source : www.gopixpic.com
Bukan sebuah lagu atau puisi,
bukan juga curhat hati yang penuh kerinduan ini. Hanyalah sebuah catatan dipagi
hari dengan segala pilihan menunggu. tidak sedang galau, tidak sedang jatuh
cinta dan tidak pula sedang bimbang.
Karena musim hujan, dari sore
tadi turun hujan, gerimis sampai malam, cuaca sangat untuk mendukung menarik
selimut bermimpi sang penaut rindu, Ayah, Ibu di rumah sana. Boleh juga
bermimpi si dia. Hehe.
Tumben juga malam minggu ini
tidak ada agenda rapat kesibukan di asrama tercinta kami, masing-masing
menghabiskan malam minggu dengan caranya sendiri. Ada yang karokean, maen PS,
menonton drama korea, dan saya mencoba menulis beberapa paragrap di note book
terkasih ini. Malam minggu yang biasanya
identik dengan apelan para arjuna untuk ratunya, tapi tidak dengan ku.
Menikmati gemercik gerimis yang semakin larut semakin romantic dengan paduan
suara katak-katak yang sedang berpesta sehabis hujan barangkali.
Tak ada yang special juga malam
ini. Bakat menulis yang harus ku latih agar bias jadi penulis beneran tak
berapa lama menghadap layar notebook sudah bosan saja. Dari pada bengong tidak
keruan dan tidak bermanfaat juga aku mengambil buku fiqih wanita yang
tebal untuk mengecas iman ini, ceileh.hehe.
Tak berasa ternyata jam dinding
yang sejak tadi bernada tak-tik-tak-tik setiap detik aku berada di ruang tamu
sudah menunjukkan pukul 2.30 am. Sudah bukan tengah malam lagi tapi sudah 1/3
malam. Mata masih terang tak ada rasa
kantuk sedikit pun, pengen si mencoba tidur pejamkan mata tapi tanggung sudah
dengan waktu subuh. Kalu tidur kemungkinan besar subuh yang indah akan
terlewatkan.
Aku memutuskan untuk tidak tidur
malam tadi, dan harus ku lakukan ya menunggu pagi yang sebentar lagi. Hari
minggu itu jadwal aku piket asrama. Tahu dong apa yang mesti dikerjakan kalau
tugas piket asrama, mulai dari menyapu, mengepel, membuang sampah, dan
bertanggujawab atas kebersihan asrama hari itu.
Asrama masih ramai dengan keadaan
para cowok sedang asyik nonton bola di lantai dua, jadi tidak terlalu sepi dan
tidak terbayang juga dengan keseraman yang pernah terjadi diasrama kami. Asrama
kami sering terjadi kesurupan oleh para tetangga yang berlainan alam itu,
banyak tamu yang dating keasrama kami dan menanggapi betapa seramnya asrama
kami. Padahal, biasa saja.
Tidur sudah kepalang, membaca
tidak mood, apalagi menulis. Oleh karena itu, aku mengmbil penyapu, mulai
menyapu dan mengepel juga hingga sudah bersih setiap sudut asrama. Dapur pun
sudah bersih juga. Kalau saja para penghuni yang budiman mengerti dapur itu
tidak usah mengunakan sandal, kalau merasa jorok ya dibersihkan, mahasiswa yang
punya pikirkan?. Mau marah serba salah juga sudah pada besarkan.
Piket pun selesai, dan suara azan subuh mulai berkumandang. Tidak terasa hari ini menunggu pagi selesai, dan tidak ada yang sia-sia. So, menunggu itu kawan bukan suatu kerjaan yang membosankan,. Jika kita cerdas memanfaatkan waktu menunggu untuk hal-hal yang bermanfaat maka tidak ada yang sia-sia dan tidak akan membosankan.
0 komentar:
Posting Komentar