Selasa, 25 Februari 2014

Lo berdasi, So What??

Diposting oleh Unknown 0 komentar
Bengong! Pas naek angkot, belum jalan masih ngetem nunggu penumpang penuh.kata nya. Ya memang. sembari menunggu, saya duduk dibangku depan tepatnya sebelah sopir. panas. tidak ada minuman dingin juga. kipas kipas. ada penumpang ibu paruh baya dibangku belakang. angkot sudah hampir penuh tinggal satu orang untuk dibangku paling belakang. tak lama penumpang terakhir tersebut datang. 

Alhamdulillah angkot bisa langsung jalan, gumam saya. penumpang tersebut bermaksud masuk keangkot dan celingak celinguk mencari bangku yang kosong. ibu yang duduk dibangku belakang saya yaitu bangku tengah pun menunjuk bangku yang dibelakang. penumpang terakhir tadi pun bukan masuk malah keluar lagi dan bermaksud tidak mau naek angkot. kemudian sopir datang dan siap berangkat, dan meminta penumpang terakhir tersebut masuk tetapi dia tidak mau dan berkata saya tidak mau dikursi belakang karena panas saya capek pulang dinas. 

saya bengong mendengarkan itu. kemudian tak kalah membuat saya tersedak dan emosi tingkat tinggi, kenapa? karena sopir pun menghampiri penumpang tersebut dan berkata " yo la pak bisa diatur. sopir menghampiri dan meminta ibu tadi kebangku belakang dengan berkata "bu,bisa pindah tidak kasian bapak ini pulang dinas capek, jadi ibu duduk dibangku belakang ya". ibu tadi menyaut "saya juga capek gak sehat, ya kalo mau enak mobil sendiri, yang datang lebih awal ya milih. sopir tetap saja menyuruh ibu tersebut untuk duduk dibelakang, ibu itu pun bersikeras tidak mau. yang terjadi penumpang terakhir tidak naik. 
Bodoh umpat saya, iya lah mau enak mobil sendiri. saya bengong tadi karena betapa status sosial disini digunakan untuk seperti gw yg berkuasa. sopir nya juga pilih kasih. berdasi apa itu yang jadi kekuatan?tidak.
Saya miris dengan hal seperti ini. ada ada saja.

Jumat, 14 Februari 2014

Common Women

Diposting oleh Unknown 0 komentar
“I am nothing special, of this I am sure. I am a common woman with common thoughts and I've led a common life. There are no monuments dedicated to me and my name will soon be forgotten, but I've loved another with all my heart and soul, and to me, this has always been enough..”

Else

Diposting oleh Unknown 0 komentar
What can you do if you are thirty and, turning the corner of your own street, you are overcome, suddenly, by a feeling of bliss - absolute bliss - as though you'd suddenly swallowed a bright piece of that late afternoon sun and it burned in your bosom, sending out a little shower of sparks into every particle into every finger and toe?

Fall in You

Diposting oleh Unknown 0 komentar
Falling in love was as much about receiving as it was giving, was it? It seemed selfish. It was not, though. It was the opposite. Keeping oneself from being loved was to refuse the ultimate gift. He had thought himself done with romantic love. He had thought himself an incurable cynic. He was not, though. He was only someone whose heart and mind, and very soul, had been battered and bruised. It was still - and always - safe to give since there was a certain deal of control to be exerted over giving. Taking, or allowing oneself to receive, was an altogether more risky business. For receiving meant opening up the heart again. Perhaps to rejection. Or disillusionment. Or pain. Or even heart break. It was all terribly risky. And all terribly necessary. And of course, there was the whole issue of trust... #NIGHT_YOU

Senin, 03 Februari 2014

#PerfectFebruary 22 Years

Diposting oleh Unknown 0 komentar
Hello Februari,
ternyata kau datang lebih awal dari yang kumimpi semalam
kemarin baru saja ku hirup udara Januari yang terlihat masih berembun
apadaya kau pun meminta ku untuk terus menyusuri jalan mu juga
entah mengapa, aku hanya bisa tersenyum
tiada hal yang dapat aku ungkap
serasi aku memiliki engkau pada saat ini, seakan waktu ku ada pada mu

Dear Februari,
mereka kau kira ku sapa adalah teman sejawat yang lama tak jumpa
kau adalah waktu yang patuh akan aturan Tuhan untuk bergulir
entah apa yang istimewa jika kau tiba
ku ingin menyapamu selayak menyapa pagi hari seperti biasa
mungkin lebih istimewa dengan hangat
ku tak akan berkisah lara pada Januari
karena itu kenangan yang telah usai ku ceritakan

Hai Februari,
sapaan ku kali ini beda
penasaran kah kau, barangkali kau menebak-nebak
kau akan jadi teman ku yang akan ku raih mimpiku
kita bercerita, bermimpi, menyusun rencana-rencana gila
dan ada satu waktu yang beda nanti itu
sesungguhnya ku tak memaksa,
tapi ikhlas darimu kuharapkan
aku mengabarkan diawal mu
ada satu hari yang menambah usia ku
yang semakin dewasa tak lagi remaja
ya...22 tahun, aku menjadi 22 tahun
semoga semuanya akan ku dapat keberkahan dari Tuhan ku
Yang Maha Cinta

Ya Februari,
kau tunggu saja ya, bukan perintahku
hanya pinta ku
terimakasih :)
 

Aluna Alanis's Life Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting