tiba-tiba saja langit mendung
tanpa mengkode dengan ku yang sedang duduk-duduk direrumputan taman sekitar
rumah kami. Terkadang pun banyak orang mengatakan mendung tak bearti hujan. Bisa
jadi. Semua itu yang berkehendak adalah Nya.
Sore ini tak ada maksud
mengartikan senja tapi seolah kami bercakap-cakap pada mega jingga ini. Oh, aku
hamper lupa dengan menjerang air didapur tadi sudah mendidih. Dan ini pun tak
mengkode apapun.
Kembali dudu-duduk,
berbisik-bisik pada angin petang yang akan mengembun diri. Tak ku bayang lara
apapun. Damai seperti pada angin menyampaikan salam cinta-cinta yang tak tahu
akan tuan-tuannya selain Tuhannya. Ponsel ikut bordering juga, Ah ku pikir itu
alarm aku harus masuk ke dalam rumah. Sudah hamper magrib.
Langsung ku raih HP dari meja,
bukan alarm. Benar saja, ada satu pesan teks masuk dan lamat-lamat ku baca.
Innallillahirojiun. Terucap oleh ku. Kabar yang tak ada yang mengharapkan namun
pasti akan datang tanpa diminta. Ya, kabar bahwa sahabat kami, sang inspirasi
kami, insane yang masih sempat tertawa kemarin sudah dipanggil sang Illahi
menghadap Nya.
Langsung saja ku lemas dan
airmata ingin saja menangis. Bukan menangisi atas kepergiannya, bukan karena tak
bisa lagi kita saling bergurau, tentang inspirasi kau akan selalu dikenang dan
menajdi inspirasi para sahabat mu ini, kami. Kau sudah dikenal banyak orang
oleh prestasi mu. “ Mahar” selamat jalan sahabat kami.
Tak ada yang kekal disini, kami
pun pasti menyusulmu, kami tidak tahu kapan waktunya. Hanya doa yang kami
panjatkan untuk mu beserta karangan bunga di pusara mu. Tak ada yang lekang. Tak
ada yang tahu. Kematian datang, tanpa kita minta. Tak ada isyarat kita harus
bagaimana mati nya namun amal kita lah yang mnenetukan. Semoga kau mendapat
tempat terbaik di sisi Nya, dan kami lebih banyak berbuat amal baik didunia
ini.
Karena Kepergian itu Pasti!!!!
0 komentar:
Posting Komentar