Rabu, 11 Desember 2013

Mulai menyukai” Si hitam’ Coffee’ (Y)”

Diposting oleh Unknown


Mulai menyukai” Si hitam’ Coffee’ (Y)”
Judulnya sih sudah bisa ditebak kali ini bakal bercerita tentang apa. Yea, saya akan sedikit bercerita bagaimana saya mulai suka dengan  saya sebut si hitam  “ Coffee”  memberi saya energi yang begitu ampuh yaitu menyelesaikan tugas-tugas yang mengharuskan saya begadang pada awalnya saya masih mengeluh akan hal begadang. Begadang. Kerja malam. Tugas-tugas. Kampus. Project. Kelas pagi. 4 sks/pertemuan mengenalkan saya kepada “ si hitam” saya senang aja dia disebut si hitam yang sangat membantu produktivitas saya. Lanjut cerita bagaimana saya mulai suka  berdasarkan latar belakang yang saya katakan tadi. Hal-hal tersebutlah yang mengenalkan saya kepada si hitam. Tiga bulan terakhir saya begitu dekat dan tambah akrab seakan teman dalam kesendirian yang setia *mellow..:p. Namun dalam akrab tersebut saya masih belum mau tahu tentang keragamannya dan apa yang paling nendang rasanya.
Dari awal,saya hanya searching dampak positif dan negatifnya selebihnya saya hanya jadi konsumen tanpa menilai lebih. Semula dampak positifnya itu bagi saya cukup meningkatkan produktivitas saya, karena saya malam hari adalah waktu kerja, mikir,dan menghasilkan karya. Yah, katakanlah saya orang malam, produktif saya pada malam hari. Dengan tidur tiga jam itu cukup bagi saya. So..hanya saja butuh teman juga dong untuk malam-malam begadang tersebut. Teman yang paling pas adalah si hitam. Dari tadi saya menyebutkannya seolah dia adalah seperti teman-teman yang menemani saya (teman sekamar: Ratna, Siti, Yuk dian, Nana, Eja) tetapi bukan mereka tetapi si hitam adalah “Secangkir Kopi”.
Kopi? Dimata seorang teman saya kopi itu cukup keras seakan hanya teruntuk orang bekerja nyangkul, penambang timah, dan pastinya orang laki. Saya mahasiswa dan saya perempuan. Saya tidak mengcangkul juga. hehehe. Untuk bercerita tetang kopi pun saya terinspirasi dari blog teman yang menggugah #sedikit lebay. Tapi ternyata mengulas #perempuan #mahasiswa #kopi. Dan itu adalah yang saya lakukan sekarang.menyukai kopi. Menyukai kopi sampai saat ini baru sampai setiap hari selalu menikmati kopi tetapi baru kopi instant yang  berada di supermarket yang sudah dikemas dalam botol, kotak atau kaleng (seringnya yang dingin sih). Kapan saya butuh kopi? Yang paling harus itu adalah pada waktu pagi hari dan juga malam hari sekitar jam 21.00 itu saya menikmati si hitam.  Kalau malam hari berada dirumah saya menyeduh sendiri dengan takaran air yang sedikit sehingga kopinya cukup kental dan pekat. Kopi apa saja yang pernah saya nikmati? Memang belum kopi yang berkelas, masih yang ada disupermarket juga, baru kenal whitecoffe, cappcino,mocacino,dan original saja. Yang paling saya sukai itu adalah cappucino.
Pernah juga beberapa minggu yang lalu iseng ke coffe shop deket kampus Al azhar juga dan kebetulan kenal juga dengan owner-nya, yaitu Coffe Institute Jl. Gunawarman No. 71, Senopati, Jakrta Selatan kalau penasaran follow aja @coins. Dari tata ruangnya cukup menarik dengan dirancang ala klasik yang berbasis ruangan disekolah itu. Suasana yang sangat mendukung ketika harus berlama-lama disana untuk mengerjakan tugas kuliah, rapat, curhat juga. Dan ini juga kelebihan Coffee Institute yaitu menyediakan publicspace gratis. Sudah banyak kegiatan yang telah dilaksanakan para StartUp, socialpreneur, komunitas sampai artis-artis juga. Cukup bercerita Coins sekaligus promosi, kalo owner-nya baca boleh saya minta fee promosinya ( tak apalah secangkir espresso pada sabtu sore) haha. Di Coins saya bersama empat orang teman saya memilih duduk sebelah jendela sehingga bisa juga menikmati pemandangan yang bagus disekitaran Coins.dan memilih apa yang dipesan dimenu. Saya bingung. Mahal-mahaljuga ya walaupun hanya kopi. hahha. Ketahuan jarang ke cafewalupun ke café Cuma meet up dan tidak pernah pesen. #wajar kantong mahasiswa ya tambah lagi ingat jatah kiriman. Hahah #anak rantau #pembelaan bukan pelit.  Saya dan teman saya juga  bingung. Akhirnya hanya memesan yang tidak asing yaitu mocacino dan cappuccino. Ya, melihat baristanya meracik kopi tersebut sembari menuggu diantar ke meja kita. Saya hanya bilang ”ternyata racikannya begitu”.  hhhaa. Udik. Gak sih. Traddaa…pesenan sudah datang, saya langsung mencoba menyeruput cappucino, dan apa yang terjadi? #lebay. Saya menikmati rasanya yang gurih dan nendang bok. Berbeda dengan kopi istant yang biasa saya minum. Ternyata pertanyaan saya ”mengapa dimana-mana ada warung kopi terlebih juga mengapa ada café yang berani harga menu kopinya sangat mahal? Jawabannya adalah kopi itu nikmat, Semakin tinggi kualitasnya otomatis semakin mahal, dan wajar orang-orang yang berdompet tebal pun bisa menjelajahi café atau coffe shop yang menyediakan kopi yang sangat tinggi kualitasnya. Dan saya pun penasaran. Karena masih mahasisswa dengan kantong/budget yang terbatas saya memilih untuk kopi instant yang berkualitas. hehe. Dan sesekali ke coffeshop. Saya semakin penasaran juga dengan keragamannya.
Dari membaca blog teman dia berkisah tentang kopi favoritnya saya baru mengetahui banyaknya jenis-jenis kopi berdasarkan racikannya baik itu asli Indonesia maupun dari luar negri. Sekarang saya mengenal espresso,macchiato, frappucino,caffe latte, long black, kopi tubruk, dan lain-lainnya(bisa digoogling ya guys,hehe). Saya semakin penasaran dengan mereka-mereka ini yang manakah yang paling nendang rasanya. Kalau ada budget lebih dan waktu boleh kita kawan ke coffeshop yang terdekat sekedar menikmati kopi apalagi pada saat hujan turun. Saya mulai bersahabat dengan si hitam” Coffee”.;p

0 komentar:

Posting Komentar

 

Aluna Alanis's Life Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting