Selasa, 29 Juli 2014

Mengakhiri Saja

Diposting oleh Unknown 0 komentar

www.shutterstock.com
Bukan Aku lagi jika menyanggupi keadaan ini. Hati ini perasa yang peka. Membiarkan airmata ini jatuh hanya sia-sia. Tak ku ingin lagi bicara kepedulian. Semua tentang rasa yang hampir saja Aku menggila karena mu. Waktu tak tertunggu lagi. Muak menunggu. Mual mengharap.

Ya, kebodohan kemarin ku akhiri hari ini. Tak kan berkisah lagi. Sudahlah. Lelah juga dengan kenyataan seperti. Gantung semau mu. Bukan mau ku. Terserah. Manakala ku hilang, hingga kau pun tak mencari. Ya, itu lebih baik. Akhiri saja. Sangat lebih baik.

Rabu, 23 Juli 2014

Memimpikam mu itu (ehhmm)

Diposting oleh Unknown 0 komentar

filmschoolrejects.com
Memimpikan mu itu...
Masih saja prosa ku tentang mu
Tak habis ku tumpahkan dalam kata hanya tentang mu
Dari rasa keingintahuan ku pun melampui logika ku
Tak tahu juga maksud Tuhan menyisakan malam Nya menghadirkan wajah mu dalam tidur ku
Tidak salah, Aku memimpikan mu
Seolah malam menjadi sahabat terbaik ku
Masih saja, Aku mengenang mu dalam diam
Tak ingin Aku mencinta mu dalam rasa tak berbalas
Belakangan ini Tuhan memberi teka teki tentang mu
Selalu Aku dalam penasaran sendiri
Mencoba menerka maksud Tuhan dan diri mu pada perasaaan ku
Memimpikan mu itu tak ingin ku beranjak dari lelap ku
Terus saja hadir itu mimpi dan nyata
Hanya inginkan mu

Senin, 07 Juli 2014

belum ada judul

Diposting oleh Unknown 0 komentar

Belum ada judul

Diposting oleh Unknown 0 komentar
Aku muak hal tanya perasaan ini. Menelisik seluruh tulisan ku berisi Rindu yang menguak. Mencinta harapan lepas. Berharap terjemahkan keadaan. Aku tak ter bagai apapun. seakan ilusi. siluet disebelah sore. pilu mengingat Aku yang Kau anggap tak lebih. Kau hadir itu Kau butuh diriku.selebih itu tidak. Aku menolak pemikiran itu. jujur kehati ku hak kejiwaan ini. kenyataan sakit pun meratapi diri. Aku bukan apa. lalu? ku harap kau pernah terasa dalam keadaan ini. Ya harus.

Kamis, 03 Juli 2014

Masih Prosa Kemarin

Diposting oleh Unknown 0 komentar
Dikira Aku seorang yang pandai menulis. Pena ini terus menuntun untuk mengukir tinta bahasa. Kalut yang merasuk pusaran dada ini bukan hal harta,tahta namun cinta. Mengartikan cinta saja Aku awam. Diluar sana hujan sendu mengiring para pesajak yang rindu mengalun.Aku disini sendiri. Sepi. Katakanlah Aku memang ingin sendiri. Wahai penukik hati para hawa, sudikah kau berlalu dengan pesonamu. Namun Aku tak tergoda. Barangkali karena bukan kau. Menunggu jadi aktivitas ku belakangan ini. Mungkin hanya kau yang ku tunggu. Kita akan duduk bersama, berjalan, dan bergandengan tangan. Ah, itu prosa kemarin kemarin yang tak terbaca kira nya. Tapi Aku lebih suka begini. Menggores diksi tak berarti ya Aku yang paham.
 

Aluna Alanis's Life Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting