi kekaguman ku. Tidak ada lagi yang menghubungi ku ku harus mengatur nafas saking segannya, tidak ada lagi seorang yang menelpon ku mendadak, menghilang, dan ku tunggu untuk ditelpon dan di sms.

Ya, kenormalan ku ini membawa kearah yang damai saja, sudah ku ungkapkan, sudah ku putuskan untuk mengakhiri semua cerita yang terjadi kemarin-kemarin.

Mulai hari ini, kita awali dengan hal, perasaan yang baru dan suci. Tak menunggu tahun baru aku melakukannya, tak juga resolusi tahun depan tapi lebih indah akhir tahun ini memulai hal yang baru terutama perasaan. Yangterjadi besok itu rahasia Tuhan jadi tak perlu ddramakan dan di tebakkan.

Ucapkan dengan ikhlas selamat tinggal masa lalu, perasaan lalu, mulai dengan perasaan baru.



Kegaguman Terbatas : Tidak ada Hak Saya

Diposting oleh Unknown 0 komentar


Merasa menjadi orang pertama yang diberi tahu tentang kabar bahagia nya dari sekian orang terdekatnya. Tapi, tidak tahu juga, saya yang menebak itu. Jangan dipermasalahkan. Melanjutkan cerita kekaguman yang wajar kemarin. Sesungguhnya setiap apapun ada awal dan akhirnya. Begitu juga kekaguman. Perasaan yang akhir-akhir ini meracuni pikiran ku untuk diet dan menulis sebanyak-banyaknya karena ruang merah didalam tubuh ku tak kuat membentang lapak tentang perasaan yang sudah banyak ku berkisah kepada teman-teman. Seperti curahan hati dari perempuan yang sedang bergejolak hati tentang jatuh cinta. Jatuh cinta yang masih biasa.

Cara memberitahu ku tentang kabar bahagia itu, menurut ku tak biasa. Karena masih perasaan ku terkontaminasi dengan kekaguman ku. Beberapa bulan terakhir, kami banyak berkomunikasi secara tidak langsung. Terbawa juga perasaan ku. Dari mulai aku menebak dia yang mengkode suatu hal, menebak perasaan, menerka keinginan nya.

Kami sering bercerita, kami mulai terbuka saja tentang pemikiran-pemikiran yang tak biasa, komunikasi kami pun mulai mengalir saja, tak sesegan kami baru kenal, tak sehormat karena kami berbeda angkatan juga. Menyapa tak menyalam sudah biasa, mengawal tak bermaksud pun iya, dan menghilang pun tanpa sebab.

Saling berkabar, saling mencemas, saling penasaran dan itu yang terjadi. Aku pun seperti seorang psikolog membaca semua gerak-gerik yang terjadi. Dan ku berani saja menyimpulkan Oh perasaan ku ini ada benar nya. Tak sempat juga ku cerita pada siapapun.  Hanya ada dalam perasaan ku sendiri.

Kami mulai bercerita tentang kehidupan cintanya seorang adam kepada hawa. Aku mulai bergetar tak keruan, mulai merasa percaya diri. Tapi, berakhir juga getar itu saat ia menyatakan ia kan mengakhiri masa lajangnya pada tahun ini. Bagaimana tidak hilang getar ku, tak memungkinkan juga aku adalah hawa nya, bukan dari kesiapanku, aku pun bukanlah tipenya mungkin, tapi keahlianku mendramakan perasaan ini, aku terbawa suasana. Kami melanjutkan cerita-cerita hidup ini. Kekagumanku  bertambah kuat. Seorang adam yang sering berkomunikasi dengan ku sekarang adalah tipe adam yang ku tunggu, yang menjadi mimpi ku, dan menjadi asa jatuh cinta ku.

Kembali lagi kami bercerita, ya ia ingin menikah tahun ini. Dan masih belum bercerita penuh siapa hawa yang beruntung dengan cinta nya yang semakin membuat  aku menguatkan Cinta Nya. Aku belum merasa ia mulai menjauh ku, malah aku merasa kami semakin akrab, sudah ku bilang tak ada lagi batas keseganan diantara kami. Aku mulai berjaga-jaga ini perasaan drama yang ku punya.

Hari-hari masih bersama kami, kami pun tak saling menjauh, masih seperti biasa, berdiskusi, dan saling memberi inspirasi terlebih ia yang selalu memberi ku ispirasi. Banyak hal.

Tiba lah, waktunya ia semakin memberi pujian kepada ku, ternyata aku merasakan sendiri pantangnya pujian kepada perempuan. Ya begini jadinya, aku terbawa drama pujian itu. Aku semakin tak mengerti dan sendiri mencoba-coba menebak apa hal ini. Kekaguman ku semakin menjadi saja, seolah lupa perempuan yang ia dekati ini. Perempuan yang mencoba tak mudah terpesona, tak mudah mengagumi, dan apalagi mencinta seperti laila majnun.

Dan beberapa kali kebetulan yang terjadi malah memotivasku untuk membenarkan perasaan ku dan meyakini suatu anugrah Tuhan dengan  seyakin-yakinnya.
Tibalah waktu ia memberi kabar bahagia itu, tersedak berat ku dibuatnya. Ia akan menikah dua minggu lagi, saat ia mengabarinya dan langsung mengirimkan ku undangan itu. Aku seakan terpuruk tak beralasan. Bodoh sekali ku pikir.  Malam yang sangat membuatku berjalan saja tak kuat ketika menerima undangnan sakral itu.

Menanti hari bahagianya pun tak merubah komunikasi kami, malah semakin menyatakan kami adalah keluarga. Aku yang terbawa perasaan seakan tersiksa. Haha. Berlebihan. Kekaguman ku pun terbatas. Terbangun dari tidur ku yang selalu memimpikan kekaguman ini. Tersadar kekaguman ku ia adalah sosok pengajar hidup bagi ku, mentor untuk kesuksesan ku, dan teman yang saling memotivasi.

Aku mulai menjauh sebenarnya, tapi ia malah ingin aku selalu berkomunikasi dengan nya dan juga dengan hawa yang ia persuntingkan. Oh, sangat dramatis sekali apa yang ku lakukan dalam dunia ini.

Tak ada yang berubah, tak ada yang jauh sebelum ia melafazkan akad kepada hawa yang ia pilihkan untuk menjadi pendamping hidupnya.

Detik-detik ia akan melangsungkan akad, tetap saja berkomunikasi dengan ku. Kami masih bercerita, mendoakan, dan ya masih saling memotivasi. Aku masih normal, aku memutuskan ikhlaskan mengakhiri kekaguman ku. Setelah akad itu selesai kami tak lagi seperti detik-detik tadi. Aku mengerti etika begitu pun ia. Perasaan kemarin hanya cerita kemarin yang ketika ku kisahkan ini hanya cerita masa lalu. Kekaguman itu ku akhiri setelah terdengar ijab Kabul ia memepersunting hawa yang ia pilih. Sudah selesai, aku bisikkan kepada perasaan ku. Tak ada hak lagi saya. Kami sebatas saudara. Aku sebatas adik angkatan nya, dan murid kehidupan yang pernah belajar darinya. Aku yang pernah kagum dengannya, bukan kekaguman ku ini hilang tapi terbatas.

Lelah aku jika mengikuti perasaan saat berlangsungnya hari bahagianya dan aku menyaksikan sendiri dan mengiringi keihklasan yang hampir saja melarikan diri.
Kekaguman terbatas, setelah ia menikah kami baru beberapa hari saja ya tidak ada komunikasi apapun, memulai saja aku masih takut akan dosa. Seperti ada yang hilang saja tentang perasaan ini. Hanya doa dan ucapan selamat  yang ku bingkiskan untuk menguatkan keihlasan ku.

“ Barakalllah, selamat menempuh hidup yang baru yang menuju kesempurnaan, semoga pernikahanmu sakinah, mawaddah, warrahmah”.

Salam kenal mbakJ Alhamdullillah, bertambah jua personil kelurga yang penuh inspirasi. Kalian lah mentor ku dalam menggapai kesuksesan yang ku impikan.





Perasaaan : Kekaguman

Diposting oleh Unknown 0 komentar

Kepada seseorang 

Kekaguman saya terhadap seseorang saya pikir  wajar. Tak ada yang salah, tidak pula menyalahkan.

Perasaan seperti ini sudah nas para manusia yang diciptakan Sang Maha Cinta dunia ini. Kekaguman terhadap engkau sang adam yang memiliki pemikat sendiri. Suatu anugrah saya miliki rasa yang tak biasa. Berawal perkenalan yang berikatan keluarga antara kita. Tak juga ku ingat seperti apa alurnya. Tak sempat juga ku ceritakan tertulis kepada catatan harian ku.

Biasa saja, kekaguman ku terhadap mu, sebagai mentor untuk keberhasilan hidup yang penuh pemikiran nan hebat. Ku banyak belajar dan mencontoh tentang ilmu yang kau miliki. Perangai mu lah yang mendatangkan kekaguman itu. Aku yang bertipe perempuan yang sering mengartikan komunikasi itu seolah drama. Tapi, tak mentah-mentah. Ku mencoba mempelajarinya juga.

Tak menyalahkan ku punya perasaan yang bergejolak seperti kawan yang sedang jatuh cinta. Jatuh cinta ku ini sebatas kekaguman saja.itu yang ku lakukan untuk bersikap seperti pertemanan. Berjalan waktu aku menyadari ada hal yang semakin tak biasa dan mulai menampakkan sendiri.

Aku hanya bisa bercerita sendiri, terkadang menebak, dan jangan  heran tulisan ku belakangan ini memiliki diksi-diksi yang sama saja. Ya, itu yang aku rasa. Ah, bosan juga perasaan seperti ini yang datang. Tidakkah  dia pun bosan. Aku perempuan biasa yang tidak mau biasa dengan mudah mengartikan hal ini.

Bukan sekali ini perasaan kekaguman ini melanda, bukan seorang dia atau tidak hanya dia. Mungkin saja anugrah Tuhan tentang perasaan ini.


Senin, 01 Desember 2014

Sorry,

Diposting oleh Unknown 0 komentar
Two months of work , wages are still not able to save money , buy personal items , not for a vacation , yet also to treat family and friends . 

Do not buy the gifts too , so we’re paying small debts , but everything for daily needs , college , school of those who smile in my case to struggle in this life .

 I apologize to my friends often owe, to this day I still bound to pay the debt of my family who are dealing with fine tin mining business with our family an enormous sum of money for our kinship group and my income is still less to compensate off all my debts.


Selasa, 25 November 2014

Setengah Hari Menjadi Seorang Ibu

Diposting oleh Unknown 0 komentar
foto diambil pake webcame notebook 
saat bermain diahri libur bersama anak tersayang; 
Al Gara love you:)

Menjadi seorang Ibu adalah cita-cita setiap perempuan di Bumi ini. Termasuk saya, kawan-kawan, dan para perempuan lainnya. Cita-cita yang tulus itu adalah menjadi seorang Ibu. Seorang perempuan yang berumur 22 tahun tentunya sudah memikirkan hal-hal dewasa dalam kehidupan ini, salahsatunya menjadi seorang istri dan Ibu. Suatu gelar yang tak ada bandingnya, seorang Ibu. Ibu dari anak-anak suaminya.

Kali ini saya berbagi pengalaman saya setengah hari menjadi seorang Ibu. Saya belum menikah apalagi memiliki anak. Sudah dua bulan ini, bang abi dan yuk vela merupakan kerabat dekat saya yang berada di Jakarta mereka pindah ke asrama kami mendapat tugas menjadi pengawas asrama kami. Mereka sudah menikah dan memiliki seorang anak laki-laki yang baru berumur 2 tahun tepatnya minggu depan genap dua tahun.  Mereka berdua sudah saya anggap seperti abang dan ayuk sendiri.  Anaknya yang baru 2 tahun tersebut baru di masa-masa anak yang sedang tumbuh kembang, belajar berbicara, mengenali kata-kata, berani mencoba naik-naik, bermain air, berlari-larian. Gara, ya namanya. Anak yang super aktif, dan katanya juga indigo karena sering melihat dan berbicara pada para tetangga berlainan alam itu. Saya melihat juga anak ini begitu cerdas, cepat menangis cepat juga diamnya, bikin kami diasrama selalu merindukannya jika tidak bermain sehari saja dengan dia.

Bagaimana bisa saya bercerita setengah hari menjadi seorang Ibu?  Ya, Gara saya biasakan dia dengan memanggil saya  ‘Ibu’, Gara juga memanggil Icha sahabat baik saya dengan panggilan ‘Bunda’. Ibu, merasakan dipanggil Ibu itu sangat spesial bagi saya. Salah satu cermin juga untuk saya selalu merindui Ibu saya yang di rumah. 

Sore kemarin, saya dan yuk vela bermaksud untuk mencari outfit di ITC Cempaka Mas. Lumayan jauh dari asrama kami, dari selatan ke pusat Jakarta. Kami menggunakan kereta dan bajaj untuk sampai disana. Tidak memungkin jika Gara ditinggal di asrama, karena bukan sebentar di sana nya. Kami pun membawa Gara ikut ke sana.

Setelah selesai berganti baju, berias, dan bla-balnya berangkatlah kami.  Karena Gara anak yang aktif dikereta pun dia sangat menikmati dan tidak merasa pusing sedikit pun. Naik bajaj, panas, asap, bunyi kendaraan lain juga yang berisik sangat lah tidak ramah bagi anak seumuran Gara tapi Gara menikmatinya dengan tidran dipelukan saya. Sesampai di sana pun masih tiduran dan saya menggendongnya layaknya seorang Ibu  kepada anaknya. Yuk vela, mamanya Gara yang belanja dan syaa yang mengasuh Gara, dia masih tiduran. Ada sesuatu yang bergejolak dihati saya, bukan sekedar cinta, saying, dan kasih tapi adalah keistimewaan mengasihi seorang anak.


 Nah, itu lah cerita setengah hari saya menjadi seorang Ibu. Semoga saya, kawan-kawan, perempun diseluruh dunia ini merasakan menjadi seorang istri dan seorang Ibu yang mulia. Aamiin.

Senin, 24 November 2014

Perbanyaklah Doa Ketika Hujan

Diposting oleh Unknown 0 komentar
source : datinggod.org
Kerjaan hari ini tidak begitu padat, karena saya lagi belajar be more productive people saya memilih berselancar menguta-atik blog sembari hujan reda. Hujan diluar sana sangat lebat bunyi Guntur pun tak mau kalah sangat kuat. Rinaian hujan, gemuruhnya sangat menggoda untuk mata ini tidur. So sleepy, kawan dengan hawa hujan yang dingin. Mengintip hujan dari kaca ruangan ini seakan tak bias melihat apa-apa kecuali air hujan yang mengalir dikaca tersebut.

Melihat hujan saya ingin sekali keluar, terus bermain dengan air hujan, bash-basahan tapi bukan masanya lagi. Apalagi lari-larian, dengan paying terus ada sang adamnya ceritanya menjadi FTV atau film-film bollywood.<pffft>

Saya nyalakan notebook, Ms.word, tak-tik-tak-tik saya ingin bercerita tentang doa-doa saya ketika hujan hari ini. Kawan-kawan sering mungkin mendengar, membaca atau sudah mengamalkannya hadist berikut;

“Dua doa yang tidak akan ditolak : doa ketika adzan dan doa ketika turunnya hujan” [HR. Al Hakim dan Al Baihaki]

Saya sudah mengamalkannya kawan, setiap hujan turun itu adalah anugrah Allah. Jika hujan turun, kesempatan kita untuk meminta dengan ikhlas dan penuh keyakinan kepada Nya. Gratis lo…. Saat menulis ini, petirnya sangat kuat, deg-deg-an juga kawan. Paaarrrr, keras juga leher saya menoleh, kilat berkilau nyata. Berdasarkan hadist diatas, saya selalu bersemangat untuk berdoa saat hujan. Hujan kali ini saya berdoa :
Dengan solawat serta salam kepada junjungan Nabi besar kami Nabi Muhammad SAW.
Bismillahhirrohmannirrohim,
Ya Allah,
Ampunilah dosa kedua Orangtua, hamba, adik-adik hamba, keluarga besar hamba, dan dosa orang Islam seluruh dunia
Ya Allah,
Jadikanlah hamba menjadi hambaMu yang selalu bertawakal, melakukan kebaikan dan selalu bersedekah
Ya Allah, pada tahun ini hamba belum bias wisuda semoga tahun depan hamba bias wisuda untuk gelar Sarjana Teknik di Universitas Al Azhar Indonesia
Ya Allah,
Permudahkanlah jalan hamba untuk ke program master di Jerman 2015
Ya Allah, buka lah pintu hati-hati hamba Mu yang berda di asrama ISBA JAYA agar kami selalu kompak, berkreativitas, peduli satu sama lain.
Ya Allah, penulis adalah cita-cita hamba, semoga awal tahun sudah bias menerbitkan buku
Ya Allah, PT Enviro Bangka Plus di permudah jalannya dan sukses sehingga hamba bisa mengajak kawan-kawan untuk bekerja
Ya Allah, awal tahun 2015 lancarkanlah urusan bisnis English course dan café bace di Bangka
Ya Allah selalu pertemukan hamba dengan Hamba-hamba Mu yang soleh dan soleha, sukses, dan menginspirasi
Ya Allah, tentang jodoh semoga jodoh datang dengan keberkahan MU ( Let me cal his name : Ry)
Ya Allah, kebahagian keluarga hamba adalah kebahagian hamba, maka selalu berikan kebahagian untuk keluarga kami

Kabulkanlah Ya Allah doa kami, Aamiin.

Keluarga Kami

Diposting oleh Unknown 0 komentar

Alhamdulillah , Sampai saat ini saya masih memiliki orang tua yang utuh, Ayah dan Ibu. Dalam keluarga kami, panggilan khas untuk Ayah adalah ‘Bak’ dan Ibu yaitu ‘Mak’, itu panggilan hormat dan sayang kami kepada mereka.
foto pas Lebaran Idul Adha 2013

Keluarga kecil kami dengan tiga bersaudara, saya yang paling sulung, yang kedua adik perempuan satu-satunya Marsela (facebook) dan adik laki-laki satu-satunya Agus Salim (facebook). Saya begitu beruntung dan bahagia  memiliki mereka. Kami dilahirkan dengan perbedaan  umur 2-3 tahun saja, sehingga seakan besarnya pun serentak.

Kami sudah besar-besar saat ini, sehingga waktunya kami mengambil jalan hidup berdasarkan tujuan kami masing-masing dan dibimbing oleh orangtua kami.
Sebagai anak sulung dari tida bersaudara dikeluarga kecil kami sayalah yang pertama kali untuk mengerti hubungan antara orang tua dan anak dibanding adik-adik saya. Karena saya yang dilahirkan terlebih dahulu.

Hubungan antara anak dan orang tua itu adalah batin yang menyala dengan sendiri. Saya merasakan itu, seperti sifat saya dengan ayah saya berbeda ada juga sedikit yang sama begitu pula dengan Ibu saya. Sama halnya juga dengan dua adik saya. Golongan darah kami pun beragam. Tak semua golongan O atau A.

Keluarga kecil ini bukan berlatar keluarga cendana untuk harta namun keluarga kami keluarga cendana dari hal ilmu dan kebaikan. Aamiin.

Orang tua saya bukan para penyandang gelar sarjana, tapi merekalah sarjana kehidupan bagi kami, para anak-anaknya.

Mereka berjuang untuk kami, para anak-anaknya yang siap MEMBANGGAKAN MEREKA!!

Penghujung Tahun 2014

Diposting oleh Unknown 0 komentar
Perasaan baru saja menulis tentang resolusi untuk tahun 2014, sekarang sudah mau menulis resolusi 2015 saja. Waktu memang tidak bicara tapi berjalan sesuai kaidah kewaktuannya. 1bulan lagi akan berganti tahu, dari tahun 2014 ke 2015.  Bersiap-siap evaluasi ntuk resolusi 2014 agar  menemukan suatu yang lebih baik dari tahun ketahun.

30 hari lagi itu tidaklah lama, sebentar. Pintar-pintar untuk mengisi waktu 30 hari itu. Barangkali masih ada capaian dipenghujung tahun ini. Mungkin juga bias bersamaan dengan musim hujan tahun ini. Menyiapkan segudang list planning untuk tahun depan adalah hal terbaik untuk satu bulan ini.
Tak ada yang tak lebih special dari waktu, bukan tahun-tahunnya tetapi "WAKTU”. Tidak ada tahun kurang beruntung,lebih beruntung dan sebagianya. Beruntung, lancer, istimewa itu adalah rahasia Tuhan dan kita yang menjalani dan mengisinya dengan hal yang bermanfaat.

Penghujung tahun ini, saya memiliki berbagai kesibukan juga mulai dari planning talkshow untuk launch buku yang ditulis oleh sahabat saya Jamik, bujang Dayang Festival, dan juga berbagai kegiatan kantor untuk akhir tahun ini.


Hujan penghujung tahun ini, penutup musim yang sangat bermakna,” karena setelah hujan aka nada pelangi yang indah”. Penghujung tahun menghantar ke awal tahun yang indah.

Menunggu Pagi

Diposting oleh Unknown 0 komentar
source : www.gopixpic.com
Bukan sebuah lagu atau puisi, bukan juga curhat hati yang penuh kerinduan ini. Hanyalah sebuah catatan dipagi hari dengan segala pilihan menunggu. tidak sedang galau, tidak sedang jatuh cinta dan tidak pula sedang bimbang.

Karena musim hujan, dari sore tadi turun hujan, gerimis sampai malam, cuaca sangat untuk mendukung menarik selimut bermimpi sang penaut rindu, Ayah, Ibu di rumah sana. Boleh juga bermimpi si dia. Hehe.

Tumben juga malam minggu ini tidak ada agenda rapat kesibukan di asrama tercinta kami, masing-masing menghabiskan malam minggu dengan caranya sendiri. Ada yang karokean, maen PS, menonton drama korea, dan saya mencoba menulis beberapa paragrap di note book terkasih ini.  Malam minggu yang biasanya identik dengan apelan para arjuna untuk ratunya, tapi tidak dengan ku. Menikmati gemercik gerimis yang semakin larut semakin romantic dengan paduan suara katak-katak yang sedang berpesta sehabis hujan barangkali.

Tak ada yang special juga malam ini. Bakat menulis yang harus ku latih agar bias jadi penulis beneran tak berapa lama menghadap layar notebook sudah bosan saja. Dari pada bengong tidak keruan dan tidak bermanfaat juga aku mengambil buku fiqih wanita yang tebal  untuk mengecas iman ini, ceileh.hehe.

Tak berasa ternyata jam dinding yang sejak tadi bernada tak-tik-tak-tik setiap detik aku berada di ruang tamu sudah menunjukkan pukul 2.30 am. Sudah bukan tengah malam lagi tapi sudah 1/3 malam.  Mata masih terang tak ada rasa kantuk sedikit pun, pengen si mencoba tidur pejamkan mata tapi tanggung sudah dengan waktu subuh. Kalu tidur kemungkinan besar subuh yang indah akan terlewatkan.

Aku memutuskan untuk tidak tidur malam tadi, dan harus ku lakukan ya menunggu pagi yang sebentar lagi. Hari minggu itu jadwal aku piket asrama. Tahu dong apa yang mesti dikerjakan kalau tugas piket asrama, mulai dari menyapu, mengepel, membuang sampah, dan bertanggujawab atas kebersihan asrama hari itu.

Asrama masih ramai dengan keadaan para cowok sedang asyik nonton bola di lantai dua, jadi tidak terlalu sepi dan tidak terbayang juga dengan keseraman yang pernah terjadi diasrama kami. Asrama kami sering terjadi kesurupan oleh para tetangga yang berlainan alam itu, banyak tamu yang dating keasrama kami dan menanggapi betapa seramnya asrama kami. Padahal, biasa saja.

Tidur sudah kepalang, membaca tidak mood, apalagi menulis. Oleh karena itu, aku mengmbil penyapu, mulai menyapu dan mengepel juga hingga sudah bersih setiap sudut asrama. Dapur pun sudah bersih juga. Kalau saja para penghuni yang budiman mengerti dapur itu tidak usah mengunakan sandal, kalau merasa jorok ya dibersihkan, mahasiswa yang punya pikirkan?. Mau marah serba salah juga sudah pada besarkan.


Piket pun selesai, dan suara azan subuh mulai berkumandang. Tidak terasa hari ini menunggu pagi selesai, dan tidak ada yang sia-sia.  So, menunggu itu kawan bukan suatu kerjaan yang membosankan,. Jika kita cerdas memanfaatkan waktu menunggu untuk hal-hal yang bermanfaat maka tidak ada yang sia-sia dan tidak akan membosankan.

Minggu, 23 November 2014

LOVING YOU, MR.RY

Diposting oleh Unknown 0 komentar


At first we met I haven’t feel about
You gave me friendly sight
Yes, done!
We went to home each others
Someday, Still to contacting
Make a friend tore be close

We didn’t to hoping make a feeling
We live as going on
We was looking for a friendship
Friendship, happy, and family
From this goal, we got it
Happy ?

Yes, at night you call me to tell your journey and me too
We planning anything about our life
We share sadness to be good feel
Although, I have mad to you
No one know to predicts the future

As like we wanted
Loving you is my heart
Loving you is my feel

Depend  to my mind, nope!
Life never be lying about love
No song can’t be imagine it
You and me, only!!




Malam Bercerita ( bag.1)

Diposting oleh Unknown 0 komentar

Bukan pertama kalinya kami bercerita begini sampai larut malam. Bukan tak memasang alarm bukan juga karena menunggu hujan reda.

Suasana balkon asrama kami malam ini seakan terasa suasana keakraban yang menyatu.  Beradu dengan dingin malam sehabis hujan tadi sore. Tak terlihat juga bintang-bintang karena memang langit mendung dan pula di Jakarta suatu hadiah jika dapat menemui bintang ketika menengadah kelangit sana.

Kami tak membikin janji untuk bercerita malam ini, tak ada list juga apa yang bakal diceritakan. Tak kami buka dengan prolog yang sistematis atau seresmi sedemikian rupa. Bercerita malam ini kami mengalir dalam kepercayaan satu sama lain.

Bercerita seppeti ini lah yang selalu kami impikan sebagai penghuni asrama ISBA JAYA ini. Terhidup rasa kekeluargaan yang selalu kami jadi pembicaraan disetiap agenda rapat dan sharing.
Tadinya saya focus memecahkan skor tertinggi dalam game 2048 di handphone saya, namun terusik candaan kawan sekamar  focus pun hilang. Ambil notebook dan handset, naik tangga ke balkon asrama kami. Lalu, saya memilih menonton drama korea heartstring yang sudah beberapa hari ini saya tonton namun belum kelar-kelar juga.

Ada bangku panjang yang memuat dua orang untuk duduk disitu, saya duduk dan menonton dengan headset sehingga tidak mengganggu kawan-kawan disekeliling saya.

Kebetulan, disebelah saya ada kawan asrama juga yang duduk. Kami berdua duduk dibangku tersebut. Dia tidak menemani saya menonton, namun dia dengan kesibukannya sendiri bertelpon dengan keluarganya. Kami tak saling terganggu.

Drama korea sudah sampai pada endingnya, mata pun tak kunjung mengantuk saya putuskan untuk menonton film Indonesia ‘ 99 cahaya di eropa’. Bukan untuk pertama kali juga saya menontonnya. Setiap saya jenuh menulis, membaca, mengevaluasi kerjaan saya selalu memutar film ini. Pengen nanti bikin review film ini dari pandangan saya, tapi nanti saya lanjutkan bercerita malam ini dulu.

Sembari saya menoton, kawan sebelah saya pun mulai menyambung dengan cerita yang saya tonton ini. Kami mulailah saling bercerita.

Baiklah, saya kenalkan  kawan saya disebelah saya tadi. Nama nya rian, penghuni baru diasrama kami dan mahasiswa baru universitas tidak jauh dari asrama kami. Orang Bangka juga namun Bangka bagian selatan sana. Kami saling mengenal diasrama inilah. Dan baru beberapa bulan, tapi kuatnya ikatan keluarga orang Bangka, kami sudah seperti keluarga yang sudah lama bersama.

Dia saya anggap sudah seperti adik sendiri, sering kami mengolok-ngolok dia dengan gelar brondong. Saya sering megoloknya karena namanya sama yang sedang diJogja sana, ah, kota Jogja yang penuh rindu. Saat menyebut rian seakan rasa rindu berkurang seketika, padahal hanya sama namanya saja. Oerangnya beda, beda paras, beda karakter dan hanya nama dan jenis kelaminnya saja yang sama.

Oh iya, rian di Jogja pa kabar? Semoga baik-baik saja.:). Dan malam ini saya bercerita denga rian yang ada diasrama kami bukan yang di Jogja.

Dibalkon duduk berdua, bagaimana tidak dibully para kawan yang melihat kami duudk ercerita dengan serius terkadang tertawa juga. Ada juga yang membully kami dating dan PDKT, kami hanya mengiyakan.hahaha. meneynangkan ahti orang itu pahala,begitu saja tanggapan saya.

Kami bercerita tentang keluarga, kuliah, keiatan dikampus, pengalaman menarik, pacar, sahabat. Dar tulisan saya ini, intinya bercerita saya mala mini banyak hal yang dapatkan menjadi pembelajaran.

Rian, seorang mahasiswa baru yang baru saya kenal ini dari luarnya pendiam dan perapi. Saya beberapa kali sempat bercerita. Sesungguhnya dia tidak pendiam, kalau saja nyambung dengan lawan bicaranya. Tidak pernah mengusik orang, ramah juga, dan mudah beradaptasi. Terlihat begitu tegar, setelah bercerita tentang dia sudah belasan tahun ditinggal Ibunya karena penyakit yang diidap Ibunya, Ibunya pun meninggall saat ia masih berumur lima tahun. Hanya lima tahun bisa merasakan kasih sayang seorang Ibu, tak berapa lama ayahnya pun menikah lagi dan dari mereka  8 saudara tidak seorang pun yang setuju. Tetapi ayah nya tetap menikah dan sekarang sudah berpisah dengan Ibu tiri mereka itu.

Rian jarang serumah dengan ayahnya, ia memilih serumah dengan abangnya yang paling ia segani dan abangnya yang satu ini sangat openminded, bertanggungjawab terhadapnya dan mendukung kuliahnya.

Rian berasal dari keluarga yang berkecukupan tetapi perawakannya biasa saja, dan sedikit keras. Dikarena didikan para abangnya. Terlihat pendiam dan keras. Seorang anak yang dilingkungan keluarga tanpa kasih sayang Ibu mempengaruhi rian begitu bebas, tempat curhat terasa terbatas terhadap keluarga, karena Ibulah yang menjadi tempat curhat keluarga yang paling bijak. Rian curhat dengan kakaknya yang serumah dengannya, yang selama ini merawatnya.

Kami saling bercerita, namun saya lebih memberi kesempatan yang luas untuk rian bercerita karena jarang ia memiliki tema bercerita selain dengan menelpon kakaknya dan pacarnya.

Keadaan ayah yang kurang perhatian, tidak percaya dengan kemampuannya, menjadi panutan untuk teman sebayanya disekolah, pacaran dengan teman satu sekolah tidak seorang pun yang tahu sampai dikelas tiga.

Mendengar banyak ceritanya, ia begitu sosok yang dewasa, tegas dan memiliki mimpi besar. Menemukan sahabat itu mudah tapi membawa kehidupan persahabatan itu yang sulit. Saya seperti sudah bersahabat lama dengannya.

Begitulah kami bercerita tadi malam, ya cerita semoga malam-malam selanjutnya lebih penuh pembelajaran ya.


Bercerita tak mesti ada satu cangkir kopi duluJ

Bertahan atau tersingkir ?

Diposting oleh Unknown 0 komentar
Tulisan ini saya teringat kembali dengan kutipan sahabat saya, M Robby Sahputra https://twitter.com/Robbyabazis  :
“ orang yang tidak sanggup survive ya tersingkir, mereka itulah orang yang tersingkir”.

Muncul kutipan ini ketika saya curhat dengannya ketika terdapat konflik dalam organisasi yang saya pimpin. Ternyata sebagai pemimpin itu bukan semudah yang ada dalam teori para ilmuwan, filsuf, dan psikolog yang sering saya baca. Memang, teorinya tak diragukan lagi, tinggal kitanya saja yang mengaplikasikannya. Dan itu bukan hal mudah.

Dalam sebuah organisasi selalu ada yang bernama konflik. Saya jamin itu. Konflik terartikan suatu masalah, dan masalah itu adalah penyakit.
Namun, sebagai pemuda/pemudi yang berintelektual kita haru bias menyikapi konflik. Apakah konflik itu positif atau negative?loh, kok konflik ada positifnya, selama ini bayangna setiap orang mungkin negative.

Pandangan saya terhadap konflik, ada  sisi positif dan negatifnya. Bagaimana bisa? Ya, sisi positifnya kita bias belajar memahami cara bersikap, Berpikir matang mengambil tindakan, dan itu semua unsur untuk pembentukan dan pendewasaan diri kita.
Sisi negative, tidak saya paparkan semua sudah tahu dan mengalami. Konflik meyebabkan permusuhan, suasana dingin, dan juga hilang semangat untuk berkolaborasi kreativitas.
Terus apa hubungan dengan bertahan atau tersingkir?

Setiap organisasi, instansi, perusahaan atau lembaga mana pun memiliki peraturan, ketentuan dan acuan untuk keberlangsungan jalannya badan organisasi tersebut. Masing-masing kita jika sudah masuk dalam sebuah organisasi pastinya sudah mempunyai ilmu untuk kita hidup dalamnya.

Bisa kita analogikan secara sederhana; ketika kita masuk dalam arena permainan roll coaster, kita harus mengerti dengan peraturannya, agar saat naik roll coaster tidak terjadi kecelakaan. Kalau saja tidak mentaati peraturan bisa jadi terjadi kecelakaan. Benar kan?

Itulah ibaratnya ketika kita hidup disebuah badan organisasi. Terlihat sudah konflik yang terjadi bukan kita belum mengerti dan memahami tentang peraturan yang ada, bukan kita belum bisa beradaptasi dan bukan orang lain mengusik kita namun dalam diri kitalah muncul konflik tersebut. Yaitu KEEGOISAN.

Keegoisan inilah yang menentukan kita bertahan atau tersingkir?
Sampai saat ini saya berani menilai orang yang bertahan atau tersingkir ini ya penyebabnya kegoisan itu. Percaya tidak ya, coba diri kita lah yang kita cerminkan.

Kebanyakan dari orang yang drajai oleh keegoisan mereka lah yang tersingkirkan. Tidak sengaja disingkir tetapi menyingkir dengan sendirinya.
Semoga tulisan ini bermanfaat.


 So, untuk apalagi mempertahankan keegoisan yang bodoh itu kawan?

Rabu, 19 November 2014

Rindu Kehidupan Asrama Pemali

Diposting oleh Unknown 0 komentar
source : https://twitter.com/gosipkusmansa

Hidup berdampingan dengan teman banyak, baik laki-laki maupun perempuan dalam satu pagar dan gedung yang sama. begitu lah gambaran asrama. kehidupan yang sangat berbeda dengan kehidupan di rumah pribadi masing-masing.

Banyak cerita yang seharusnya saya tulis tentang kehidupan di asrama. saya mencoba menulis sedikit demi sedikit.

Berawal dari saya SMA, saya mulai menikmati kehidupan diasrama. dengan teman-teman yang baru saya kenal, ber-empat dalam satu kamar, tempat tidur bertingkat, mau mandi harus mengantri, dan masih banyak  kebiasaan kehidupan asrama.

Disana pula terjalin persahabatan, tak aral juga permusuhan singkat. Perbedaan pendapat itu biasa, tolong menolong itu kebiasaan.

Tumbuhlah rasa kekeluargaaan yang peka,peduli dan saling mendukung.
Ketika waktu perpisahan tiba, mulai pula kami merangkai kerinduan yang berbatin. 

Malas Saja

Diposting oleh Unknown 0 komentar
Ah..menulis saja rasa malas sekali. Bukan sekali ini memanjakan malas. Ada saja alasan terbaik untuk pembelaan diri.

Aih..tak juga direpotkan dengan segudang kesibukan. Apa lagi sibuknya rutinitas seharian. Tak juga pusing tujuh keliling.

Huh...bukan jadi budak malas yang katanya setia. Sangat tak ingin menuruti. Tetap saja terturut.

Bosan saja. Ingin rutin tapi malas mengusik terus.

*menulis ini saat malas kekantor :(

Senin, 13 Oktober 2014

Sahabat, Kita Tetap Suka Mengenang

Diposting oleh Unknown 0 komentar

source: santabanta.com
Kita tetap suka mengenang, walau tak pernah benar-benar tahu apa guna sejarah bagi kita. Mungkin karena kita tak bisa menyangkal bahwa apa yang kita mengerti sekarang tak bisa lepas dari hal-hal yang kita alami pada masa lalu dan proyeksi kita untuk masa depan. 

Ya, kami telah menjalin persahabatan sejak kami bersekolah seragam putih biru. Satu sekolah namun tak pernah sekelas. Merasakan naek dan nunggu angkot bareng, berjam jam hingga terkapar kapar. Masuk masa putih abu-abu,Bercerita sepanjang malam minggu tapi bukan pacaran--malah tak sebanding dgn acara apelan dia pada pacarnya. 

Sekarang, jarak semakin jauh, kesibukan masing-masing begitu padat, dan waktu untuk mengulang kebersamaan mulai terbatas. Alih-alih utk bertemu, berkumpul,dan bercerita. Melihatnya saja, kami terhalangi waktu-barangkali. Bukan tak terasa, tahun ini tak ada waktu kami bercerita-- merindu sangat. Penasaran saja, apakah dia akan segera menyudahi status bujangan nya? Dan topik ini tak pernah habis kami bicarakan apa lagi jika, saya yang akan menyudahi status gadis saya. Bisa jadi ini topik ter-hot tahun ini. Haha. 

Menulis ini, sebenarnya saya begitu merindukan sahabat saya yang satu ini.akrab saya panggil "ubay". Paras nya masih kalah sama aliando. Tapi, belum juga saya menemukan sahabat seperti dia. Karena Tuhan hanya menciptakan satu.tak lebih. Dia cukup pengertian dan baik hati walaupun tak pernah sekali pernah percaya saya punya pacar.haha. 

Makan bakso bersama sahabat saya ini terasa momen makan malam saya diundang oleh calon mertua.ah,tidak.tidak. Tapi makan bakso jadi agenda pertemuan kami tahun-tahun lalu.tapi tahun ini tidak. Wah, merindu ini ingin saya mendengar kabar dia akan mengirimi ku undangan cantik utk hari paling bahagianya.tapi entah kapan. Calon nya saja tak kunjung dia kenalkan pada ku. 

Ya, merindu ini hanya bisa saya sampai kan dengan angin-angin, awan-awan persahabatan. Sudah. Di Jakarta, ku merindu!! Untuk sahabat ter....:)

Rabu, 01 Oktober 2014

October : Powerfull

Diposting oleh Unknown 0 komentar
source : gosipcerita.wordpress.com

Ia Oktober kah yan datang ini? Tapi, daun-daun salam depan rumah masih menghijau saja. Apa tak ada musim pada bulan ini? Ku kira bunga sakura di negara tetangga. Sepoi saja angin bertiup dikamar ku yang kecil ini, tadi nya ku pikir semilir angin dari malam nya Jakarta. Ah,masih sama seperti malam kemarin kipas angin rupa nya. 

Tuuut panjang getar ponsel ku tanda alarm atau pesan masuk. Ku menerka alarm hari berganti beserta bulan nya. Tak salah lagi. Baru saja satu jam yang lalu, masih bercerita dengan malam diakhir September yang katanya September ceria. Ini sudah datang saja awal Oktober yang kata nya juga akan ada cerita.Tentu nya. Belum bisa ku tebak juga musim yang datang. 

Tak kuasa juga aku menebak cerita apa yang akan tertulis. Harap-harap, hari-hari nya Oktober penuh semangat layaknya sejarah sumpah pemuda. Moga-moga Tuhan menabur anugrah sepanjang hari nya. Waktu tak memandang apa pun, bergulir hingga bulan berganti. Tak terasa memang jika direnung-renung. Ya karena merenung pun memakan waktu. Oktober sudah, tak bisa dielakkan. Cukup bersyukur, dijalani, berbuat hal yang bermanfaat agar seindah bulan-bulan lainnya. 

 Welcome October---on going by spirit :)

Selasa, 30 September 2014

TRAVELOGIE BANGKA BELITUNG “Merengkuh rindu di Pulau Lampu Belinyu”

Diposting oleh Unknown 0 komentar
TRAVELOGIE BANGKA BELITUNG
“Merengkuh rindu di Pulau Lampu Belinyu”
Menenggelamkan diri dibirunya air laut. Trip yang gak direncanakan jauh-jauh hari. Ya, trip bersama kelabang boo! (walaupun gak lengkap personelnya). Kelabang bo merupakan  nama keluarga angkatan 8 kelas unggulan SMAN 1 Pemali. Singkatan dari Keluarga angkatan delapan oke dari tahun 2007 sampai sekarang. Masih.
Beberapa kali sudah planning list tapi banyak yang tertunda dan kali ini yeeeaay, at the least, we done 10 Agustus 2014. Saya bersama beberapa personel kelabang bo! Trip to Pulau Lampu di Belinyu, masih di Bangka Belitung. Saya pikir dan memang kenyataannya sudah banyak yang menceritakan seluruh keindahan yang ada di Pulau Lampu, buka rahasia umum. Ya, memang dan saya pun bukan pengunjung pertama. Ya gak mungkin lah. Saya adalah pengunjung yang menghayati irama kekeluargaan, mengobati penat, merengkuh kerinduan diantara kami ( personel kelabang bo) sudah lama tidak bepergian bersama, dimaklumi dengan kesibukan dan jarak masing-masing personel. Well, di Pulau Lampu seakan rindu kian merengkuh. Pulau Lampu terletak di Pantai Penyusuk Belinyu, Utaranya Pulau Bangka, Bangka Belitung.
Saya dan beberapa personel kelabang bo yang ikut dalam trip ini antara lain Jamik, Murzani, Isfarina, Anes, Fajar, Bekti Yulis, Mutiara dan Yuk Eva. Semua dari kami tinggal di Bangka Induk dan Bangka Tengah, jauh dari Belinyu sehingga kami merental mobil xenia abu-abu yang bisa memuat orang sembilan orang dan empat dari kami dengan sepeda motor. Sebelum berangkat, start dari Pangkalpinang dikemudi oleh Murzani, kemudian menjemput kami di Kenanga. Aih, Gerimis pagi yang menggoda sekaligus mewarnai keberangkatan kami. Gerimis pagi jam 10, menghias cerita trip ini. Kami berangkat jam 11 am dari Sungailiat dan tak lupa juga dengan agenda bakar ikan di Pantai, ritual yang harus ada. Sebelum berangkat isfarina dan jamik sudah memebeli ikan sinkur yang begitu fresh. Setengah matang ala orang jepang . Gurih dan manis. Loh?. Belum dibakar ni, baru saja dari pasar. Lengkap dengan bahan sambel kecap asam pedasnya, snack yang lainnya juga ditambah lagi buah rambutan, manggis, dan duku dari kelekak ( kebun buah-buahan) dibeakang rumah Fajar. Perfecto.
Diperjalanan satu setengah jam yang kami tempuh, ternyata kamitidak langsung ke Pulau. Kami masih menjemput Ikhsan dirumahnya, Ikhasan salah satu personel kelabang bo juga. Rumahnya di belinyu. So, we have arrived at Belinyu dan saya sempat posting on facebook. Hahaha. Untuk ketiga kalinya saya ke Belinyu. Sampai dirumah Ikhsan, wah disambut hangat oleh keluargnya dan disuguhi makanan. Mengiingat sudah melakukan perjalanan yang cukup jauh tadi pastinyalaper. Hahha. Ada lagi dari kami mabok perjalanan, Yulis.  Pusing banget tu. Ini salah satu ciri-ciri orang Bangka karena jarang dengan mobil kemana-mana karena banyak dengan sepeda motor.
Lima belas menit sudah kami beranjak dari rumah Ikhsan dan lagi kami mendapat rejeki dikasih ikan super fresh dari Ibu nya Ikhsan untuk tamahan bakar ikan dan satu termos nasi juga. Terimakasih ya tante.heheh. Menjelang zuhur kami mulai jalan ke Pulau Lampu. Oh iya, gak gerimis, gak hujan. Cerah banget!!. Kami singgah seberntar di mesjid tertua di Belinyu untuk solat zuhur. Unik, bersejarah dengan tower yang menjulang tinggi. Setelah itu kami melanjutkan kembali perjalanan ke Pulau. Empat puluh lima menit dari kota belinyu tersebut sampailah kami di Pantai Penyusuk, dan disambut dua pulau yang tersenyum manis melambai kearah kami, menyambut kedatangan kami yaitu pulau Putri dan Pulau Lampu. Nah, tujuan kami kali ini Pulau Lampu. Pulau Putri next trip.  Aamiin. Gak cukup kalo sehari untuk untuk dua pulau langsung. Terlalu singkat. Untuk ke Pulau Lampu sudah tersedia ojek perahu dengan tarif Rp. 25.000/orang. So, cant wait kami langsung berangkat dengan perahu tersebut. Perahu tersebut memuat satu grup dari kami. Ombak mulai mengiring perjalanan kami se. Luar makin ketengah semakin goyang,  bagaimana tidak, ombaknya pun semakin besar. Luar biasa. Saya langsung ingat saja “ nikmat Tuhan mu yang mana yang kau dustakan?. Amazing. Seolah berjanji dengan diri melihat birnya air, ombak, ingin selalu menjaga kebersihannya dan menemukan kebahagiaan dengan sangat sederhana.
Lima belas menit kemudian kami tiba di Pulau Lampuyang dihiasi mercusuar menjulang, pohon nyiur melambai-lambai, batu granit tersusun rapi dan kokoh. Tap.tap. kaki-kaki kami menapak di Pulau Lampu. Yes, I do it . tanpa basa basi kami memilih tempat untuk agenda bakar ikan, menggelar tikar. Kembali kami terpana oleh indahnya pantai ini,aiirnya biru, irama ombak yang menabrak batuan ini lah yang merengkuh dan menyambut kami.
Kami pun mulai beraksi, ada yang membuat api untuk bakar ikan, membersihkan ikan dan ada juga yang sudah gak sabar menyeburkan diri dibirunya Pantai Pulau Lampu ( termasuk saya) semua dari kami nyebur, berenang, bermain-main ombak dan menenggelamkan penat yang dibawa dari kegiatan dan rutinitas sebulan terakhir.
Bau sedap, fresh, sweat sudah mengundang dendang perut ini. Ikan bakar plus sambal kecap asem pedas siap disantap. Kami pun menikmati dan melahapnya. Benar-benar hilang kata-kata, ya keringat dan sautan suara pedas masing-masing itu lah yang menciptakan kata-kata bahwa sungguh luarbiasa.  Delicious.
After that, back to beach. So, its time to the beach. Tak puas-puasnya menenggelamkan diri di air yang biru, mencoba berkelahi dengan debur ombak yang semakin besar seolah akan menang padahal gak bakalan. Damn cool, seorang teman kami berseru saking menikmati deburan ombak yang mengayun badan terombang ambing santai.
Tidak terasa sama sekali, melirik jam tangan ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 5. Sudah sore bro.  Kami berniat menunggu sunset atau sang mega merah yang pemberani  namun sepertinya sang mega masih malu dengan kami ini. Sore itu gerimis, dan menunggu sunset pun sepertinya tidak berhasil tapi tak apalah. Tak membuat kami kecewa juga, karena telah banyak keindahan yang disuguhi untuk kami hari itu.
Masing-masing sudah berbilas  badan dengan air tawar biar setelah berendam, mencebur di air laut tadi badan tidak lengket. Air tawarnya berada di sebelah towertinggi dan rumah tua  yang unik dan terawat.  Kami juga sempat berkeliling melihat nilai-nilai sejarah yang ada di pulau kecil ini. Terdapat juga makam tua seorang nelayan, yang terdapat tugu berslogan “mati satu, datang seribu” namun, sejarah ini masih rancu, apakah nelayan atau penunggu aslinya. Tak lupa juga kami selalu mengabadikan momen ini dengan selfie dan many taking pictures .


Melihat langit sudah mulai gelap dan gelombang semakin besar  dan ojek perahunya pun dengan setia sudah datang menjemput kami. Yah, kami harus kembali ke pantai Penyusuk dan pulang kerumah pastinya. Kami pun harus rela berpisah dengan pulau kecil ini yang ramah, indah dan merengkuhkan kerinduan diantara kami ( personel kelabang bo). Kami berpamitan dengan pak dayat, beliau adalah petugas yang memantau dan merawat pulau tersebut dari Dinas perhubungan Bangka Induk.
Senyum dari abang –abang ojek perahu yang menjemput kami, kami langsung naik ke perahu. Subhanallah, Tuhan menghadiahkan kami “ supermoon” sempurna gak ada sunset supermoon nan indah. I dont know what want I to say? Awesome, beatifull. Supermoon ini terjadi dengan keadan bulan muncul dengan bulat penuh dan terang seperti bulan purnama namun terlihat lebih besar. Tak lupa juga kami mengambil foto.
Gelombang semakin besar, berasa perahu kami mengikuti irama gelombang, dan ada dari kami yang sedikit mual. Sampailah kami di pinggir pantai penyusuk. Melambaikan tangan meninggalkan kenangan di pulau lampu.
Trip, holiday is done!! Guys, we will do next trip.
Kami beranjak dari pantai menyusuk menuju rumah masing-masing. Nice experience, nice trip, nice family Kelabang bo. Ya, begitulah cerita kami dari trip to to Pulau Lampu. See you in other travelogie Bangka Belitung.









 

Aluna Alanis's Life Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting